Chapter 11

26 9 28
                                    

Pagi hari yang cerah disertai dengan kicauan burung-burung membuat suasana menjadi sangat nyaman. Cahaya matahari yang menyinari dunia dan langit yang terang membuat gedung-gedung kota berkilau

Di markas organisasi pahlawan, terlihat Ken yang masih tidak sadarkan diri. Namun, tak berselang lama Ken bangun dari pingsannya. Ia masih merasakan sakit ditangannya. Dilihatnya tangan itu dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi selama ini.

Ken mencoba keluar dari kamar, mengelilingi seluruh markas dan tidak ada siapapun selain dirinya. Ia pergi ketempat latihan kemudian melihat batu besar itu masih ada disana. Ken mencoba untuk menghancurkan batu itu kembali namun seperti biasa, gagal.

"Ksshh.. sialan.." Ken terus memukul batu itu sambil berteriak lalu menangis.

Ken benar-benar pasrah dengan keadaannya saat ini. Rudy mati, Hendra tidak ada kabar, Arok terluka, dirinya selalu diincar. Semua itu menjadi beban pikiran Ken.

Saat air mata Ken sedang mengalir, tangan seseorang menepuk pundaknya. Tangannya terasa hangat meskipun terhalang pakaian. Ken melihat kebelakang dan terlihat seorang pemuda tampan namun juga manis.

"Hei kenalin aku Danar. Kamu kenapa sedih?" Tanya orang itu yang ternyata adalah Danar.

Danar mengajak Ken pergi ke Taman Melati untuk melakukan refreshing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danar mengajak Ken pergi ke Taman Melati untuk melakukan refreshing. Danar mengajak Ken untuk berbicara dan bercerita.

"Aku ngga berguna kak, gara-gara aku semuanya jadi kacau." Ken menundukkan kepalanya meratapi nasib.

"Kenapa kamu berpikiran kaya gitu?" Tanya Danar.

"Gara-gara aku.. temanku meninggal. Temanku yang satunya lagi hilang entah kemana, rekanku juga terluka gara-gara aku tidak membantu saat itu. Aku memang orang yang payah." Jelasnya dengan nada lesu.

"Siapa bilang kalau kamu itu ngga berguna?" Danar menyentuh rambut Ken.

Ken melihat mata Danar dan terdiam.

"Jangan menyerah terhadap suatu hal, satu kejadian yang tidak mengenakan mungkin bisa membuat kita depresi. Namun, kalau kamu mampu menemukan jalan keluarnya kamu pasti bisa melaluinya. Semua kejadian yang kamu alami jangan kamu ambil negatifnya saja. Coba kamu ambil sisi positifnya misalnya kamu sudah menjadi lebih kuat sekarang, lalu kamu juga sering mengkoreksi dirimu sendiri. Itu suatu kemajuan juga loh." Danar memberikan motivasi kepada Ken agar tetap semangat dalam menghadapi kehidupan meskipun terasa pahit.

Rasa sedih yang dialami Ken berubah menjadi rasa Ken. Ken melihat wajah Danar yang terus memancarkan energi kehidupan. Danar berdiri dari kursi dan mengajak Ken untuk tos.

"Tetap semangat." Katanya sambil tersenyum.

"Iya!" Ken membalas dengan senyuman juga.

Tiba-tiba para pengunjung berlarian sambil berteriak kencang. Entah apa yang terjadi semua berlarian tak karuan. Danar bertanya kepada salah satu pengunjung yang sedang mencari istri dan anaknya.

"Bang, ada apa ini? Ini kok pada lari ketakutan semua?" Tanya Danar.

"Ada monster bang! Ini saya lagi cari istri sama anak saya." Jawabnya dengan penuh khawatir.

Danar membantu pria itu untuk menemukan istri dan anaknya. Sedangkan Ken masih ragu untuk ikut membantu. Ia takut kalau ia hanya akan menjadi beban. Namun, Danar tetap memaksa Ken untuk ikut membantu.

Setelah berkeliling cukup lama, akhirnya mereka menemukan istri dan anak dari orang itu. Namun, naas keduanya sudah dimakan oleh monster itu.

Pria itu syok ketika melihat hal itu. Danar dan Ken hanya terdiam tidak bisa melakukan apa-apa.

HEROES WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang