Chapter 28

7 2 0
                                    

Hendra maju duluan dan mencoba untuk membacok Nenek Lampir itu. Namun, serangan itu berhasil ditahan menggunakan tongkatnya. Ia membalas serangan Hendra menyerang perut Hendra.

Disusul oleh Aramico yang menendang bolanya tepat kearah kepala nenek itu. Dengan cepat Nenek Lampir itu menghindarinya dengan melompat. Nenek Lampir sangat mendominasi pertarungan. Meski ia terlihat sangat tua, nenek itu mampu bergerak dengan sangat cepat.

Hendra sadar akan hal itu, lalu ia menggunakan teknik Shadow Clone agar nenek itu tidak dapat bergerak. Karena tau apa yang akan terjadi jika terkena serangan dari Hendra itu membuat sang nenek mengeluarkan sihirnya.

Ia membaca sebuah mantra yang tidak bisa dijelaskan kata-kata. Kemudian secara mengejutkan semua keris milik Hendra berbalik arah menyerang Hendra. Hendra yang terkena serangannya sendiri membuat dirinya tidak bisa bergerak.

"Hendra!" Teriak Aramico melihat Hendra yang terluka.

"Jangan khawatirin saya bang! Fokus aja serang dia!" Pinta Hendra.

Sesuai dengan permintaan Hendra, Aramico fokus untuk menyerang Nenek Lampir daripada membantu Hendra. Aramico bertarung layaknya seperti bermain sepak bola. Dengan kelincahan seperti pemain bola, Aramico terus menyerang nenek itu dari berbagai arah.

Tetapi berkat sihir yang dimiliki oleh nenek tersebut, membuatnya sulit untuk di sentuh.

"Mengapa kau tidak memukulku saja, daripada lelah menggunakan bola yang jelas tidak akan bisa mengenaiku." Tanya nenek itu.

"Aku tidak mau mengambil resiko. Karena aku bertarung layaknya seperti sedang bermain bola, maka selayaknya aku juga harus mentaati peraturan seperti bermain bola." Aramico menjelaskan.

"Apa maksudmu?"

"Dalam permainan sepak bola, pemain hanya boleh menggiring, menendang, dan menangkap bola. Tentu saja hal itu menandakan bahwa kaki adalah satu-satunya anggota tubuh yang hanya diperbolehkan bergerak dalam permainan ini. Jika aku menggunakan tanganku untuk bermain maka akan dianggap pelanggaran dan tentu saja aku akan mendapatkan kartu pelanggaran. Jika aku mendapatkan kartu kuning, artinya aku mendapatkan peringatan. Lalu, jika aku melakukan pelanggaran untuk kedua kalinya maka aku akan mendapatkan kartu merah yang artinya aku dikeluarkan dan tidak diperbolehkan untuk main." Aramico menjelaskan panjang lebar.

"Jadi.. apa intinya?" Tanya nenek itu lagi.

"Jika aku memukulmu, maka sama saja aku melakukan pelanggaran. Aku akan mendapatkan peringatan dengan terlukanya kedua kakiku. Sedangkan jika aku melakukan serangan kasar lagi kepadamu, maka kedua kaki akan mendapatkan kelumpuhan sementara selama satu hari. Intinya, aku tidak bisa kasar padamu orang tua." Lanjut Aramico.

Mendengar penjelasan panjang lebar dari Aramico membuat nenek itu merasa bosan. Ia langsung mengeluarkan teknik sihir paling mematikannya.

"Ultimate: Tengkorak Hitam!" Nenek Lampir itu menembakan sihir berbentuk tengkorak hitam raksasa. Tengkorak itu langsung menyambar Aramico dengan cepat sehingga Aramico tidak sempat untuk menghindarinya.

Sebuah ledakan terjadi sehingga membuat bagian atas gedung hancur.

HEROES WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang