Chapter 35

14 1 8
                                    

Habil mengayunkan pedangnya dan mendaratkan pedangnya itu kearah tubuh Lampor dengan keras. Namun, dengan mudahnya Lampor menahan serangan itu dengan kedua tangannya.

"Usaha yang sia-sia." Ejeknya.

Lampor mengehempaskan Habil kebelakang. Giliran Ken yang menyerangnya. Ia berusaha menendang kepala Lampor, namun lagi-lagi Lampor berhasil menahan dengan tangannya.

Lampor yang memegang kaki Ken langsung melemparnya ke depan. Ken berhasil mendarat dengan posisi berdiri. Habil berlari ke arah Lampor dan mengayunkan pedangnya ke berbagai arah.

Namun, dengan lihai Lampor menghindari setiap ayunan pedang itu. Sampai pada satu titik Lampor menyetuh pedang Habil dan dengan memanfaatkan angin, ia menghempaskan Habil kebelakang sampai-sampai pedangnya hancur.

Ken menyadari bahwa Lampor bisa memanfaatkan apapun yang ada disekitarnya. Ia hanya menggunakan angin yang kekuatannya kecil lalu mengubahnya menjadi besar seperti kekuatan angin topan.

"Tidak perlu terkejut begitu. Aku memang bisa memanipulasikan semuanya. Bahkan sehelai kertas pun bisa kuubah menjadi senjata yang mematikan dan dapat membunuh puluhan atau bahkan ratusan orang." Jelas Lampor.

Mendengar penjelasan Lampor, Ken dan Habil semakin waspada. Jika memang benar yang dikatakan Lampor maka tentunya hal ini akan menjadi sangat berbahaya jika mereka bertarung dengan bar-bar.

"Kita harus buat rencana untuk mengalahkannya!" Ujar Habil.

"Iya, kayaknya ini bakalan sulit."

"Hihihi.. tidak usah repot-repot. Mau apapun rencana kalian, kalian tidak akan bisa menyentuhku." Ucap Lampor.

Lampor melayang di udara dan mengluarkan Ultimate nya. "Ultimate: Lubang Kegelapan."

Sebuah cairan hitam membentuk lingkaran disekitar Habil dan Ken berdiri. Akibat cairan itu mereka tidak bisa bergerak sama sekali, bahkan kekuatan mereka berkurang drastis. Lampor kemudian menjelaskan jika mereka terlalu berdiri disitu mereka akan tenggelam dan mati karena kehampaan.

Habil dan Ken berusaha untuk keluar dari cairan itu, namun sia-sia. Perlahan-lahan tubuh mereka berdua mulai tenggelam kedalam cairan itu. Merasa jiwanya terancam, Satan langsung mengambil alih tubuh Ken.

Secara mengejutkan, tubuh Ken melompat dan otomatis terbebas dari cairan itu. Lampor yang heran langsung bertanya-tanya apa yang terjadi. Tidak sempat memikirkannya, Lampor melihat sesuatu yang lain dari Ken.

Tentu saja karena aura Ken kini telah berubah menjadi aura Satan. "Kau berusaha membunuhku, Humanoid sialan!" Ucapnya dengan kesal.

Lampor menyadari bahwa itu bukanlah Ken melainkan Satan, jiwa yang ia masukkan kedalam tubuh Ken.

****

Di hutan terbengkalai, Hendra masih bertarung dengan Blood Flower. Sayangnya, kini ia berhasil dijebak oleh akar-akar berduri. Akar-akar itu mengikatnya dan duri-duri dari akar itu terus menusuk seluruh tubuh Hendra yang membuat Hendra merintih kesakitan.

Untungnya, Devon berhasil menolongnya. Ia terus memotong akar-akar itu menggunakan goloknya. Melihat tubuh Hendra penuh luka, Devon meminta agar Hendra beristirahat saja. Devon mengeluarkan pistolnya dan menembak tubuh Humanoid itu.

Tembakan itu berhasil mengenai tubuh Blood Flower 3 kali. Blood Flower yang muak langsung mengeluarkan Ultimate nya. "Ultimate: Poison Plant." Blood Flower mengeluarkan racunnya yang beraroma tidak sedap. Racun itu menyebar keseluruh hutan. Mereka yang menghirup racun itu terlalu lama akan mati perlahann-lahan.

Tidak hanya itu, racun tersebut juga menyebabkan seluruh tanaman, dan pohon yang ada disekitar hutan itu layu dan mati. Hal itu membuat Devon terpikirkan sesuatu.

"Kau bilang bahwa kami manusialah yang telah merusak alam. Namun, kau sendiri tidak sadar bahwa racunmu itu juga merusak mereka semua." Jelasnya.

Mendengar hal itu, membuat Blood Flower naik pitam "JANGAN SOK TAUU!! TUMBUH-TUMBUHAN YANG TERKENA RACUNKU TIDAKLAH MATI! ITU SEMUA ADALAH BENTUK KESENANGAN MEREKA SAAT MENERIMA RACUNKU YANG WANGI!!"

Sementara itu, Dafa yang masih bertarung sengit dengan Elvagar juga terganggu oleh aroma racun itu. Sebenarnya Elvagar merasa terbantu, namun ia juga merasakan apa yang Dafa rasakan ketika mencium aroma racun itu.

"Sebaiknya kita mengakhiri ini dengan cepat!" Dafa bersiap-siap untuk mengeluarkan Ultimate.

"Hehe.. coba saja!" Gertak Elvagar.

"Ultimate: Bintang Jatuh."

"Ultimate: Terjangan Roh."

Adu Ultimate pun terjadi. Dafa melayangkan pukulan bintangnya, sedangkan Elvagar merubah dirinya menjadi roh dan menghantam dirinya sendiri kearah Dafa. Berkat bantuan dari mata bintang, Dafa memperkuat pukulannya dan mengakibatkan ledakan cukup besar beserta dengan bintang-bintang kecil yang menyebar.

Elvagar yang kalah dalam adu kartu AS itu menghilang menjadi abu. Dafa menang, namun disisi lain ia kewalahan karena mengeluarkan energi yang cukup besar bahkan hampir membuatnya pingsan.

Dafa melihat tangannya dan ternyata tangannya tidak terluka seperti sebelumnya. "Heh.. peningkatan yang hebat."


HEROES WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang