SEKOLAH SPENTIPAT
PUKUL 07.00 WIBSetelah 2 Minggu ditutup akhirnya sekolah dibuka kembali. Walaupun begitu masih banyak siswa siswi yang takut untuk pergi ke sekolah. Para guru tidak bisa memaksa mereka untuk sekolah karena mereka paham dengan kondisi saat ini.
Tidak seperti senin biasanya, pelajaran langsung dimulai tanpa diadakannya upacara bendera. Meskipun masih diselimuti dengan rasa trauma, Ken tetap hadir ke sekolah. Terlihat hari ini hanya beberapa murid yang datang. Banyak dari mereka yang merasa sedih dengan kematian Rudy.
Mereka juga menyalahkan Ken atas apa yang telah terjadi. Ken hanya bisa termenung seharian selama pelajaran. Sampai ketika waktu istirahat, Ken hanya membaca buku dan tidak memakan bekalnya. Saat sedang fokus membaca salah satu teman Ken datang menghampirinya.
"Kamu ngga apa-apa Ken? Matamu pucat loh." Ucapnya sambil menunjuk mata Ken.
"Mira... Aku ini pengacau ya?" Ucap Ken dengan nada yang lemah.
"Loh kenapa kamu berpikiran kaya gitu?" Mira kebingungan.
"Semua orang menganggap aku ini pengacau. Semua orang menganggap aku ini perusak. Semua orang menganggap kalo aku ini pembawa sial. Dan ternyata semua ucapan itu benar karena gara gara aku Rudy jadi tiada." Ken langsung tertunduk lesu.
Melihat temannya yang frustasi, tentu saja membuat Mira merasa kasihan. Mira merupakan tipe orang yang tidak tegaan jika melihat orang lain bersedih.
"Ken.. kamu jangan berpikiran kaya gitu. Kamu itu orangnya baik, kamu itu orangnya kuat. Jangan mudah terpancing sama omongan orang lain, banyak kok yang masih peduli sama kamu, banyak juga orang yang nganggap kamu itu berguna. Jadi ngga usah sedih ya? Aku bakal selalu ada kok kalau kamu butuh teman curhat, ataupun kamu pengen minta tolong pasti aku bantu." Ucap Mira dengan tatapan yang membuat hati Ken menjadi tenang.
Kata demi kata yang diucapkan oleh Mira membuat Ken merasa lebih baik. Mira satu-satunya teman Ken yang masih peduli terhadapnya. Bahkan Mira menjadi satu-satunya teman perempuan yang selalu dekat dengan Ken.
Beberapa jam kemudian, sekolah telah usai dan seperti biasa para murid diminta untuk segera pulang. Namun tidak bagi Ken, dia telah berjanji dengan Habil bahwa dia akan berlatih setelah pulang sekolah. Ken langsung bergegas menuju tempat latihan.
Sesampainya disana terlihat Habil yang sudah menunggunya, didepannya juga terlihat batu yang sangat besar. "Akhirnya kamu datang juga." Katanya sambil menepuk punggung Ken.
"Kenapa ada batu besar disini dok?" Tanya Ken.
"Ini adalah batu yang harus kamu hancurkan." Jawab Habil.
"APA?! BATU SEGEDE INI?!" Ken kaget
"Iyap!! Kamu harus menghancurkannya sampai tidak tersisa." Ujarnya.
Tetapi sebelum menghancurkan batu itu. Habil meminta agar Ken melatih pukulannya terlebih dahulu. Dimulai dengan memukul pohon sampai tumbang. Selain itu, Ken juga akan dilatih untuk mengeluarkan Power Energy nya.
Ken mencoba memukul pohon yang ada disana berulang kali. Namun hanya dapat melancarkan 2 pukulan saja karena tangan langsung terasa sakit. Habil mengatakan bahwa itu merupakan hal yang wajar. Dengan sering berlatih maka Ken akan terbiasa.
Sementara Ken berlatih, Habil akan pergi ke markas untuk memanggil anggota lainnya. Tentu saja Ken menjadi kesal karena membiarkannya berlatih sendirian. Namun kekesalan itu direda oleh Habil dengan berkata bahwa akan ada saatnya Ken bertarung sendirian tanpa ditemani olehnya. Suasana seketika menjadi sangat hening.
"Oh ya Ken, jangan panggil aku dokter lagi. Panggil aku guru." Katanya sembari menghilangkan keheningan.
"I-iya..." Jawab Ken.
*****
PADANG SAREI
PUKUL 14.50Disepanjang jalan sosok berjubah terus berjalan tanpa henti. Melewati semua orang yang ada didepannya. Karena ke misteriusannya membuat ia sering kali diganggu oleh preman setempat.
"Woy sok Bana gaya ang siko ma pantek. Sok keren Lo ang." Ucap salah satu preman.
"WOY KARAMBIA DANGA NDAK NYO NGECEK?!! LIEK MATO DEN NDAK?!!" Bentak salah satu temannya.
Sosok berjubah itu hanya diam sembari tersenyum. Ketika para preman itu ingin menghajarnya, tiba-tiba saja...
Singgg!!
Kepala mereka langsung terpenggal. Sosok berjubah itu meneruskan perjalanannya setelah membunuh para preman itu. Tibalah dia disebuah sungai. Sosok itu mengucapkan mantra sihir sambil mengarahkan tangannya kearah sungai.
"Summoning.."
Tiba-tiba saja makhluk Humanoid muncul dari sungai tersebut. Seolah-olah sosok berjubah itu memanggilnya. Humanoid itu sangat kesal kepada sosok itu karena telah menganggunya.
"Beraninya kau membangunkanku sialan." Ucapnya dengan kesal.
"Hehehe.. kau masih seperti dulu, Octopas." Ejeknya
"Apa yang kau inginkan dariku?" Tanya Octopas.
"Ada suatu hal penting yang harus kau lakukan untukku, dan itu sangat tergantung padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEROES WORLD
ActionMenceritakan seorang siswa berumur 15 th di sekolah menengah yang menjadi pahlawan sekaligus pembasmi makhluk mengerikan yang diberi kode nama "HUMANOID". Dia masuk di sekolah akademi setelah lulus SMP. Dimulai dari sinilah perjuangan Ken sebagai p...