setelah melihat wajah anak tersebut,Axel tercengang,bagaimana tidak,wajahnya yang bulat dengan mata yang berair.dan dengan hidung yang memerah,itu semua terlihat manis di matanya.
ia sempat berpikir.untuk menculik pria manis tersebut dari orang tuanya, tindakan yang sangat gila.
"manis sekali,aku ingin memiliki nya sendiri"gumam Axel.
dan ia pun tiba-tiba terkejut,dan tersadar mendengar tangisan si kecil tersebut semakin kencang.
ber gegas ia menggendong tubuh mungil itu,dan membawanya ke dalam mobil.
"jalan!!,kita kerumah sakit sekarang!!"perintah nya pada Hans.
Aidan masih saja menangis sesenggukan hingga membuat Axel tak tega melihat wajah Aidan semakin memerah.
"hiks..hikss..s-sakit.."lirihnya yang kini tengah dipangku oleh Axel.
"shutt..jangan menangis baby."ucapnya menenangkan Aidan dengan tutur kata yang lembut.
Hans dibuat terkejut dengan penuturan lembut sang atasan, yang ia tahu,sang atasan sangat cuek dan acuh bahkan kepada putra-putrinya.
apakah benar ini bosnya?, sulit dipahami tapi itu benar-benar nyata.
tak ingin berlarut, ia terus fokus untuk mengendara,agar bosnya tidak terus marah padanya.
"uhuk..uhuk..hiks..hiks.."tangisnya di sertai dengan batukan yg mampu menyadarkan Axel.
"minum dulu baby."ucap Axel Lalau meminumkan mineral yg ia pegang.
gelk..
glek..
"terima kasih."ucap Aidan memandang Axel dengan mata yg masih ber air.
Axel di buat gemas melihat pria imut di depannya, apapun yg terjadi Aidan harus menjadi miliknya.
POV Aidan.
"dari tadi kek kasih minum,gak peka banget."ucap Aidan di dalam hati yg hanya bisa sistem dengar.
sistem di buat geleng-geleng kepala melihat tingkah aneh tuan rumah nya.
"sabar tuan,bukankah ini sudah biasa."ucap sistem menenangkan tuan rumah nya, bukannya tenang Aidan justru mendelik tak senang mendengar penuturan sistem.
ingin sekali ia melempar kan sistem ke sungai Amazon,seakan mendengar penuturan sang majikan,ia terdiam.
"ck..klo bukan Karna misi dari bos besar,males sekali menjadi bocah seperti Kunti bogel ini.."ucap Aidan kesal.
"sudah kecil..bulat lagi.."lanjutnya.
setelah beberapa menit kemudian, Bugatti tersebut sampai di rumah sakit milik tuannya.
Axel dibuat berlari,sebab bayi yang dia bawa tak kunjung berhenti menangis, dan itu mampu membuat seorang Axel Castellanos gusar, sedangkan sang asisten hanya dibuat gemas dengan melihat wajah imut Aidan.
"DOKTER!!."teriak Axel tak sabaran.
"hiks..
seakan tersadar bahwa teriakannya membuat bayi yang ia gendong ketakutan,ia segera menenangkan bayi tersebut di dalam pelukannya.
"hey..jangan menangis Baby.."ucap Axel lembut sembari mengusap-usap punggung si kecil.
Hans dan para dokter dibuat melongo, sebab siapa yang tidak tahu bahwa seorang Axel Castellanos itu kejam dan tak ber perasaan.
lalu apa ini? apakah desas-desus itu cuman sebuah rekayasa?.
tak menunggu waktu lama,axel membaringkan tubuh mungil Aidan di bangsal rumah sakit,segera dokter memeriksa keadaan Aidan.
"sepertinya cedera tuan muda akan sembuh dalam beberapa Minggu, yang dibutuhkan beliau hanyalah istirahat."ucap dokter sejenak lalu melanjutkan bicaranya.
"dan sepertinya cedera tersebut akan bereaksi malam nanti, Dan saya harap tuan menjaganya dengan baik."lanjut sang dokter.
"baiklah,kau boleh pergi."ucap Hans datar.
setelah dokter pergi bergegas Axel mendatangi bocah tersebut.
"apakah masih ada yang sakit hmm?."tanya Axel memastikan.
"kaki Aidan sakit paman..hiks.."ucap Aidan kembali menangis.
Axel dibuat kelimpungan melihat air mata Aidan kembali menggenang di pipi chubby nya.
"jangan menangis baby.."ucap Axel lembut.
Hans tak kaget lagi mendengar penuturan lembut dari sang majikan.
"apa kamu tadi bilang? paman? panggil aku Daddy."ucap Axel kembali dengan nada tak kalah lembut dari sebelumnya.
"d-dady.."sambung Aidan.
"good boy."ucap Axel.
gemas Axel mendaratkan banyak ciuman di wajah bulat nan menggemaskan milik Aidan itu.
cup..
cup..
cup..
"geli Dady..hahahaha."ucap Aidan lalu tertawa sebab ia merasa geli.
setelah puas menghujani kecupan di pipi gembul milik putra bungsunya yang baru ia lalu membaringkan tubuh mungil Aidan di brankar rumah sakit.
"kau harus minum obat baby.."ucap Axel.
"tidak!!Aidan tidak suka obat Dady."ucap Aidan menolak penuturan sang Dady.
"mengapa begitu?."tanya nya.
"pahit..
oh astaga, di mana-mana kan obat selalu pahit lihatlah dia,dia kembali merajuk dengan pipi dan mata yang memerah menahan tangis.
"sini minum dulu obatnya baby."ucap Axel menyuapkan obat tersebut ke mulut Aidan.
"hiks..hikss..pahitt..hiks..
sekali lagi Axel dibuat kelipungan melihat air mata yang kini terus bercucuran di pipi bulat Aidan.
lekas ia menggendong Aidan ala koala,Lalu menenangkan nya dengan bujukan.
"ini tuan."ucap Hans menyodorkan permen lolipop kepada tuannya.
"ambil bonus mu nanti."ucap Axel lalu memberikan lolipop itu pada Aidan.
dan..
walaaa..
Aidan berhenti menangis lalu menyesap permen nya,dan ia tak lupa pula menyandarkan kepalanya di dada bidang sang Dady.
beberapa menit kemudian, terdengar dengkuran halus yg menandakan bahwa bayi kecil nya tengah tertidur pulas.
bergegas ia menaruh Aidan di atas brankar, iya dibuat gemas sekali lagi melihat cara tertidur Aidan, dengan pipi yang menggembung dan mulut yang terbuka mampu membuat seorang Axel tersenyum gemas.
"kau milikku baby.."lirih Axel dengan tatapan obsessi nya.
Baru kali ini ya tertarik dengan seorang pria kecil imut.
"cari tahu identitasnya!!"perintah Axel pada Hans.
"laksanakan."
karena merasa cukup gerah Axel membersihkan diri di kamar mandi rumah sakit.
tanpa ia sadari setelah ia masuk ke dalam kamar mandi dalam beberapa menit Aidan terbangun lalu melihat ke sekitar ruangan.
karena tidak melihat seorang pun di ruangan tersebut ia menangis lalu memanggil Dady nya.
"Dady..hiks..hiks..
Axel yang mendengar teriakan sang baby, bergegas menyelesaikan apa yang ia lakukan di kamar mandi,lalu segera menemui bayi kecil yang kini menangis sesegukan.
"hey.. jangan berteriak baby, tenggorokan mu bisa sakit."ucap Axel khawatir lalu menggendong Aidan.
"hiks.. Dady akan meninggalkan ku sendiri kan?,hikss..
"no baby, Dady tidak akan meninggalkan mu oke."ucap Axel mengelus punggung si kecil.
"jangan meninggalkan Aidan seperti papi dan mami."ucap Aidan menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik sang Dady.
deg~
KAMU SEDANG MEMBACA
berkelana dengan sistem (Aidan)✓
Historia CortaCERITA INI TERINSPIRASI DARI AUTHOR AURORALISA,saya terinspirasi sebab cerita nya sangat nyaman dan tenang untuk di baca,jadi mohon maaf bila terjadi pro dan kontra, sekian terima kasih 🥰🙏 seorang pria yang berkelana dengan sistem menuju ke dunia...