Bab 5

3.6K 208 1
                                    

cup~

cup~

cup~

tiga kecupan mendarat di masing²pipi anak Axel tersebut.

"kurang.."rengek kennan.

'apa ini? apakah kita tak salah dengar, seorang tuan kennan merengek seperti anak kecil'

cuppp~

kembali kecupan basah mendarat di pipi mulus kennan.

Axel yg melihat kejadian itu merasa cemburu akan kedekatan baby nya dan putra pertamanya.

"ekhemm..

deheman Axel mampu membuat seluruh mata tertuju padanya.

"sana pergi..."usir Axel dengan nada tak suka menatap Kennan.

mungkin mereka akan menjadi rival dalam memperebutkan bayi Aidan.

"bye-bye kakak."ucap aidan sembari melambaikan tangannya.

setelahnya ia bergegas ke arah Axel,Lalu kembali ke pangkuan sang Dady untuk melanjutkan makannya yg tertunda.

"baby..

"umm..

setelah beberapa detik,ia kembali bersuara.
"baby ikut Dady oke."ucap Axel.

"ote.."sahut aidan yg masih mengunyah makanan nya.

setelah lama menunggu, akhirnya sarapan pagi mereka pun terlaksana.

"let's go Dady.."ucap aidan di gendongan Axel.

kini Axel sudah rapih dengan stelan jas terbaru yg bisa di bilang stelan yg hanya di buat khusus untuk nya.

"Dady wangi.."ucap aidan.

Axel hanya bisa di buat tertawa gemas melihat tingkah putra bungsunya itu.

//SMA PEDULI BANGSA//

di parkiran mobil,tiga orang kini tengah keluar dari mobil keluaran terbaru,bahkan belum genap 1 bulan di rilis nya mobil tersebut.

"aku rindu baby.."lirih Kiara.

"aku juga."sahut Kinara.

sementara tanpa mereka sadari, banyak pekikan heboh karna hadirnya mereka.

"kak..kapan kita pulang?."tanya Kiara cemberut.

pletakk~

"ck...kita baru saja sampai Kiara Castellanos.."ucap Kinara memutar bola matanya malas.

"hehehe..

"yasudah kalian sana masuk."ucap kennan final.

"humm..

//CS.CORP.//

"wow..ini kantor Dady?.."tanya Aidan.

"tentu.."

Aidan kembali merasa kagum, melihat bangunan pencakar langit tersebut, bahkan bisa di bilang sangatlah tinggi dan kokoh.

sementara di sisi para karyawan,di buat melongo,karna bos mereka membawa seorang pria imut.

'kyaa..imut sekali'

'apakah dia putra bungsu pak Axel?'

'aku ingin sekali mencubit pipinya itu.'

sementara aidan hanya acuh,dan ia memeluk leher Sang ayah yg kini menjadi candu nya.

"wangii.."lirih nya,akan tetapi dapat di dengar oleh Axel,karna ia bergumam di samping telinga nya.

berkelana dengan sistem (Aidan)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang