bab 5. Al Kahfi Dalam Kandungan

36 20 1
                                    


Zulaikha berkaca - kaca melihat hasil test pack yang pada akhirnya positif meskipun tanpa seorang suami namun beratnya juga harus menjalani hidup dengan kehamilannya yang baru saja di tinggal oleh orang yang di cintainya, dalam harapan Al Kahfi bisa menjadi sebuah nama untuk calon bayi dalam perutnya bukan hanya itu dia pun sekarang usahanya sudah bekerjasama juga dengan Raina dan Tante Marwah menyetujuinya modal penghasilannya pun tidak berkurang justru semakin bertambah banyak menjadi 90 juta Dinar kalau di rupiahkan menjadi 2 milyar.

Allah masih memberikan kebaikannya untuk tetap bertahan hidup pada perempuan malang ini, dengan rezeki yang tidak pernah berkurang bahkan apa yang di impikan sekarang sudah jadi kenyataan tidak lain adalah seorang anak dan hanya anak yang menjadi berharga bagi hidup seseorang setelah menikah.

Ketika memeriksa USG berikutnya jabang bayi dalam kandungannya sudah terlihat kalau dia adalah seorang anak laki - laki, bagi Zulaikha ini adalah Al Kahfi dalam kandungannya yang kelak akan menjadi nama bayinya, karena surat itu yang menolong dirinya dalam rintihan pilu hidupnya selama ini menangis meratap nasib dan hanya bisa mengadukannya kepada Allah semata.

Dan Allah lebih mendengarkan doa orang yang menderita dan di jabah olehNya terlebih terdzolimi, kasus haria ini terhitung di pertengahan bulan sampai akhir bulan perempuan yang di perkosa oleh orang - orang tersebut tentara - tentara tersebut sudah mencapai 250 perempuan per harinya di Istanbul dan mereka rata - rata yang di tinggal sendiri di dalam rumah oleh suaminya.
   
Zulaikha berkaca - kaca melihat hasil test pack yang pada akhirnya positif meskipun tanpa seorang suami namun beratnya juga harus menjalani hidup dengan kehamilannya yang baru saja di tinggal oleh orang yang di cintainya, dalam harapan Al Kahfi bisa menjadi sebuah nama untuk calon bayi dalam perutnya bukan hanya itu dia pun sekarang usahanya sudah bekerjasama juga dengan Raina dan Tante Marwah menyetujuinya modal penghasilannya pun tidak berkurang justru semakin bertambah banyak menjadi 90 juta Dinar kalau di rupiahkan menjadi 2 milyar.

Allah masih memberikan kebaikannya untuk tetap bertahan hidup pada perempuan malang ini, dengan rezeki yang tidak pernah berkurang bahkan apa yang di impikan sekarang sudah jadi kenyataan tidak lain adalah seorang anak dan hanya anak yang menjadi berharga bagi hidup seseorang setelah menikah.

Ketika memeriksa USG berikutnya jabang bayi dalam kandungannya sudah terlihat kalau dia adalah seorang anak laki - laki, bagi Zulaikha ini adalah Al Kahfi dalam kandungannya yang kelak akan menjadi nama bayinya, karena surat itu yang menolong dirinya dalam rintihan pilu hidupnya selama ini menangis meratap nasib dan hanya bisa mengadukannya kepada Allah semata.

Dan Allah lebih mendengarkan doa orang yang menderita dan di jabah olehNya terlebih terdzolimi, kasus haria ini terhitung di pertengahan bulan sampai akhir bulan perempuan yang di perkosa oleh orang - orang tersebut tentara - tentara tersebut sudah mencapai 250 perempuan per harinya di Istanbul dan mereka rata - rata yang di tinggal sendiri di dalam rumah oleh suaminya.

Perang saudara belum juga berakhir padahal pada awalnya Suriah dan Istanbul adalah orang - orang yang penuh perdamaian ini karena konflik yang kemungkinan besar bisa jadi ada dalang di balik semua itu, dia menjadi pemeran utama mengadu domba dan menghasut agar terjadinya konflik iblis di atas iblis yang membuat silaturahmi persaudaraan menjadi pecah sampai - sampai perempuan - perempuan di perkosa sudah pasti ada menyetir pergerakan ini semua.

Yang terjadi maka terjadilah tapi kenapa ? Salah satu perempuan perempuan itu yang di selamatkan adalah Zulaikha, dia sudah tidak tahan pada akhirnya berlama - lama berada di kampung halamannya, psikologi mental Zulaikha hampir gila karena keadaan ini semua.

Rasanya ingin pulang ke Bandung mungkin lebih tenang di sana di banding di sini, lagi pula masih ada sanak keluarga di bandung yang mau menampung dirinya selain Tante Marwah.

Sekaligus bisa melahirkan dengan tenang di sana, kalau saja yang terlahir memang laki - laki dalam harapan pun anak itu bisa menjadi pelindung uminya yang hanya seorang diri dan sebatang kara.
 
Sepulang dari dokter kandungan waktu Ashar sudah terdengar, Zulaikha langsung masuk ke dalam kamar mandi dan menyiram tubuhnya dengan shower dan air hangat lalu membasuh tubuhnya dengan sabun dengan menggosok tubuhnya setelah itu barulah dia berwudhu dan mulai memakai mukena serta sarungnya juga menggelar sajadahnya.

Air matanya menetes di atas sajadahnya melihat pemandangan kota dari luar jendela membuatnya hatinya teriris karena mengingat kejadian ini yang membuatnya menjadi seperti ini.

Dia segera mengambil hpnya dalam mengirim pesan bbm ( blackberry messager ) untuk Safira Nurul Aini saudaranya yang tinggal di Dago Pakar Bandung yang tidak lain adalah sepupunya lebih tepatnya kakak sepupunya.

"Asalamualaikum teh Fira", salam Zulaikha.

"Walaikumsalam zul", balas Fira.

"Aku sudah enggak kuat lagi di sini aku mau balik ke Bandung", ujarnya karena hatinya yang benar - benar sedang merasa tersiksa sudah tidak bisa di tahan olehnya lagi.

"Aku izin dulu sama tante Marwah hari ini", tulisnya lagi.

Zulaikha membuka lemari dan mulai menyusun baju - bajunya untuk di taruh di dalam kopernya serta tas punggungnya kemudian dia berjalan keluar sebentar dan menemui Marwah yang tengah di dapur sedang membuat cemilan waffle keju.

"Tante aku sudah enggak tahan lagi dan enggak kuat lagi", air mata Zulaikha meneteskan air matanya.

"Tempat ini penuh luka yang di tinggalkan oleh Ashad aku mau kembali ke Ke Bandung", jujurnya kemudian.

"Itu hak kamu", kata Marwah.

"Asalkan ada yang menampung kamu di sana dan di sana masih ada Teh Fira kan", sahutnya kemudian.

"Yah aku sudah menghubunginya", katanya kemudian.

"Aku stress kalau terus dan menerus berada di sini bukan soal penuh luka yang di tinggalkan ashad tapi mengingat apa yang mereka lakukan terhadap ashad mereka perang saudara tapi egois terhadap keadaan orang di sekitar, untung saja bahan pangan masih tercukupi kadang - kadang pasar tutup kalau keadaan sedang parah padahal di rumah butuh beras, dan aku sudah mulai mengandung anak aku takut semua ini berdampak pada kandunganku", air mata Zulaikha menetes di pipinya.

"Sebenarnya tante juga berpikir begitu mungkin itu jalan terbaik untuk kamu di Bandung kehidupan kamu juga lebih terjamin", sahut Marwah.

"Iyah aku pamit nanti malam aku akan beli tiket ke Bandung", Zulaikha menganggukan kepala.

KahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang