Bab 28. Hidayah

14 14 0
                                    

"Ini foto - foto almarhum Ashad ketika saya menemukannya dan membawa jenazahnya ke Bandung untuk di makamkan waktu itu dengan pesawat Garuda Airlines dan kami pun yang melakukan sholat jenazah sengaja semetara waktu memang kami bohongi dulu umimu waktu itu melalui Aziz ketika dia menanyakan hal ini dengan saya dan itu saya jalankan atas amanah dari Aziz", jelas lagi Ustadz Jafar.

"Karena alasan umi masih dendam dengan Om Aziz", sahut Kahfi dan air matanya menetes melihat foto - foto tersebut.

Kemudian dia menyimpannya di dalam tasnya dan air mata yang lebih deras menetes sudah tidak bisa di tahan lagi olehnya.

"Dan sebenarnya nama Muhammad Kahfi adalah amanah juga dari abi kamu kalau suatu saat umi kamu melahirkan seorang anak laki - laki berilah namanya yang di ambil dari Surat Al Kahfi yang kerap di bacanya ketika di Istanbul agar bisa memberikan hidayah untuk dirinya sendiri juga untuk anaknya suatu saat juga dan kenyataan hidayah itu sudah di dapat oleh umi kamu dan kamu sendiri", sambung Ustadz Jafar.

"Ini semua karena petunjuk Allah yang saya minta juga selama ini", lirih Kahfi.

"Pastinya kamu tahu kalau kamu pelindung sepenuhnya umi kamu dan kamulah surat Al Kahfi yang terlahir dari perut perempuan untuk melindungi dari fitnah atau bahaya apapun yang mengancam perempuan di sekitarmu umi kamu dan kelak istri kamu", Kahfi menganggukan kepala mendengar pesan dari Ustadz Jafar dan meninggalkan ruangan dosen ketua Jurusan kampus.

Setelah mendengar adzan dzuhur kahfi mengambil air wudhu dan mulai untuk sholat dan setelah selesainya dia mengadukan semua apa yang di rasakan olehnya rasanya seperti benar - benar tersayat mengingat cintanya pada Hanum belum ada kepastian dari siapapun untuk Kahfi bisa mengkhitbahnya.

Dan ketika dia berada di kafetaria kampus Kahfi bertemu dengan Hanum dan menceritakan semuanya dia pun hanya bisa termenung mendengar ucapan dari Kahfi dan bola matanya nampak mulai akan berlinangan.

"Aku memang ingin bertemu dengan umi kandungku dan aku mau tahu seperti apa dia", lirih Hanum.

"Kalau saja juga tante Zulaikha masih menyimpan dendam dengan om Aziz mungkin semua ini enggak akan terjadi dan seharusnya kita berterima kasih kepada Hasyim dan keluarganya dengan ini semua perlahan Allah mengabulkan doa - doa kita agar tetap di satukan dan kamu bisa mengkhitbah aku karena sudah mendapat persetujuan dari mama Raina ibu kandungku karena dalam Islam pun orang tua wali enggak mungkin bisa menikahi anak perempuannya atau anak laki - lakinya kalau anak angkat dan belum mendapat restu dari orang tua kandungnya dan kalau perlu aku mau mama Raina membuat persetujuannya", ujar Hanum.

"Tapi Tante Raina mau mengambil kamu kembali namun aku sudah mencegahnya Om Zaki dan Tante Aliyah enggak semudah itu mengasuh kamu juga selama ini bertahun - tahun lamanya walau Tante Raina punya hak itu di dalamnya", jelas Kahfi.

"Aku paham", Hanum menganggukan kepalanya.

"Dan bertemu saja dengan beliau sudah cukup bagiku sekedar melihat wajahnya kalau dia masih hidup", bola mata Hanum mulai berkaca - kaca.

Ketika mereka sedang berdua rupanya Aswan mengamati mereka dari jauh dan matanya di picingkan dia sudah tahu kalau Hasyim sudah berdamai dengan Kahfi dan itu ancaman baginya.

Kahfi sendiri sedang menulis novel naskah kelimanya dan Aswan memiliki motif iblis di dalamnya.

Apalagi mengetahui naskah kelimanya sudah selesai dan sudah di kirim ke penerbit bahkan Kahfi akan melakukan launching buku kelimanya.

Setelah pulang dari kampus Kahfi bersama Hanum mencari ruko untuk usaha kuliner warkop Kahfi di ciwalk dan sudah mendapat tempat yang tepat di sana warkop namun di buatnya seperti kafe kecil pinggir jalan ciwalk.

Dia menjual roti bakar lumer dan kue pancong lumer dan donut lumer serta martabak mini juga corn dog dan ayam serta tahu sempol juga aneka minuman es.

Warkopnya di beri nama Kahfi Kuliner dan penghasilannya per hari dan per bulannya sudah mencapai 200 juta Allah terus menambahkan rezekiNya walau kadang badai kehidupan menerpa dirinya.

Dia pun meminta bantuan Adnan sahabatnya sendiri sebagai karyawan di sana dengan gaji 3 juta per bulan.

Firasat buruk entah kenapa ? Tiba - tiba saja menyergap ketika Kahfi baru saja juga pulang dari Kantor Penerbit Muslim ada yang mengawasinya dari jauh.

Sesuatu seperti akan terjadi padanya namun dia terus meminta perlindungan Allah agar di jauhkan dari mara bahaya dan ketika sedang mengendarai motornya dia merasa bannya mulai kempes rasanya Kahfi baru saja mengisi bensin dan dalam hitungan menit.

Suara keras menabrak dari depan motornya hingga dia terguling ke trotoar kepalanya terbentur oleh aspal dan darah mengalir di aspal dari kepalanya yang terakhir di dengarnya adalah suara teriakkan orang karena adanya kecelakaan dan orang - orang itu membawa Kahfi ke rumah sakit.

Hati Zulaikha menjerit mendengar kondisi Kahfi saat ini dia menangis di sisi tempat tidur pasien rumah sakit dokter Syifa mengatakan pendarahan cukup banyak di kepalanya akibat benturan keras dan harus melakukan operasi jahitan namun kondisi Kahfi yang lain tetap baik - baik saja bersyukurlah Zulaikha yang memang sudah tepat untuk memilih nama untuk anaknya saat itu.

Hanum masuk ke dalam kamar pasien sambil membawa brownis toping keju dan menaruhnya di atas meja.

Dia berdiri di sebelah kanan Zulaikha untuk menggosok punggungnya dan Hanum sudah menebak pelakunya adalah Aswan hal ini bisa di laporkan ke polisi kalau memang Zulaikha tahu karena percobaan pembunuhan namun Hanum menutup mulutnya sementara waktu.

Dia tahu arti diam zulaikha meski ada Hanum di sebelahnya dan sedang tidak mengajaknya bicara apalagi mengingat kalau Hanum memiliki tetangga yang anaknya membuat emosi ART di rumahnya bahkan sampai kata - kata kasar anak autis anak idiot keluar karena sikapnya anak itu yang kurang peka terhadap orang lain di ajak komunikasi dua orang oleh orang lain meskipun orang yabg sudah dewasa darinya umur 4 tahun sudah bisa menangkap kata - kata orang lain bahkan sudah mengerti di sekeliling seperti apa orang lain misalnya ada orang bilang jangan dulu sama dia karena dia lagi baru enggak mood anak itu langsung paham tapi ini tidak dan itu terhadap pembantu yang kerja di tempatnya wajar saja di bilang anak

idiot khilaf kata - kata kasar menghina anak orang keluar dari mulutnya karena kurang kepekaannya terhadap orang lain dan malah dia bicara sendiri dengan ucapan yang melantur bukan hanya itu kalau menganggu orang lain caranya terlalu berlebihan hingga akhirnya ketika hal itu di dengar oleh tuan rumah dan pembantu yang mengadukannya mereka mempercayai dan membawa anaknya ke rumah psikiater sudah jelas prilakunya memang kenyataannya autisme dan karena Hanum belajar dari itu semua dia bermain intuisinya akan sesuatu keadaan yang di rasakan dengan peka

KahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang