Bab 37. Pertemuan Hanum Dan Raina

8 7 0
                                    

"Kahfi ujian kehidupan bukan hanya di HIM atau apapun itu tapi selama dalam kehidupan adalah ujian permusuhan kamu dan Hisyam akhirnya membawa hidayah untuk memperlihatkan yang benar - benar iblis sebenarnya kalau bukan karena itu enggak ada yang tahu soal Aswan kan dan apa yang di lakukan bahkan mata kamu sendiri belum terbuka soal itu", nasehat Maulida.

"Aswan bisa saja kabur sudah berapa minggu ini juga memang enggak terlihat di sini dan sepertinya Literasi Muslim Indonesia menutupinya kalau pun kabur kita sama - sama tahu keberadaan Aswan di sana di mana dia masih punya sanak keluarga di Puncak", Maulida menambahkan kata - katanya.

"Walau rumah orang tuanya di Lembang dan polisi sebenarnya sudah ke rumah orang tuanya dan mereka memang mengakui kalau Aswan tiba - tiba saja enggak di kamarnya", ujar lagi 

"Dan saya tahu tekanan hidup sangat keras bukan hanya masalah penulisan tapi kehidupan kamu sendiri dan saya tahu Raina sudah berada di Bandung sekarang ini", tambahnya dengan ucapan kata - katanya.

Sehabis sholat maghrib Kahfi memeriksa barang - barang yang di jual di Kahfi Fashion dan Allah memberikan rezekinya lagi hari ini sudah banyak yang laku dan pemasukkan keuangan sudah mencapai 300 juta dan Zahra karyawan di Kahfi Fashion memperlihatkan juga rincian pengeluarannya juga tapi yang pasti tabungan rekening Kahfi sudah 2 milyar.

Dan di Kahfi Kuliner juga sudah mencapai 100 juta juga pemasukkan keuangannya usaha semua yang di jalankan laku keras termasuk karya kepenulisannya dan sekarang Kahfi baru saja menyelesaikan naskah keenamnya untuk di cetak lagi menjadi buku novel.

Apapun yang menjatuhkan Allah untuk menguatkan dirinya untuk berdiri walau kadang ada duri sekali pun yang menancap di telapak kaki.

Sehabis sholat Isya terdengar suara Sarah memanggil Hanum dari luar kamarnya dan dia tergesa - gesa keluar dari kamarnya tapi air matanya menetes melihat Kahfi bersamanya.

"Jadi ini umi Raina", air mata Hanum menetes dan dia menangis dengan deras memeluk dirinya Raina pun mengusap Hanum dengan penuh kasih dan sayang sambil bersyukur kalau anaknya teryata masih hidup.

Tante Raina juga sudah menyetujui hubungan kita dan dia akan mengeluarkan surat pernyataan persetujuannya untuk aku bisa mengucapkan khitbah sama kamu", sahut Kahfi.

"Kalau begitu kita bicarakan soal lamaran Kahfi dan Hanum untuk menetapkan waktu yang tepat", timpal Aliyah dan Zaki menganggukan kepalanya.

Sholat Istigharah Kahfi memang memperlihatkan wajah Hanum adalah jodohnya dan rupanya meski rumitnya suatu hubungan mereka tetaplah cinta yang berdasarkan karena Allah tetap di satukan oleh Allah.

Di usianya yang akhirnya sudah 20 tahun dan sekarang sudah menginjak semester 6 untuk menempuh jalur skripsinya Allah juga sudah meridhoi Kahfi untuk mengucapkan kata khitbahnya untuk Hanum.

Dan surat pernyataan persetujuan Raina pun sudah di sepakati bersama dua pihak keluarga untuk setuju Hanum melanjutkan jenjang berikutnya bersama Kahfi.

Pagi di acara lamaran itu, air mata Kahfi menetes melihat cincin yang tergeletak di atas meja dalam tempatnya.

Hatinya benar - benar merasa tidak percaya dengan apa yang menjadi kenyataan dalam wujud keinginannya selama ini mengkhitbah Hanum dan hari ini dia terlihat tampan dengan kemeja batik yang di pakainya juga celana bahan hitam untuk lamaran

Kahfi keluar dari kamarnya dengan di antar pihak keluarganya untuk menyerahkan seserahannya ke rumah Hanum dan ketika tiba di sana Hanum sudah menunggunya dengan kebaya sunda warna pink dan kain batik sunda berdiri di tengah di apit oleh Raina dan Aliyah serta Zaki juga Fathir yang menerima seserahan tersebut dari pihak keluarga Kahfi.

Dan Kahfi menyematkan cincin di jari manis Hanum dia pun meneteskan air mata melihat cincin tersebut.

"Ya Allah terima kasih atas apa yang menjadi akhir dari ini semua kalau memamg indah pada waktunya dan memang hidayah dari Allah adalah untuk kita tetap bersatu walau ribuan ujian di lewati bersama" ucapnya dalam hati.

Tiba waktunya juga kembali ke kampus dan ketika berada di kampus Kahfi mulai mengurus skripsinya dengan memilih judul yaitu Sastra Dalam Pandangan Islam dan juga dosen pendamping.

Ustadzah Humairah yang menuntun skripsinya sampai di persidangan penentuan akhir dari pendidikan tingginya di Universitas Al azhar Bandung.

Dan di perpustakaan dengan gairah semangat Kahfi mencari bahan - bahan ilmiahnya untuk penulisannya ketika itu pun Hasyim menghampiri dirinya dan tersenyum kepadanya.

"Selamat calon pengantin baru", ucapnya sambil menepuk pundaknya.

"Oh yah sebelum dzuhur ini kami tunggu di ruang organisasi mahasiswa untuk pembahasan pelepasan almamater dan mengalihkannya pada adik - adik angkatan paling enggak kita sudah pernah berbuat kebaikan terakhir kalinya dalam HIM kepada Palestina dan nasib Palestina masih seperti yang dulu mudah - mudahan mereka bisa meneruskannya untuk mereka karena perbuatan kebaikan adalah selama manusia hidup", ujar Hasyim.

"Iyah aku kesana", Kahfi menganggukan kepala dan mengikuti langkah kaki Hasyim ke arah ruang organisasi mahasiswa dan membicarakan hal tersebut air mata rasanya ingin tumpah tapi memang sudah waktunya adik - adik angkatan yang meneruskan perjuangan di HIM dan sekarang Kahfi dan lainnya lebih baik fokus dengan skripsinya sampai nanti sidang kelulusan kampus.

"Sebuah kisah pastilah ada akhir tapi akhir itu bukanlah untuk segalanya dalam sebuah perbuatan yang memang di ridhoi ini wqktunya beristirahat dari perjuanganku untuk sesama muslim", ucapnya dalam hati.

Dan setelah itu Kahfi memulai bimbingan skripsi pertamanya setelah sholat dzuhur selesainya ke Kahfi Fashion untuk rapat produk baru lagi di awal bulan depan barulah dia pulang ke rumahnya.

Tiba di rumah sudah terdengar adzan maghrib dia pun mulai untuk sholat maghrib dn setelahnya dia membaca surat Al Kahfi kembali dengan air mata yang berlinangan jatuh membasahi Al Quran di depannya.

"Ya allah akhirnya kalau memang hidup di jalani dengan keikhlasan maka semua pun akan berjalan karena restu dari Allah dan Allah meridhoi apa yang tersimpan dalam hati sebenarnya selama ini dan menjadi penat dalam hati ini hingga rasanya membuat tekanan dalam jiwa dan raga rupanya Al Kahfi yang sudah menjadi darah dalam tubuh membuat aku berkali - kali terselamatkan oleh keterpurukan dan melindungi aku dari bentuk kedzoliman manusia", ucapnya dalam hati.

Setelah selesai Kahfi membuka laptop dan mulai meneruskan mengetik revisi Kahfi pada bab 1 dan bab 2 revisi Kahfi tidak terlalu banyak jadi kemungkinan untuk sidang previewnya akan sebentar lagi juga.

KahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang