Bab 23. Hak Asuh

16 13 0
                                    

"Kalau memang tante berusaha mengambil Kang Fathir atau Fatimah karena menerima izin aku untuk mengkhitbah Fatimah juga tante harus berpikir ratusan kali juga", tegas Kahfi sambil menyudahi makannya dan berpamitan keluar dari rumahnya tapi juga meninggalkan nomor kontak whatsappnya agar sewaktu - waktu Raina bisa menghubungi Kahfi.

Yang di sesali oleh Raina adalah dia pernah meninggalkan Fathir di rumah sakit dan kalau saja dia mampu bertahan dalam hidupnya mungkin saat ini pun Fatimah masih bersamanya dan masih mau berusaha mencarinya dan percaya dengan mudahnya kalau Fatimah sudah meninggal dengan ucapan Gibran yang sebenarnya saat itu dia yang jelas - jelas mengambil Fatimah dan membawanya ke Bandung untuk di asuh bersama Aliyah dan mengganti namanya menjadi Hanum.

Hanum pun masih ingat sampai detik ini jati diri yang sebenarnya yang di cari - cari oleh Raina tapi informasi mengenai Raina dari Zaki kalau Raina sudah meninggal.

Raina menangis sejadinya bahkan sampai dia sholat taubat merasa bersalah dengan apa yang pernah di tinggalkannya dulu tapi juga meminta petunjuk dari Allah atas apa yang di rasakannya juga selama ini.

"Hasbunallah wanikmal wakil nimal maulana wanimal nassir"

"Hasbunallah wanikmal wakil nimal

Maulana wanimal nassir"

"Hasbunallah wanikmal wakil nimal

Maulana wanimal nassir"

"Hasbunallah wanikmal wakil nimal maulana wanimal nassir"

"Ya Allah terimalah taubatku ini agar semua kehidupan aku di lancarkan olehMu kalau memang masih ada kesempatan untuk aku bertemu Fatimah maka pertemukan aku melalui Kahfi dan lahirnya Kahfi adalah membawa keberkahan bagi apapun yang selama ini terpendam sudah waktunya untuk terbuka dan enggak berlarut - larut untuk terkunci dengan rapat pintunya aku benar - benar menyesal justru malah mengabaikan anakkku sendiri di saat Istanbul dalam keadaan parah dan hanya mempertahankan diriku sendiri kemudian mengakhiri pencarianku karena percaya begitu saja dengan kata - kata Kang Zaki yang selama ini sebenarnya menyembunyikan Fatimah dariku aku benar - benar minta ampunanMu ya Allah sebagai orang tua masih ada lalaiku dalam mengasuh seorang anak apalagi aku seorang sebatang kara karena enggak mampu lqgi mengasuh sendirian tanpa bantuan seseorang pendamping hidup ketika yang membantuku selama ini Marwah harus di syurga bersama ashad suami dari Zulaikha bahkan Gibran suamiku sendiri kami lemah karena adalah perempuan yang sebatang kara tapi juga kuat kalau ada yang menguatkan"

Di dalam apartemen tempat tinggal Kahfi sehabis sholat maghrib dia melihat lagi secarik kertas tersebut dan air mata sudah tidak bisa di bendung lagi olehnya.

"Fi", tegur Adnan yang membuka sedikit pintu kamarnya dan melongokan kepala keluar Kahfi pun menoleh ke arah pintu.

"Kita ke kantin yuk", ajaknya.

Kahfi hanya menghembuskan nafas dari mulutnya dan menaruh lagi secarik kertas itu di dalam tasnya dan mengikuti Adnan ke arah apartemen yang di sediakan kantin juga untuk makan gratis prasmanan.

"Hasyim membenci kamu karena terlalu menuntut soal keuangan akan kebutuhan hidup keluarganya padahal dengan ikhlas kamu sudah mengeluarkannya", sahut Adnan.

kang Adnan tahu rasanya bagaimana kalau aku harus menegur seorang yang selama ini memusuhi aku dalam Forum Penulis", jelas Kahfi sambil menyuap makanan ke dalam mulut.

"Hasyim membenci kamu karena terlalu menuntut soal keuangan akan kebutuhan hidup keluarganya padahal dengan ikhlas kamu sudah mengeluarkannya", sahut Adnan.

"Yang jelas Hanum sudah pasti tahu juga sebenarnya dirinya adalah Fatimah yang di cari juga Tante Raina selama ini dan dia baru saja bertemu aku dan menitipkan amanah kalau ingin bertemu dengan Fatimahnya yang selama ini hilang tapi sekarang sudah menjadi seorang Hanum bertahun - tahun aku tahu bagaimana rasanya orang tuanya", Kahfi menambahkan ucapannya.

"Allah mengirim aku kesini untuk menguak misteri yang selama ini juga di tutupi oleh orang - orang tentang masa lalu umi", air mata Kahfi menetes.

"Di mana makam abi masih basah dan aku jadi berpikir di mana abi di makamkan juga kenapa umi menutupinya juga dari aku dia hanya bilang abi di makamkan di Bandung tapi enggak pernah kasih tahu alamatnya entah kenapa dan malah menangis hingga aku urungkan niat untuk pertanyakan lagi soal itu", ujar Kahfi.

Tiba - tiba saja sesudah mereka makan ada informasi kalau ingin ke supermarket terutama untuk para relawan yang akan membagikan makanan kecil untuk rumah - rumah orang yang membutuhkan atau makanan siap saji sebentar lagi supermarket akan tutup dan Kahfi bergegas untuk ke supermarket membeli sebanyak - banyaknya makanan dan minuman untuk di bagi - bagikan lagi selain berupa uang 10 dinar untuk mereka dan sisanya Kahfi membawanya ke apartemen untuk cemilannya.

Baru saja selesai sholat Isya juga sudah terdengar ledakan lagi dari luar kamarnya dan berapa menit kemudian terdengar suara ramai dari luar kamar.

kahfi langsung bergegas keluar dari kamarnya mendapati Adnan yang lengannya terkena peluru nyasar, darah mengalir dari almamater hijau yang di pakainya.

"Astragfirullohaladzim", pekik Kahfi dan membantu untuk menolongnya dia pun ikut merasa panik.

Emosi menyertai dirinya ketika pikiran sedang kalut.

"Kamu jangan bengong ajaaaa goblok", !!! Teriak kahfi yang melihat wajah Fajar hanya bengong namun dia sebenarnya merasa kebingungan.

Fajar langsung berlari keluar dari apartemen dan mencari dokter khusus untuk relawan Universitas Al Azhar Bandung yang di kirim ke Istanbul dan dokter Muhammad Farid akhirnya tiba di lobby utama.

"Madha hadathan", ? Tanyanya ikut panik.

"usib sadiqi birasasat tayisha", jawab Kahfi dengan nafas tersenggal berat.

Dan akhirnya Adnan di bawa mobil ambulan untuk ke rumah sakit.

"Ya Allah inikah takdir yang di gariskan dariMu nama yang tersemat di diri aku ini sejak aku lahir dari umi karena sebagai pelindung hidup manusia dari apa yang Allah amanahkan meskipun aku juga merasa terluka dengan hati ini sendiri dengan apa yang terjadi dan yang ku alami aku mencintai sesuatu yang sulit aku sentuh"

"Astragfirullohaladzim", gumam Farid memekik sambil memandang layar Hpnya dan matanya terbelalak dia membaca berita online hari ini.

Di duga kalau memang jelas - jelas Suriah di setir oleh Israel karena produk - produk di Indonesia juga Israel tidak bekerja sendiri tapi melalui Suriah bisa kemungkinan seperti itu termasuk McDonald pun di Bandung mengganti namanya juga sementara agar tidak terkena boikot produk Israel karena menurut pegawai yang bekerja mereka hanya orang awam juga yang mencari nafkah namun ada salah satu mahasiswa Al azhar Bandung bernama Muhammad Kahfi dari Organisasi HIM Bandung yang menjadi relawan di Istanbul bahkan juga akan mendukung juga Palestina berada di resto tersebut bernama Muhammad Kahfi"

"Ada yang menyebarkan fitnah sama kamu fi untuk menjatuhkan kamu dan kita semua tahu siapa pelakunya tapi orang yang enggak tahu akan mengira kamu macam - macam dan siapa juga yang memoto kamu diam - diam", ujar Farid.

Air mata Kahfi menetes dia sudah tahu siapa pelaku yang menyebarkan fitnah untuk mencoreng nama baiknya dan ujian kesabaran yang lebih sulit di alami olehnya kali ini.

"Aku tahu siapa pelakunya juga", isak Kahfi.

"Hanya karena uang Hasyim tega melakukan ini semua padahal yang kita semua suarakan justru malah berkiblat pada Palestina dan Istanbul bukan Suriah atau Israel", air mata Kahfi sudah tidak bisa di tahan lagi untuk terus menetes.

"Aku bisa di boikot juga dalam Pergerakkan Penulis Muslim Indonesia yang berdakwah juga dalam karyanya", katanya kemudian.

"Walau bukan di HIM", ujar lagi Kahfi.

KahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang