Bab 29. Ujian Demi Ujian

13 13 0
                                    

Perlahan berjalan keluar kamar Hanum membiarkan Zulaikha sendiri dulu bersama Kahfi yang masih terlihat lemah walau sudah mulai mengobrol namun kepalanya masih terasa pusing sebelum akhirnya melakukan operasi.

Dia berjalan ke arah kafetaria rumah sakit dan membeli roti sobek juga kopi susu sambil menunggu waktu dzuhur Hanum mengunyahnya tapi pikiran kalut rasa khawatir terhadap Kahfi tidak bisa di ingkari olehnya lagi.

Air mata Hanum sudah tidak bisa di tahan lagi rasa takut kehilangan tersirat dalam diri tapi juga beristiqomah bisa saja semua ini terjadi kalau omnya itu kerap kali menunda - nunda waktu untuk minta maaf terhadap Zulaikha karena kebimbangan hatinya dan hatinya menjadi gelisah benar - benar getir yang di rasakan oleh Hanum.

Perasaan hatinya berkecamuk dan merasa tidak tenang sebenarnya namun ingin masuk ke dalam kamar pasien dalam kondisi sekarang ini Zulaikha dia membiarkan lebih dulu sendiri bersama Kahfi tapi juga rasanya ingin mengurangi beban Zulaikha dengan membantu Zulaikha menjaga Kahfi di rumah sakit.

Dan ketika kembali ke dalam kamar pasien Hanum menaruh tapperware di atas meja dan menyuapkannya dengan perhatian keikhlasan terhadap Kahfi kue pancong tersebut.

Air mata menetes sambil mengenggam pergelangan tangan Kahfi dan menangis dengan seenggukan.

"Kahfi aku selalu meminta Allah agar kamu juga selalu di lindungi oleh Allah dan aku merasa kalut pikiran dengan keadaan kamu yang seperti ini apalagi operasi di jahit kepala kamu itu enggak main - main tapi namamu layaknya Surat Al Kahfi yang akan selalu menjadi perlindungan untuk diri kamu layaknya Adam dan Hawa yang sebenarnya telah bersalah kepada Allah memakan buah kurdi awal dari surat Al Kahfi tapi bebas dari hukuman Allah dan hanya di turunkan ke bumi", isak Hanum.

"Aku juga semua melakukannya dengan ikhlas", sahut Hanum.

"Termasuk mencintai kamu juga dengan ikhlas", sambung Hanum kemudian.

"Kita sama - sama menguatkan saja", timpal Kahfi kemudian dengan suara lirih.

Sesudah sholat maghrib Hanum makan nasi nasi uduk warung depan rumah sakit tersebut, dan pikirannya penuh kekhawatiran terhadap keadaan Kahfi sekarang ini namun dia berusaha untuk tetap tenang.

Hanum menyuap makanan perlahan demi perlahan ke dalam mulut dan kemudian dia meminum es teh manisnya sambil mengaduk es di dalamnya juga.

"Ya Allah berikan aku hidayah dari apa yang aku alami juga selama ini bahkan tentang apa yang aku rasakan sendiri selama ini kalau memang sebenarnya justru aku sangat mau untuk bertemu dengan umi Raina"

Setibanya di rumah sakit dokter Asrul Abdillah memberi tahukan kalau Kahfi akan di operasi jahit kepalanya besok pagi jam 8 dan Hanum yang mendengarnya menganggukan kepala.

Hati Kahfi sendiri pun hanya ikhlas dalam senyumannya dia juga sudah menyerahkan semua hidup yang hanya sementara kepada Allah sekali pun mati karena Allah karena tujuan mulia hidup seseorang hanya untuk mati.

"Ya Allah kalau memang aku harus mati aku mati karena Allah dan tujuan hidupku adalah ikhlas dalam hidup untuk aku jalani walau ujian demi ujian aku harus tempuh bersama Hanum dan kalau memang ada yang memisahkan kita lebih mulia Allah bagiku daripada tangan manusia karena cinta aku adalah ikhlas hidupku adalah ikhlas termasuk matiku juga adalah ikhlas"

"Aku pun juga ingin hanya Allah yang memisahkan aku dan Kahfi karena cinta ini juga adalah tulus dan ikhlas dengan apa yang sematkan dalam hatiku dan air mataku juga hanya untuk cinta yang sekarang ada di depanmu"

Allohumm sholli 'ala sayyidina Muhammadin, tibbil quluubi wa dawaa-iha, wa 'aafiyatil abdaani wa syifa-iha, wa nuuril abshoori wa dliyaa-iha, wa 'ala aalihi wa shahbihi wa sallim"

Air mata mengucur dengan derasnya di atas sajadahhya sambil membaca shalawat syifa agar Kahfi di angkat penyakitnya dan mengadukan semua apa yang di rasakannya juga selama ini seperti benar - benar menyayat dengan kepiluan memendam penat cinta yang belum juga waktunya mengucapkan khitbah antara Kahfi dan Hanum di hadapan penghulu.

Zulaikha yang mendengar nama pelakunya rasanya dia ingin sekali menghukum orang itu dan ketika di rumahnya dia sengaja datang ke rumah Aziz dan Sarah untuk bicara dengan Hasyim.

"Tante Zulaikha tenangkan pikiran dulu sebenarnya saya pun khawatir dengan kondisi Kahfi saat ini dan besok mau operasi kan", Hasyim menenangkan Zulaikha dan dia duduk di sofa ruang keluarga rumah mereka.

Hatinya memang terguncang hebat melihat kondisi anaknya saat ini dan raut wajahnya terlihat orang yang stress berat akan hidupnya.

"Ini saya buatkan teh manis hangat dulu", Sarah menyungguhkan gelas di depannya dan Zulaikha meminumnya lalu menaruhnya di atas meja.

KahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang