Bab 30. Wasiat Marwah

13 12 0
                                    

"Selama ini memang Kahfi memberikan uang untuk saya yang di amanahkan untuk di berikan keluarga kami tapi uang itu terus di makan oleh Aswan dan kita semua juga tahu siapa Aswan dan selama ini pun hidup saya di setir olehnya dan kalau bukan karena saya pun mengetahui jati diri saya sendiri kami enggak akan berdamai tante tapi tante satu hal yang tersirat juga di hati saya apa tante tahu di mana umi Marwah di makamkan apakah juga di bawa ke Bandung", ? Di akhir katanya Aziz pun menanyakan hal yang sama dengan Kahfi.

"Sebenarnya tante juga menyimpan amanah wasiat dari Marwah", lirih Zulaikha sambil mematung dan mengeluarkan secarik kertas juga dari dalam tasnya dan air matanya menetes dengan deras ketika Aziz mulai untuk membacanya.

Kalau anakmu lahir laki - laki

Dan belum juga menemukan jodohnya

Maka anakmu bisa berjodoh dengan

Anakku kelak.

Marwah Abdullah

"Alasan ini yang buat tante selama ini diam dan masih gusar dengan apa yang Kahfi minta selama ini mengenai Hanum kalau belum Kahfi mengkhitbah Hanum maka amanah itu tante harus jalankan untuk membatalkan semua apa yang sudah tante setujui atas hubungan Hanum dengan Kahfi dan kamu yang akan menikah dengan Hanum bukan Kahfi", air mata Zulaikha menetes dengan perlahan atas apa yang di pendamnya juga selama ini

"Tapi Hanum sangat mencintai Kahfi dan aku enggak mungkin merebut Hanum dari Kahfi", air mata Hasyim juga menetes

Perasaan hati Hasyim amat berperang karena apa yang baru saja juga di lihat olehnya dan air matanya benar - benar menetes dengan derasnya sambil meremas secarik kertas tersebut hatinya ingin menjerit kalau sampai dia menjalani amanah tersebut sama halnya menambah luka pada hati Kahfi dan Kahfi akan adu mulut kembali dengan Zulaikha.

Hasyim sudah bisa membayangkan hal tersebut dan ketika Zulaikha meninggalkan rumah Hasyim dia gelisah masuk ke dalam kamarnya dan kemudian dia mengambil air wudhu untuk mulai sholat Isya.

Air mata yang sulit di tampungnya tumpah di atas sajadahnya

Perasaan hati Hasyim amat berperang karena apa yang baru saja juga di lihat olehnya dan air matanya benar - benar menetes dengan derasnya sambil meremas secarik kertas tersebut hatinya ingin menjerit kalau sampai dia menjalani amanah tersebut sama halnya menambah luka pada hati Kahfi dan Kahfi akan adu mulut kembali dengan Zulaikha.

Hasyim sudah bisa membayangkan hal tersebut dan ketika Zulaikha meninggalkan rumah Hasyim dia gelisah masuk ke dalam kamarnya dan kemudian dia mengambil air wudhu untuk mulai sholat Isya.

Air mata yang sulit di tampungnya tumpah di atas sajadahnya.

Ya Allah rasanya sulit juga aku menerima semua kenyataan ini dan rasanya aku enggak mungkin merebut orang yang di cintai sahabat aku sekarang ini dan aku benar - benar merasa badai ini terlalu sulit juga aku lalui, aku pukulan hati aku benar - benar enggak mungkin bisa aku elakkan lagi juga selama ini aku merasa sesak nafasku akan semua ini apakah aku harus menambah penderitaan Kahfi juga padahal tante Zulaikha juga sudah terluka dengan apa yang pernah dulu lakukan Ya Allah ampunilah semua kesalahanku juga di masa lalu dan juga kedua orang tuaku"

Hasyim menyeka air matanya dan keluar dari kamarnya tatapan matanya menyiratkan apa yang di rasakan sendirinya terhadap Aziz.

"Syukurlah Tante Zulaikha mau menerima maaf dari abi dan umi dengan ikhlas membantu ini semua tapi apa yang aku alami sekarang ini apakah abi sendiri paham jelas - jelas ini adalah wasiat dari Tante Marwah untuk Tante Zulaikha menyampaikannya pada abi", di akhir kata ucapannya Hasyim menjadi keras kepada orang tuanya.

"Kahfi selama ini menjadi sahabat satu - satunya hidup aku dan sebagian orang sempat menjauhi aku karena apa yang aku lakukan adalah salah tapi di balik ini semua posisi aku sendiri terpojok oleh Aswan aku enggak mungkin mau menyakiti hati Kahfi mengenai Hanum dan selama ini dia mau membantu aku kalau aku mengeluh soal keuangan karena uang aku sendiri kerap di rampas oleh Aswan dan abi dan umi mengerti hal itu terutama untuk abi sudah pasti sebenarnya dari awal abi sudah tahu ada wasiat dari Tante Marwah tapi abi sengaja menyembunyikan dari aku dan apakah ini yang di namakan bertahun lamanya mengasuh aku dengan baik aku tahu alasan itu juga kalau pun menjodohkan aku dengan Hanum aku juga bukan anak kandung abi dan umi", !! Pekik Hasyim kemudian.

"Sudah cukup aku di buat lelah derita yang aku alami sendiri juga alami selama ini dan aku mohon abi dan umi memahami apa yang aku rasakan juga selama ini", sambung Hasyim.

"Selama ini aku terlihat seperti orang stress karena kondisi keadan ini semua menjadi penulis yang enggak mudah bukan hanya soal ide saja untuk naskah cerita yang di kirim ke penerbit apakah hidup hanya stag penerbit menerimanya hidup butuh modal uang dan bukan karena gila harta tapi uang itu adalah aset amanah Allah untuk di gunakan dengan baik dan aku gunakan untuk kita bersama bisa makan dari royalti penerbit tersebut walau lebih selebihnya bisa aku tabung untuk kebutuhan pribadi termasuk sisa uang dari Kahfi juga selama ini tapi Aswan semena - mena mengambilnya karena tahu nomor rekeningku dan aku tahu apa yang di sembunyikan oleh abi selama ini dari tante Zulaikha penyakit jantung abi tapi hanya umi yang tahu soal ini semua", nada suara Hasyim terdengar keras dan serak.

"Abi memang sudah tahu soal ini semua tapi abi enggak menuntut juga Hanum untuk mencintai kamu dan malah mendukung hubungannya dengan Kahfi dan sebenarnya ingin ziarah ke makam Tante Marwah minta maaf karena enggak mungkin menjalankan amanah tersebut melalui perantara juga Tante Zulaikha", jelas Aziz.

"Jangan salahkan diri sendiri berlebihan juga karena apapun tapi kalau memang menyesali sebuah perbuatan bertaubatlah ini memang salah abi juga yang selama ini juga menutupinya dari kamu", air mata Aziz juga meleleh di pipi dia pun menghambur memeluk anaknya dengan terisak - isak.

"Maafkan semua kesalahan abi juga syim", ucapnya.

Aswan atas apa yang di perbuatnya selama ini kalau perlu aku akan melaporkannya pada penerbit Muslim kalau dalang dari naskah - naskah penulis yang di edit olehnya adalah Aswan dan aku di paksa menjalaninya", tegas Hasyim dan meninggalkan rumahnya.

Suara motor terdengar akan keluar dari pagar rumah dan ketika sedang mengendarai bola matanya terus terbayang walau sejahat apapun selama ini yang di lakukan Hasyim pada Kahfi dia tetap melakukan kebaikan kepadanya.

Di samping kanannya ada Indomaret dan biasanya di Indomaret kerap menjual donut kentang dan itu adalah makanan kesukaan Kahfi.

KahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang