Bab 33. Dukungan Untuk Palestina

10 8 0
                                    

Tiba waktunya UTS dan UAS dalam satu semester dispensasi yang Kahfi jalani dan satu semester itu sudah lulus semua akhirnya dan ketika libur akhir semester.

Organisasi HIM berkumpul di kampus untuk berangkat ke Palestina kembali menjadi relawan dan volunteer dan kondisi Palestina sudah parah melebihi Suriah dan Istanbul.

Israel menggempur rumah sakit Indonesia hal ini membuat buncah emosi Forum Pemuda Islam dan HIM serta Forum Penulis Muslim Indonesia mereka sudah geram dengan tindakan bejat Israel.

Dan Kahfi meminta bantuan pada pemerintah di Indonesia juga untuk menggelar dukungannya kepada Palestina dan permintaan itu di setujui hingga aksi dengan damai pun di gelar alun - alun kota Bandung.

IKAPI Pun yang turut serta menerbitkan dan menjual buku - buku karya penulis yang mendukung Palestina termasuk Penerbit Muslim

Serangan halus terhadap Israel tapi Insya Allah akan di jabah oleh karena memerangi kedzoliman orang yang tidak berprikemanusiaan.

Sehabis sholat subuh Kahfi dan anggota HIM lainnya sudah ada di Bandara Hussain Sastranegara berkumpul untuk menunggu berangkat ke Palestina kembali menjadi relawan dan volunteer tapi Kahfi akan mampir juga nantinya ke Istanbul yang jaraknya sudah dekat di Palestina kalau naik bus antar luar kota.

Pintu kabin pesawat Garuda Airlines akhirnya di buka dan mereka ikut mengantri untuk masuk ke dalam pesawat dan Kahfi duduk di sebelah Hasyim yang ke Palestina ini dia iku serta menjadi relawan.

Adnan duduk di sebelah kanan Hasyim dia tersenyum melihat Hasyim yang sudah tergabung menjadi relawan dalam anggota HIM tanpa terasa juga semester depan adalah semester 6 dan sudah waktunya untuk menempuh skripsi akhir dari masa kuliahnya sekarang pun usianya sudah memasukki 19 tahun.

Sebentar lagi pun mereka akan melepas jabatan sebagai mahasiswa organisasi kampus dan di gantikan oleh adik - adik mereka.

Pandangan mata Kahfi ke arah keluar jendela pesawat menyiratkan melepas jabatan itu adalah keikhlasan yang benar - benar harus lapang dada termasuk menyerahkan almamater hijau kebanggaan kepada adik - adik angkatannya.

"Sepertinya Palestina adalah tugas terakhir kita dalam organisasi", gumam Kahfi.

"Tapi bukan terakhir untuk hidup kecuali kematian", sahut Hasyim.

"Syukron selama ini pun kamu sudah menyelamatkan hidup aku", katanya kemudian.

"Bahkan harus pertumpahan darah sekalipun", katanya lagi.

"Selama ini aku hanya melakukan kebaikan walau apapun yang terjadi dan nyawa yang aku pertaruhkan aku melakukannya atas nama Allah dan Rasullullah SAW dan semua kesalahan kamu di masa lalu aku sudah hapuskan setelah tahu semuanya sebenarnya aku sudah memiliki firasat akan apa yang terjadi lagi nantinya dalam hidup aku tapi aku akan siap menghadapinya kalau harus mati sekali pun syahid hanya untuk Allah", ujar Kahfi.

Pesawat akan transit di Dubai pada pukul 8 malam sehabis sholat Isya dan setelah sholat dzuhur di dalam pesawat pramugari menaruh makanan di dalam pesawat untuk menunya hari ini.

Teh manis hangat dan nugget juga kentang goreng dengan perlahan - lahan Kahfi menyuap makanan ke dalam mulutnya dan meneguk sedikit demi sedikit teh di dalam cangkir warna hijau.

"Ya Allah berikan aku tetap restuMu kalau memang aku tetap akan mengkhitbah Hanum dan sepulang dari Palestina aku akan bersama tante Raina untuk mempertemukan tante Raina dengan Hanum sebagai tanda restu darinya agar aku bisa menjadikan Hanum yang halal bagiku"

"Aku benar - benar mencintai dia dari hati yang tulus dan benar - benar aku jatuh cinta karena Allah bukan karena syahwat laki - laki yang terbius oleh nafsu birahi syaithan Ya Allah berilah ridhoMu atas apa yang semua aku jalani dalam hidup ini"

Tiba waktunya ketika sesudah sholat Isya pesawat transit di Dubai dan di nushollah Bandara Internasional Dubai dia kembali bersujud sesudah juga sholat Isya.

Baru saja melipat sajadah dan selesai makan di dalam resto Bandara bersama relawan lainnya Kahfi mendapat pesan whatsapp dari Zulaikha.

"Doa umi selalu menyertaimu", tulis Zulaikha.

"Syukron umi", balas Kahfi.

"Ikhlaskan aku juga kalau sampai aku syahid di Palestina dan enggak pulang bersama Tante Raina karena aku enggak menjemputnya di Istanbul artinya Allah memiliki rencana lain untuk aku dan Hanum", tulis Kahfi.

"Iyah fi", balas Zulaikha.

Dan Kahfi memasukkan Hp ke dalam resleting depan ranselnya kembali dan tepat pukul 9 malam mereka harus kembali ke dalam kabin pesawat dan tiba di Palestina jam 12 malam.

Rombongan menunggu barang untuk di ambil dulu di Bandara dan setelah itu bus yang sudah di siapkan terlihat juga sudah berada di Bandara Internasional Palestina.

Dari luar jendela puing - puing abu bekas ledakan tercecer di mana - mana terutama di jalur Gaza, pemandangan ini mengingatkan kahfi ketika berada di Istanbul.

Seorang supir bus mengatakan dia juga bisa mengantarkan Kahfi bertemu Raina di Istanbul karena jaraknya hanya dua jam, Kahfi pun menganggukan kepalanya.

Tapi firasat akan syahid lebih dulu di Palestina menderu - deru di dadanya.

Suara dahsyat bom terdengar keras hingga memekik telinga karena tiba - tiba saja terjadi, rombongan berteriak namun Kahfi berusaha tenang dan mengeluarkan tasbih dalam ranselnya untuk berdzikir.

Ikhtiarnya tidak terkecoh oleh apapun untuk melakukan kebaikan karena iman dan taqwa yang kuat kepada Allah untung saja terdengarnya juga dari jauh tapi kaca belakang bus sedikit retak supir pun tidak mempersoalkan itu.

Apartemen Basmallah menjadi apartemen yang menampung relawan HIM dari universitas Al Azhar Bandung, Kahfi menaruh ransel dan kopernya di lantai yang berupa kayu kemudian membukanya dan menaruhnya ke dalam lemari berwarna putih baju - bajunya kemudian juga merapikannya serta menaruh koper dan ranselnya di dalam lemari kamarnya juga.

Setelah itu Kahfi mengambil handuk untuk mandi dan setelah selesai mandi dia mulai untuk sholat Isya dan selesainya terdengar ketukan pintu dari luar kamarnya.

Seorang satpam apartemen memandang dirinya tajam dan Kahfi jantungnya terasa berdetak keras, dia pun bertugas mengawasi relawan dari HIM Universitas Al Azhar Bandung.

"Syukron", ujar Kahfi dan menutup pintunya kembali dan dia memakai kemeja warna putih juga celana bahan warna hitam serta almamater hijaunya kemudian Kahfi berjalan ke ruang pertemuan apartemen yang berada di lantai 4 untuk mendengarkan penyeluhan lebih dulu untuk arahan dari Adnan ketika masuk ke dalam jalur Gaza.

Zionis bukan hanya kerap menyelundupkan sesuatu di kamar terhadap relawan dari Indonesia tapi juga membuat fitnah agar mereka terjebak dan tidak bisa pulang bahkan tertangkap oleh polisi Palestina yang mengiranya mendukung zionis rupanya memang zionis benar - benar melebihi dajjal melebihi juga licinnya fitnah manusia.

Pantas saja juga kalau mereka sudah menunggu juga kehadiran dajjal beberapa artikel media online ada yang pernah menuliskan demikian entah benar atau hanya isu belaka.

KahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang