bab 10. Cerita Tentang Faris

18 16 1
                                    

"Tapi satu hal yang teteh perlu tahu enggak semudah itu membalut kembali luka yang pernah di tawarkan oleh Faris untuk di jadikan cinta lagi", jujur Zulaikha pada akhirnya.

Dia kemudian memakan es krim terakhirnya dengan menyuap ke dalam mulutnya.

"Saya manusia yang bukan di pandang najis oleh Faris dan keluarganya dan seharusnya teteh bisa mencegah hal tersebut", ceplos Zulaikha ketus dan air matanya menetes pada akhirnya juga dalam raut wajahnya terlihat kalau Zulaikha sudah memendam benci yang teramat dalam dan tidak tahan lagi ada di hatinya.

"Saya tahu Allah maha pemaaf tapi apa dengan kata maaf Faris pikir bisa mengubah begitu saja keadaan yang sudah terjadi demi Allah dan Rasullulah SAW kalau memang hal itu timbul di hati Faris artinya Allah sudah menurunkan azabnya bagi Faris, selama ini entah dia merasa lemah atau apa merasa sulit untuk membela dirinya dari keluarganya dan saya tahu karena dari keluarga Faris sendiri berpangku tangan soal ekonomi keluarga dengan Sarah karena soal keuangan lebih banyak Sarah kalau begitu untuk apa adu mulut soal keuangan keluarga sama - sama membutuhkan juga pada akhirnya atau memamg Faris menyesali tentang diamnya ketika keluarga saya di hujat habis - habisan dia hanya diam dan Ashad yang lagi - lagi menyelamatkan saya dari semua itu", ketus Zulaikha dengan pedas.

"Dan kamu pun juga diam", cecernya pada akhirnya terhadap Aminah.

akhirnya terhadap Aminah.

"Astragfirullohaladzim teh sebenarnya saya sudah untuk bersikap menjadi penengah bahkan sebenarnya memang ada kata - kata dari faris tentang penyesalan meninggalkan teteh ingin kembali tapi sudah pasti perempuan yang terluka hatinya saya pun bisa merasakannya seperti apa dan selama ini teteh juga sudah bahagia dengan Kang Ashad", sahut Aminah.

"Teh saya juga minta maaf kalau bersikap ketus karena mengingat Faris mengingat luka lama itu belum lagi kepergian Ashad selamanya ke Syurga masih basah dalam kenangan saya", timpal Zulaikha.

Waktu Isya akhirnya tiba dan setelah sholat Isya Zulaikha dan penumpang lainnya juga Amina kembali ke dalam pesawat dan langsung menuju Bandung Bandara Hussain Sastranegara

Dan setibanya di Bandung Safira rupanya sudah menjemputnya dan Zulaikha

Langsung menghambur ke dalam pelukkannya sambil menangis.

Dan tangisannya adalah memperlihatkan dirinya adalah dirinya merasa sangat di perlakukan tidak adil dan semena - mena oleh tentara - tentara tersebut juga selama berada di Istanbul tapi juga menggambarkan dirinya yang benar - benar merasa di injak - injak juga oleh Faris dan cinta yang di harapkan seorang perempuan dari laki - laki adalah perhatian ketulusan hatinya.

Koper di bawah kakinya masih tergeletak dan Zulaikha berusaha menenangkan dirinya.

"Sudah kamu ikut teteh saja dan kehamilan kamu biar teteh bantu rawat dan urus sampai anak itu lahir mudah - mudahan adalah bentuk dari surat Al Kahfi yang kamu baca terlahir dari rahim kamu agar di lindungi oleh Allah dari bentuk sifat kedzoliman orang", nasehat Fira.

  
Dan tangisannya adalah memperlihatkan dirinya adalah dirinya merasa sangat di perlakukan tidak adil dan semena - mena oleh tentara - tentara tersebut juga selama berada di Istanbul tapi juga menggambarkan dirinya yang benar - benar merasa di injak - injak juga oleh Faris dan cinta yang di harapkan seorang perempuan dari laki - laki adalah perhatian ketulusan hatinya.

Koper di bawah kakinya masih tergeletak dan Zulaikha berusaha menenangkan dirinya.

"Sudah kamu ikut teteh saja dan kehamilan kamu biar teteh bantu rawat dan urus sampai anak itu lahir mudah - mudahan adalah bentuk dari surat Al Kahfi yang kamu baca terlahir dari rahim kamu agar di lindungi oleh Allah dari bentuk sifat kedzoliman orang", nasehat Fira.

Nanti kita ngobrol di rumah, kita masuk mobi dulu", Fira berusaha menenangkannya dan Zulaikha menganggukan kepala, setelah itu Fira membantu Zulaikha memasukkan barang - barang ke dalam mobil dia pun juga seseorang yang juga sudah di tinggal suaminya dengan kejadian yang sama dengan Zulaikha.

Anwar Abdullah adalah orang yang sangat berarti untuk Fira, Fira masuk ke dalam mobil dan ketika sorot matanya di layangkan ke arah keluar jendela tiba - tiba saja teringat dia teringat Fathir anak Marwah yang selama ini belum juga di temukan dan Zulaikha melihat sorot mata Fira menyimpan sesuatu di dalam ini semua namun dia masih diam dan menunggu waktu yang tepat untuk mengumgkapkan semua apa yang di rasakannya selama dalam perjalanan di dalam mobil.

"Teteh tahu kabar Fathir sekarang gimana", ? Tanyanya tiba - tiba saja karena sudah tidak bisa menahan apa yang di rasakan olehnya lagi.

"Tante Marwah hanya memiliki dia yang kemungkinan masih hidup atau dia memang sekarang berada di Bandung", ? Tanyanya lagi.

Diam Fira mengisyaratkan sesuatu yang memang membuat Zulaikha berusaha untuk membacanya dan air mata Zulaikha kembali menetes.

"Emang dasar manusia seperti anjing", gumam Zulaikha kemudian.

"Ya Allah apapun yang sudah membuat seseorang yang kondisinya enggak berdaya semoga dia di kutuk oleh Allah", ucapnya dalam hati.

  Air mata Zulaikha menetes lagi dia benar - benar tertekan dengan keadaan ini semua dan semua apa yang di rasakannya juga selama ini dengan di tengah konflik perang saudara yang di rasakannya tapi juga seseorang yang memang orang seperti Ashad di butuhkan olehnya pergi di satu sisi lain di mulai juga ada yang di tutupi mengenai Fathir oleh keluarganya.

Tiba di rumah Fira, kamar Zulaikha berada di lantai 2 dan dia masuk ke dalam kamarnya yang bernuansa cream wallpaper temboknya selaras dengam sepray dan korden serta bed covernya dan Fira di Dago Pakar.

Adalah tempat yang paling dingin karena sudah dekat dengan Lembang tapi di kamar tetap memasang aC ketika udara sedang panas AC itu di nyalakan hitung - hitung jadinya mengirit bayar tagihan listrik.

"Setelah ini aku mau temani tante Zulaikha ke dokter kandung tanpa terasa sudah mau masuk usia kandungan dua bulan kan", katanya sambil sibuk terus memasak dan setelah sudah selesai dia menaruhnya di atas meja.

Hanya sayur kangkung dam ayam goreng tapi rasanya nikmat jika seseorang tidak memiliki syahwat berlebihan untuk makan.

Dan menurut sunnah Rasul kalau makan berlebihan pun tidak baik sekalipun pada jam tertentu lapar lagi ambilah cemilan secukupnya saja.

"Kamu pernah bertemu dengan Fathir selama berada di Bandung anak Tante Marwah", ceplos Zulaikha pada akhirnya sambil mengambil nasi dan lauknya serta di temani oleh Abbas dan juga Fira yang menyusul ikut makan bersama.

"Kamu penasaran masalah Fathir masih hidup atau enggak", sela Fira.

"Ada yang kalian sembunyikan dari Tante Marwah", ? Tanya Zulaikha pada akhirnya.

"Nanti teteh pertemukan dengan Fathir kalau begitu asalkan kamu mau menjaga amanah ini dulu sementara untuk Tante Marwah jangan pernah tahu dulu soal ini", jujur Fira pada akhirnya dan Zulaikha menganggukan kepalanya.

Selesai makan bersama Abbas menemani Zulaikha untuk ke dokter kandungan

KahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang