Bab 14. Rahasia Allah Yang Semakin Nyata

12 13 1
                                    

pun enggak menyangka kalau dirinya kalau harus bertemu kahfi dan hal ini yang membuat dirinya mengetahui semuanya", ujar Aliyah.

"Kahfi enggak tahu apa - apa soal ini kecuali Zulaikha yang menjadi saksi akan ini semua termasuk juga Fathir yang sekarang kita juga asuh", sela Zaki.

"Memang pada akhirnya Fathir di temukan tapi sebenarnya Rania juga memiliki dua anak dan kamu ingat kala itu ketika ada ancaman bom di rumah sakit Istanbul dia malah meninggalkan bayi perempuannya sampai akhirnya kita yang menemukannya dan akhirnya kita mengasuh Fathir dan Hanum sekarang ini atau nama aslinya Fatimah", lanjut Zaki dan Aliyah terdiam mengingat - ingat kejadian tersebut.

Yang memang ini pun adalah juga kesalahan dari Rania.

Air mata Aliyah menetes mengingat kejadian itu semua tapi yang paling menyakitkan juga adalah kalau Zulaikha juga mengetahui kalau anak Marwah juga yang sudah di temukan juga di asuh oleh Aziz yang pernah memberikan luka pada hidupnya.

Muhammad Gibran dan dia adalah orang yang kerap ingin juga mendekati Hanum terlihat juga dari gerak - geriknya.


"Insya Allah besok sepulang dari sekolah aku ikut umi ke toko untuk jualan", semangat Kahfi meletup - letup terlihat dari matanya untuk membantu Zulaikha dengan kerja keras.

"Dan aku juga lagi menulis novel naskah keduaku", katanya kemudian, baktinya kepada orang tua yang meledak - ledak api semangatnya terlihat dari gerak dan gerik Kahfi.

Dia merasa kalau ingin berusaha keras agar Zulaikha tidak lagi jatuh dalam keterpurukkan dalam pikirannya dan semua karena perang saudara itu.

"Israel bisa saja dengan pasti adalah dalang dari ini semua", katanya kemudian.

"Kita semua paham seperti apa bahkan di sini pun sudah layaknya di buat seperti Palestina walau hal itu berupa produk makanan atau kebutuhan hidup seperti halnya minyak goreng dan ketika orang tahu itu produk Israel maka enggak ada yang beli minyak goreng dan yang rugi penjualnya apa Israel bertanggung jawab atas semua ini, kita harus menjad


i manusia yang kuat karena Allah umi, produk - produk yang berasal dari Israel masuk ke Indonesia sama halnya dengan fitnah orang - orang yang membutuhkan uang dengan membuka toko - toko mereka dan rugi hanya karena orang enggak mau beli karena tahu itu produk Israel padahal di rumah sedang menunggu uang untuk makan paling enggak beli beras dan lauknya dengan usaha tersebut", ujar Kahfi.

"Dan hal itu juga yang umi rasakan ketika Istanbul terus dan menerus di serang oleh Suriah, izinkan aku kalau begitu untuk mengurangi ujian hidup umi dan yang sama - sama kita rasakan karena hidup kita sangat membutuhkan uang pemasukkan dan rezeki yang enggal pernah berkurang dari Allah dan sekarang di rekeningku sudah ada 87 juta umi", air mata Kahfi menetes sambil bersujud di bawah kaki Zulaikha menggosok telapaknya dan kemudian menciumnya dengan linangan air mata.

"Aku juga ikut merasa terdzolimi oleh keadaan meskipun di sekolah aku merasa baik - baik saja dan aku juga mohon restu atas apa yang aku rasakan terhadap Hanum", ucap jujur Kahfi pada kalimat akhirnya.

"Sekali pun aku memiliki seorang istri aku juga enggak akan pernah meninggalkan umi", janji Kahfi.

"Umi paham", Zulaikha mengusap kepala Kahfi dengan penuh kasih dan aayang.

"Sebenarnya bukan itu yang umi pikirkan siapa sebenarnya orang tua kandung Hanum kalau pun mereka orang tua Hanum mampu menerima khitbah kita tetap saja kita harus tahu hal itu sebelum akhirnya kalian bisa menikah dulu Tante Raina pernah kehilangan anak perempuannya dia orang yang pernah menjadi langganan umi waktu membuka busana muslim pertama kalinya dan anak itu bernama Fatimah Abdullah Balqis dan Tante Raina sempat cerita kalau Fatimah hilang di sekolahnya dan sampai sekarang ini masih belum di temukan, Tante Raina sendiri masih saudara kita yang berada di Istanbul", ujar Zulaikha.

KahfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang