Daerah yang di tuju oleh Zulaikha adalah jalan Al Fatih daerah Ankarna, langkah kaki, dengan tergesa - gesa karena merasa akan kebutuhannya terhadap keuangan membuatnya juga seakan - akan orang yang tidak peduli akan keadaan apapun yang ada dalan hatinya adalah Allah yang tidak akan pernah mengurangi rezekinya.Dia kemudian duduk di halte yang jaraknya hanya berapa menit saja dari rumahnya dan duduk di halte tersebut.
Dan ketika bus tujuannya tiba Zulaikha langsung masuk ke dalamnya dan memilih duduk di kursi sebelah kirinya, seraya pandangan matanya sayu memancarkan apa yang di rasakannya keluar kaca bus dan tangannya mengelus perutnya berharap akan ada kehamilan yang di rasakan olehnya lagi, apa yang terbesit dalam pikirannya saat ini adalah hasrat memeriksakan kandungan ke dokter apakah masih ada harapan untuk memiliki anak lagi ?
Ujian tersulit juga dalam hidupnya kalau memang dia akan mengandung anak lagi adalah tanpa seorang suami.
Ashad bukan hanya seorang suami yang benar - benar menjaga mahkotanya sebagai perempuan tapi seseorang yang hadir penuh makna mengisi kehidupannya.
Mereka juga baru saja menikah setahun dan baru saja memgandung anak pertama sudah kehilangan semuanya karena orang - orang bejat tersebut bahkan perempuan - perempuan dalam masa ini menjadi yang terdzolimi karena kerap rawan kasus pemerkosaan bagi para perempuan yang seorang diri di dalam rumah oleh para Suriah.
Salah satunya adalah Zulaikha tapi sebelum terjadi lebih parah Ashad sudah tiba di rumah, tapi mereka yang kekuatannya seperti iblis membara menganiaya suami terkasihnya tersebut berapa kali Ashad di selamatkan nyawanya oleh Allah tapi ketika di luar rumah dan dalam keadaan tenang di dalam rumah justru sebaliknya di luar tanpa di luar nalarnya terjadilah hal tersebut.
Tentara Suriah baru saja meledakan bom mengenai dirinya dan rumahnya juga terkena bom dalam keadaan berduka Zulaikha harus menyelamatkan dirinya sendiri keluar dari rumahnya.
"Ya Allah mudah - mudahan Allah akan menurunkan azabnya bagi mereka tentara - tentara yang sudah berbuat keji kepada keluargaku" ucapnya dalam hati
Yang kesekian kalinya dia mengelus perutnya berharap ada tanda - tanda kehamilan baginya, namun belum juga di rasakan olehnya.
5 menit kemudian pada akhirnya bus itu tiba di halte berikutnya dan Zulaikha turun dari bus sambil membawa gamis dan jilbab pesanan Rania.
Di depannya sudah terlihat pintu rumahnya dengan desain warna putih catnya.
Rumah - rumah di turkey mirip persis seperti rumah - rumah di negara eropa layaknya London Inggris atau Amsterdam yang terlihat kecil di depannya tapi di dalamnya agak luas.
Di bawahnya terdapat anak tangga menuju pintu utama, memang sekarang banyak film - film drama turkey yang memperlihatkan rumah - rumah di sana meawah - mewah namun sebenarnya tidak semuanya.
Zulaikha menginjakkan anak tangganya satu demi satu langkah dan kemudian mengetuk pintunya.
Rania langsung membuka pintunya dia juga terlihat habis menangis dan di dalam nampak ada gadis berumur 15 tahun yang sayu menatap ke arah pintu, mengerti apa yang telah terjadi dan apa yang di ucapkan oleh uminya.
"Zahira", panggil Rania.
Dia mengusap air matanya dan berjalan ke arahnya dengan sopan.
"Walau abi baru saja pergi tapi kita harus berbagi juga dengan orang lain, bejatnya Suriah bukan hanya kita saja yang rasakan", tegurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kahfi
EspiritualHidup menderita di rasakan oleh siti Zulaikha semenjak di tinggal Muhammad Ashad yang bukan pernah menjadikan hidupnya penuh makna namun berharga untuknya kesedihan di rasakan bukan hanya itu saja namun dia juga di tinggal kedua orang tuanya dalam k...