Cinta pertama Kahfi pada akhirnya memang hanya untuk Hanum karena apa yang di rasakan bahkan dari doa - doa meminta petunjuk Allah adalah wajah Hanum yang tergambar di bola matanya setelah di sholat maghrib Kahfi menepati janjinya untuk bertemu dengan Hanum di ciwalk dan Hanum sudah menunggunya di kafe pinggir jalan ciwalk yang bukan hanya terkenal dengan distronya tapi juga kafe - kafenya di sana.Hanum sudah menunggunya di kafe bawah tangga dan Kahfi yang melihatnya duduk di pinggir kaca jendela yang menghadap ke arah jalan raya dia langsung masuk ke dalamnya dan duduk di depannya.
Terdapat menu di depan billboard karyawan melayani pengunjung Kahfi langsung menuju ke sana.
"Brownis toping keju dua sama es cappucinonya juga dua", katanya kemudian.
Seraya pandangan mata Hanum menuju ke arah Kahfi mendengar apa yang di pesan olehnya.
Dia membawa nampan ke atas meja dan Kahfi mulai menyeruput minumannya lebih dulu sedangkan Hanum menyusulnya lebih dulu dengan memotong brownies di atas piring dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
"Yang manis jangan dulu di beri es karena lebih baik di beri kehangatan dulu tapi bukan maksud untuk kehangatan yang memang mengundang maksiat namun justru menghindar adanya maksiat tersebut, menikah dengan sepupu sah saja karena bukan satu susu ibu", ujar Hanum dan menyuap lagi makanan ke dalam mulut.
"Hanum sebenarnya bukan hanya itu yang aku pikirkan tapi umi yang enggak mungkin terus dan menerus menggantungkan hidup soal uang sama Tante Aisyah dan umi juga aktif juga memberikan dakwah di mesjid pemberian almarhum abi", air mata Kahfi menetes ketika ucapan terakhirnya dan Hanum bisa membaca hal itu.
Air matanya menetes perlahan dan Kahfi rasanya tidak bisa menahan lagi apa yang di rasakan olehnya sendiri di depan Hanum.
Sekarang umi juga sedang proses mau buka usaha cabangnya di ciwalk ini juga dan baru cari - cari ruko yang tepat juga nanti aku yang bantu untuk jual busana muslim laki - laki di sana juga", katanya kemudian seraya pandangan matanya menatap ke arah keluar jendela.
Hanum tersenyum berusaha menguatkan dirinya.
"Kalau begitu kita cari - cari busana muslim laki - laki malam ini sekalian ini di ciwalk", gagas Hanum dan Kahfi menganggukan kepala.
Setelah selesai mereka menikmati kebersamaan di kafe Kahfi mulai melihat - lihat busana muslim laki - laki di distro - distro untuk di jual di toko busana muslim Zulaikha.
Babdrunisah Muslim dan setelah itu barulah Kahfi pulang ke rumahnya dan tepat adzan untuk sholat Isya terdengar Kahfi mulai mengambil air wudhu dan sholat Isya.
Meminta petunjuk agar di berikan terus petunjuk Allah atas setiap apa yang di rasakannya terutama pada Hanum selama ini.
Sebenarnya memang sah tapi ada kegelisahan sendiri yang entah kenapa ? Membuat Kahfi menjadi salaj tingkah juga kalau di depan Hanum.
Dan sebenarnya tipis harapannya untuk mengungkapkan juga apa yang di rasakan sebenarnya juga dan harapannya pada Zulaikha mengenai Hanum.
Air mata menetes dengan deras atas apa yang di rasakan olehnya di atas sajadahnya dan kemudian Kahfi melipat sajadah dan melepas sarungnya kemudian menaruhnya di dalam lemarinya.
Setelah itu dia memulai aktivitasnya untuk menulis novel lagi, matanya tajam memandang laptop di depannya.
"Kamu benar - benar mencintai Hanum Fi", ? Pertanyaan Zulaikha membuat Kahfi terdiam dan terhenyak sejenak dan membalikkan tubuhnya menatap Zulaikha yang berdiri di belakangnya.
"Hanum masih sepupu dan enggak masalah menikah dengan sepupu menurut syariat Islam karena bukan satu susu ibu", ujar Zulaikha.
sesuatu yang salah karena bukan di rumah kamu sendiri apapun itu kami juga bukan orang lain fi", timpal Abbas.
Air mata Kahfi menetes dan dia pada akhirnya menganggukan kepalanya.
"Dan hal itu yang buat tuan rumah di sini repot karena kadang kita awam terhadap suatu kebiasaan yang orang di rumah ini lakukan atau mungkin lupa walau sudah membiasakan diri", jujur Kahfi pada akhirnya.
"Soal apa pekerjaan rumah sehari - hari yang kerap kita lakukan bersama dan kamu tahu aku dan umi bukan orang yang mempersoalkan masalah sepele", jelas Abbas.
"Tapi posisi aku dan umi di tampung dengan cuma - cuma bahkan numpang hidup gratis selama ini karena Tante Fira menolong hidup umi", air mata Kahfi mulai menetes lagi.
"Enggak ada yang di persalahkan selama hal itu bukanlah suatu hal yang patut di persalahkan", nasehat Abbas dan perasaan Kahfi pun merasa lega.
"Hidup adalah hak kamu juga yang menentukannya sendiri", katanya kemudian.
"Aku memang sedang mengumpulkan uang untuk membeli rumah untuk aku dan umi", ungkap Kahfi pada akhirnya yang tersirat di hatinya.
Abbas memang jaraknya lebih tua daripada Kahfi namun juga tidak banyak perbedannya juga usianya sekarang 20 tahun dan dia sedang menempuh pendidikan tingginya di Universitas Al Azhar Bandung dengan mengambil fakultas Sastra Islam dia pun juga seorang penulis seperti kahfi tapi seorang penulis puisi sastra yang kerap orang juga menyembutnya penyair sastra bahkan sudah menjadi seorang pencipta lagu religi yang lirik - liriknya di pakai artis - artis papan atas berasal dari Bandung.
"Yah sudah yuk kita makan dulu", ajak Abbas.
"Oh yah umi tadi aku sudah beli baju muslim laki - lakinya untuk di taruh di toko", kata Kahfi ketika duduk di meja makan di sebelah uminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kahfi
SpiritualHidup menderita di rasakan oleh siti Zulaikha semenjak di tinggal Muhammad Ashad yang bukan pernah menjadikan hidupnya penuh makna namun berharga untuknya kesedihan di rasakan bukan hanya itu saja namun dia juga di tinggal kedua orang tuanya dalam k...