Sakuran Tree Promise (1)

63 7 0
                                    

Di sebuah hari pada bulan bunga sakura bermekaran, seorang gadis kecil menapaki jalan setapak menuju ke pohon sakura dengan menggerak gerakkan kedua tangannya di udara. Dari ekspresi nya dia terlihat begitu senang karena kedua sahabatnya pun berada disana. Berbagi kisah setiap hari memang menjadi sarapan bagi dirinya dan kedua sahabat kecil ya itu. Keterbiasaan sang ibu mereka jugalah yang membawa mereka bahkan lebih rekat daripada sekedar perangko. Bahkan kala satu diantara mereka senang, yang lainnya akan senang. Dan jika yang lainnya sedih, yang lainnya juga sedih.

 Dan jika yang lainnya sedih, yang lainnya juga sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenjiro- chan, Aoyama- chan. Kochi kochi"

Kedua pemuda cilik yang namanya dipanggil itu pun terhentak dan rehat sejenak dari permainan beiblade nya. Sebenarnya iris mereka belum ingin teralihkan pandangan nya, hanya saja dia tak akan mengabaikan gadis kecil berambut hitam lurus itu.

"Ada apa?"

Pemuda cilik bermata odd eye itu nampaknya agak sedikit bad mood kala fokusnya sedikit teralihkan dengan panggilan kepada namanya tadi. Setali tiga uang dengan sahabatnya, pemuda cilik dengn surai agak keemasan tersebut juga mencemberutkan wajahnya pula. Kalian paham kan jika kalian sedang melakukan sesuatu yang sangt membuat kalian fokus, namun tiba tiba harus berpindah fokus dengn yang lain?

Hujan sakura disana pun bahkan menjadi saksi bagaimana ketiganya menghabisan waktu sore itu. Ketiga ibu mereka bahkan masih asik bertiga sedang berfoto ria dengn polaroid ungu di sisi yang agak jauh dari tempat mereka berada. Suasana tak begitu ramai, oleh sebabnya mereka gemar sekali berkumpul disana.

"Pohon sakura ini indah sekali"

"Iya, jadi teringat dengan sebuah lagu. Tokei no Uta"

"Mari menyanyikan sebuah lagu disini"

"Tapi kami berdua sedang bermain beiblade dulu"

"Pokoknya ayok kita bernyanyi sekarang"

Gadis kecil tersebut menarik tangan temannya, karena ia merasa diabaikan. Entah mengapa saat surai gadis tersebut dterombang ambing karena angin dan bibirnya mengerucut, pemuda cilik dengn iris odd eye tersebut relfleks menyunggingkan sebuh senyuman dimple nya.

'Kenapa dia manis ya?'

"Baiklah"

Akhirnya dibawah bunga sakura yang bermekaran, mereka bertiga bergandengan tangan menyanyikan lagu kesukaannya mereka. Cherry blossoms menjadi saksi dari sebuh kisah indah tiga bocah cilik yang sedang terpisah dari para sang ibu yang sedang ber foto ria. Entah mengapa ketiganya merasa seperti jantung mereka bahkan seperti satu dan mereka saling berkoneksi dengan untaian untaian rerimbunan benang merah. Merrak terlahir jelas dengan rahim ibu yang berbeda, namun ketiganya bahkan lebih dekat dari urat nadi.

'Kochi kochi kacchin Ugoiteru

Kodomo no hari to

Otona no hari to

It's Blooming AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang