Who's that Boy (10)

23 6 0
                                    

Hari ini tepat tahun ajaran baru sekolah dimulai. Ini tandanya saatnya Akari move to another journey. Menghadapi hari baru, atmosfer baru, suasana baru dan segala keterbaruan yang mungkin aka nagak sedikit membuatnya perlu beradaaptasi. Kadangkala kehendak sang penguasa alam memang tak bisa di duga dan pahami pada awalnya. Namun satu hal yang dirinya baru saja pahami, gelap gulita tak selalu buruk. Bahkan, hewan nocturnal saja sudah ditakdirkan untuk menjalani kehidupan kala malam kan?

Sehari sebelumnya, Akari telah mempersiapkan segala sesuatu yang harus ia bawa. Mungkin tak akan banyak barang yang dibutuhkan nya di kala hari awal sekolah, pikirnya. Sesekali benaknya masih merasa tak percaya kalau sekarang bahkan dia sudah menjadi remaja SMA.

Pagi ini matahari bersinar dengan begitu cerahnya. Burung burung mulai bernyanyi dengan begitu merdunya. Tetesan kesejukan embun pagi berjatuhan dengan indahnya. Mereka semua muncul seolah benar benar merestui Akari untuk menuju kehidupan barunya. Mengukir sebuah cerita indah dan menyenangkan bersama keluarga baru dan mungkin teman bahkan sahabat nya disini. Sebuah cockatiel yang bertengger di jendela kamarnya pun juga memberi isyarat bahwa Akari akan memulai hari dengan diwarnai dengan keindahan dan kesuburan perasaan bahagia.

Kemeja putih lengan pendek, rok selutut kotak kotak, dasi berbentuk X yang senada dengan rok nya, serta blazer berwarna biru tua dengan list dan logo sekolah di dada berwarna coklat sudah menempel rapih di tubuhnya. Ini berarti, dia sudah siap untuk menyongsong hari baru di SMA nya.

Akari segera bergegas turun ke bawah kala bibinya sudah memanggilnya. Dari kejauhan saja, aroma hangat dari sarapan dan segelas susu sudah menagarungi indra penciuamnnya yang membuat lapar menjadi semakin meronta. Segera saja dia duduk di kursi dan bersama bibinya menyantap sarapan. Nampaknya, segela kegiatan paginya dari hari ke hari akan sama saja kan?

" Akari, hari ini paman akan mengantarmu kesekolah. Setelah itu, sorenya nanti paman akan jemput lagi"

"Hmm, pulangnya tidak usah dijemput. Aku akan pulang jalan kaki saja. Siapa tahu nanti mendapat teman untuk pulang bersama"

"Begitu ya, baiklah. Tetaplah berhati hati ya. Jika ada apa apa langsung telpon paman atau bibi saja"

"Iya"

Bibinya heran kala mengetahui bahwa Akari bahkan bisa menghabiskan sarapnnya hanya dengan beberapa menit saja. Sang bibi masih bingung, ntara Akari memang suka sekali dengan sarapannya. Ataukah memang speed makannya yang sangat cepat dan sangat exicted karena hari ini adalah hari pertama nya masuk sekolah.

Kala Akari mulai beranjak kea arah luar, sang bibi langsung menghampirinya. Kedua tangan bibi memberikan sebuah tas kecil yang Akari tahu itu adalah bekal makan siang yang disiapkan sang bibi untuknya. Dengan secepat kilat, Akari langsung mengambilnya dan memasukkannya ke dalam tas.

Akari meneruskan aktivitasnya dengan memakai sepatunya lalu menaiki mobil SUV yang tempo hari pamannya kemudikan saat menjemputnya. Entah mengapa, rasanya sepertinya dia merasa mobil ini begitu besar. Apa karena dia belum lama ini merasakan duduk berkendara bersama bibinya dengan N box sang bibi yang begitu menggemaskan baginya ya?

Sang paman dengan begitu senang hatinya mengantar sang keponakannya menuju ke sekolah barunya. Dia merasakan dejavu karena dulu juga pernah ada disposisi ini. Yang membedakan adalah, dulu ia mengantar Natsuya saja. Tentu saja harapannya sama seperti kala itu. Benaknya berharap Akari akan sangat kerasan di sekolahnya dan memiliki memori yang indah disana. Memiliki banyak teman dan berbagi momen menyenangkan bersama mereka semua juga menjadi doa paman yang selalu menyertai Akari.

Setali tiga uang dengan bibi, paman juga masih mencari dimana sisi rebel Akari sebagai remaja. Kepolosan, kegemasan, dan budi baiknya yang selama ini selalu ia lihat yang menyertai Akari dalam dirinya. Jangankan rebel, membantah perkataan paman dan bibinya saja tidak pernah. Satu hal yang tidak pahami dari gadis remaja itu. Dia bahkan enggan sekali untuk membahas keluarganya kala di tengah tengah pembicaraan.

It's Blooming AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang