A Nightmare? (3)

26 7 0
                                    

Setelah menelpon Haruna, wajah Akari nampak lebih sumringah. Bagaimana tidak? Jadi dia tak perlu bertemu dengan Kenjiro dan Aoyama. Bertemu dengan mereka akan membuat perasaan bersalah pada Akari. Punggung Akari mendadak menjadi berat belakangan ini. Akari masih enggan untuk menyampaikannya sekarang bahwa dia harus melanjutkan sekolah ke Hokkaido. Lagi dan lagi Akari juga dilemma dengan semua ini. 

Sungguh, walaupun kini dia berhasil merahasiakan kepindahannya kepada kedua sahabatnya, tapi percayalah jika Akari pasti tak lama lagi pasti akan mengatakannya pada Aoyama dan Kenjiro. Lagipula pasti keduanya akan selalu mencecar Akari dengan beribu pertanyaan yang membuat Akari bahkan mengakui apa yang terjadi. Hanya saja, tidak sekarang. Jiwa Akari saja masih mencerna mengapa ia disuruh melanjutkan sekolah ke Hokkaido, apalagi sahabatnya, pasti lebih kaget.

Sementara itu, Aoi kini benar benar sangat hectic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu, Aoi kini benar benar sangat hectic. Bagaimana tidak? Tugas kuliahnya dan berbagai macam laporan perusahaan ayahnya harus dia kerjakan dalam sistem kebut semalam. Bahkan sang ibu pun masih mengamanahkan sang adik pula bersamanya. Aoi sangat ketat kala menjaga Akari. Bahkan jika Akari ingin pergi kemanapun, dia masih sering mengantarnya jika tak ingin diantar supir pribadi. Sebenarnya semua hal yang sedang ia geluti sekarang membuat kepalnya sedikit berdenyut. Tapi Aoi paham karena bahkan dia anak laki laki satu satunya dalam keluarga dan kedua orangtuanya super sibuk. Jujur selama tiga tahun Akari berada di SMP, Aoi merasa sebenarnya dia lah orangtua Akari.

Di ruangan yang cukup besar dan bernuansa klasik Eropa ini sekarang dia berada. Aoi jelas membutuhkan ruangan yang sangat besar untuk menyelesaikan tugas kuliahnya sekaligus bekerja. Jujur jika diberi pilihan untuk bekerja, sumpah demi apapun Aoi tak ingin bergelut di dunia bisnis seperti ayah dan ibunya. Sejak kecil sebenarnya Aoi bercita cita menjadi seorang dokter. Bayangkan tentang seberapa berjasa dan berdedikasinya seorang yang sering memakai jass putih kala bertugas membuat Aoi juga terinspirasi untuk menjadi penggerak kesehatan terutama di negara negara yang tingkat kesadaran kesehatannya masih rendah. Ditambah lagi dengn fakta bahwa sang nenek dulunya adalah seroang dokter tambah membuat Aoi sangat minat terjun ke dunia itu. Tapi apalah daya, ayahnya membutuhkan penerus perusahaan. Aoi jelas berdamai dengn ini semua dan harus selalu menikmatinya.

 Aoi jelas berdamai dengn ini semua dan harus selalu menikmatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
It's Blooming AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang