Hasegawa Akari, seorang gadis yang tinggal di kota Osaka. Orang tua dan kaka kakaknya yang gagal paham dengan apa yang diinginkannya menjadikannya tak terlalu dekat dengan anggota keluarganya. Ibu dan ayahnya hanya ingin Akari menjadi anak Perempuan...
Pernahkah kalian merasa seperti terjepit di antara dua sisi horizon? Sebelah kanan mengatakan bahwa kalian berada di pelupuk kebahagian atas dasar kebersamaan yang haqiqi. Sebalh yang lain pun tak jauh berbeda. Bermandikan nurani kehangatan mentari yang sepertinya akan sulit sekali untuk diri keluar dari zona nyamannya. Tapi bukankah bunga yang tadinya mekar pun, suatu saat akan ada masa nya untuk kembali gugur? Tapi walaupun gugur, segala bentuk jati diri yang terjun bebas menuju ke akar akan membuatnya bertambah kuat dan tinggi? Memang seperti itu bukan tahapan mahluk hidup tumbuh?
Senandung gemericik air terjun mini yang terdapat di ujung sudut ruangan kafe jamur ini bak memberikan Akari ilusi seputar segala memori indah yang begitu lengkap terukir di kamus hidupnya. Sekalipun pada awalnya ini nampak biasa saja, tapi dia tak pernah menyangka kalau suatu hari lotus dalam diri nya bisa begitu indahnya bermekaran. Namun kembali lagi pada jati diri bunga, bukankah sekarang sudah waktunya untuk bunga tersebut beregenerasi dengan yang baru? Bukankah satu bunga layu dan nantinya akan tergantikan dengan kuncup baru yang siap mekar?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nyatanya, Akari yakin sekali dengan sebuah kemewahan yang sebentar lagi akan mulai terganti. Meskipun hatinya masih tetap berkata tidak, tapi memang ini lampu hijau yang menyala. Tentu saja segala keindahan sanubari, para penonton, serta segala atmosfer di kafe super unik ini kala dia dan yang lainnya jamming akan selalu nampak di hati terdalamnya. Tempat yang banyak mengajarkannya akan banyak hal. Kepercayaan diri, persahabatan, perjuangan, senyuman serta tangis, keluar dari zona nyaman, serta improvisasi.
"Hey, Kak Sousuke memanggil" Retasu menepuk pundak Akari karena sesi break hampir selesai dan Sousuke memanggil karena ada sedikit briefing.
"Meskipun periode jam session kalian berhenti sampai disini di kafe ini, tapi nyatanya rindu tentang kalian tak pernah pergi. Aku ucapkan terima kasih sebanyak banyaknya. Kalian adalah salah satu yang terbaik dari para siswa SMA yang pernah jamming disini. Kalian adalah adik adikku yang sangat kusayangi. Kuharap, diantara kalian akan ada yang meneruskan menjadi pemusik atau seniman lainnya" Sousuke menyampaikan sepatah dua patah kata untuk jamming terakhir kalinya D'Randoms di kafe nya.
"Tak ada kata perpisahan antara D'Randoms dengan kafe ini serta kakak. Kita akan tetap terus terhubung satu sama lain. Yang berbeda hanyalah, kita akan terus tumbuh dan membiarkan para siswa junior untuk mengembangkan kemampuan sebagaimana kita dulu dan kakak tingkat kita. Haruka sebagai ketua begitu berterimakasih kepada Kaka Sousuke karena sudah memberikan kesempatan yang teramat berharga untuk kami tumbuh bersama disini" Haruka tak kuasa menahan air matanya kala menyampaikan respon penutup dari Sousuke.
Melihat Haruka sudah meneteskan air matanya, tentu saja membuat air mata ketiga yang lainnya juga jadi tak tertahankan. Retasu bahkan nampak seperti begitu tak siap akan hdirnya hari ini yang berada di hadapannya. Bahkan Haruka saja hingga tak tega melihatnya.
Melihat adik adik nya menangis, Sousuke sungguh sangat tak tega sebenarnya. Kini tangannya mencoba untuk merengkuh mereka berempat dan akhirnya mereka berlima saling berpelukan. Menumpahkan segala kebahagiaan sekaligus kesedihan yang bermunculan. Berbagi iringan bahwa songsongan hari esok pasti akan lebih cerah serta memukau. Tangannya tak kuasa untuk tak mendekap satu per satu adik adik nya tersebut secara bergantian. Getaran ketulusannya membuat nuansa bertukar kelembutan hati serta kehangatan jiwa tentunya akan membawa mereka pada pintu sejati dari kebahagiaan serta proses pendewasaan diri.
