ReLife (13)

16 7 0
                                    

Kukuruyuk. Kok kokokok kok. Cuit cuit cuit.

Kokokan ayam dan nyanyian burung di pagi hari adalah suara yang pertama kali di dengar oleh Akari selama dia di Biei. Cahaya Mentari mengiringi dan menyapa dengan hangat kedua iris Akari yang membuat Akari mengucek matanya perlahan. Tangannya refleks mencari ponselnya dan melihat jam di benda pintar persegi tersebut.

 Tangannya refleks mencari ponselnya dan melihat jam di benda pintar persegi tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoammm. Ugh, sudah pagi ya rupanya? Mengapa sih malam terasa seperti cepat sekali? Perasaan, baru satu atau dua jam aku tidur. Mengapa sudah pagi?"

Akaripun mengecek sebentar pesan pesan yang masuk di ponselnya. Irisnya langsung salah fokus kala terdapat pesan Line dari Retasu. Akari sengaja men setting pesan Retasu di deretan teratas karena dia tahu kedepannya pasti mereka akan sering berkirim pesan.

"Akari, nanti kerumahku ya. Kita jadi pergi kesekolah naik sepeda kan? aku membonceng denganmu dulu ya. Hinata dan Hyuga juga mengatakan dia ingin pergi kesekolah bersama, janjian di perempatan jalan, seperti biasa"

"Baiklah, nanti aku kerumah mu"

Tanpa babibu lagi, Akari segera beranjak mandi lalu bersiap dengan seragam. Meja rias adalah tempat selanjutnya kala dia sudah siap dengan seragam dan isi tas nya. Tak lupa, ia segera men style rambut nya dengan hanya dibiarkan tergerai saja.

Setelah itu, dia menyisir rambutnya, meng hair style rambutnya dengan hanya diluruskan saja. Wajahnya hanya sedikit ia rias dengan tinted sunscreen nya dan sedikit blush on, lalu tak lupa dia set dengan loose powder. Serta yang tak boleh ketinggalan adalah sheer tinted lip balm nya.

"Jangan lupa, parfum. Ya, tidak boleh terlupa" kata Akari sambil menyemprotkan Tom Ford Out Wood Eu de parfum.

Perpaduan wangi vanilla yang bercampur dengan cardamom memberikan sensasai wangi maskulin pada Akari. Bahkan aroma parfum nya lebih maskulin dari parfum kakak laki lakinya. Entah mengapa wangi demikian yang begitu menyeruak di ruang penciumannya membuatnya lebih nyaman dan tenang.

Aoyama pernah bilang selera parfum Akari itu unik atau bisa dibilang agak aneh untuk ukuran remaja perempuan. Bagaimana tidak? Disaat rata rata para siswa perempuan menyukai wangi wangi feminin dan manis, dia malah meyukai jalur lainnya.

Sebenarnya, itu bermula saat Aoi yang pernah mengajak Akari ketika dia membeli parfum. Disanalah tak sengaja Akari juga mencoba beberapa parfum disana. Ia menyemprotkannya di bajunya. Tak dissangka ternyata hidungnya begitu jatuh cinta dengan aroma tersebut. Pahahal, Aoi menyarankan banyak parfum yang cocok untuk adiknya seperti wangi wangi yang lembut dan manis atau segar, tapi ia tolak. Bahkan, Aoi pun mengatakan selera parfum Akari itu aneh untuk ukuran gadis remaja. Sejak saat itu, setiap Akari ulang tahun Aoi selalu menghadiahinya pafrum berwangi maskulin.

Segelas susu sapi, scrambled egg, dua buah roti, dan guacamole sudah tersusun rapih diatas meja makan. Pengalaman sang bibi yang merupakan mantan koki membuatnya selalu merasakan berbagai mcam hidangan baik dari dalam maupun hidangan luar negeri, termasuk kala sarapan. Point plus lainnya adalah Akari merasa selain hidup di dalam restoran sekaligus menjadikan lidahnya tidak bosan karena variasi hidangan yang sangat beraneka ragam. Sementara itu, manfaat di sisi bibinya yaitu terus mengingat dengan baik bagaimana cara memasak dan ingredients dari suatu hidangan karena sering memasakkannya untuk Akari.

It's Blooming AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang