Fight or Flight (4)

30 7 0
                                    

Arungan alam mimpi membuat tidur Akari begitu lelapnya. Bahkan kala pramugari memberikan snack saja, dirinya tidak sadar. Waktu terus berlalu, hingga akhirnya Akari pun terbangun dari tdurnya setelah sekitar setengah jam dia tertidur. Irisnya langsung menoleh ke arah keluar jendela, yang tampak hanya awan putih saja. Dalam hati, ia berharap dalam penerbangannya tidak terjadi yang aneh aneh seperti turbulence atau go arround.

'Masih kurang lebih empat puluh lima menit lagi mendarat. Apa yang harus aku lakukan ya?"

Dia mulai bosan dan berpikir hal apa yang harus dilakukannya. Entah mengapa ia melihat ke sekeliling isi kabin. Ia lebih bad mood kala semua orang bahkan memasang wajah pocker face sambil diam atau tidur. Padahal tadinya ia ingin mencari tahu inspirasi dari penumpang lain, apa yang dilakukan untuk membunuh waktu. Akhirnya dia melihat lihat edisi film apa saja yang tersedia disana, namun tak ada yang menarik baginya. Akhirnya dia putuskan untuk menggambar pemandangan dari dalam pesawat tersebut.

'Baiklah, menggambar saja sebentar'

Akari segera mengeluarkan Ipad nya dan beberapa makanan kecil dari backpack nya. Kali ini dia tak mengeluarkan sketchbook nya karena lebih simple menggunakan iPad jika dipesawat.Tak ada bayangan yang jelas tentang apa yang hendak dia akan lukis. Hanya saja, kala melihat awan putih dan nuansa langit yang kebiruan sedikit yang menggerakkan jari jarinya untuk membuat sebuh lukisan sederhana dari dalam pesawat.

'Kenapa jadi mengantuk ya?'

Entah karena merasa bosan atau memang karena mengantuk, Akari banhkan beberpa kali menguap dan memgucek kedua irisnya. Sebenarnya ia masih ingin menyelesaikan lukisannya. Tapi nyatanya matanya tak bisa diajak berkompromi sekarang, irisnya tertutup dan dia kembali mengarungi alam mimpi.

"Sebentar lagi, pesawat ANA Airways dari Bandara Internasional Kansai Osaka tujuan Bandara Chitose Hokkaido dengan nomor penerbangan Boing 787 BH 333 bersiap mendarat. Bagi para penumpang silahkan kencangkan sabuk pengaman. Terimakasih"

Saat pramugari memberi pengumuman, Akari bahkan belum bangun dari tidurnya. Entah apa yang merasukinya setiap kali dia melaukan perjalanan jarak jauh pasti tertidur. Namun sebelum pramugari membangunkannya, seseorang yang berada duduk disamping kursinya membangunkannya terlebih dahulu. Hatinya tergerak untuk membangunkan Akari karena  merasa kasihan mungkin gadis itu sangat lelah atau mengantuk jadi sangat lelap.

"Kasihan sekali. Pasti dia terlelap. Apa aku bangunkan saja ya?Sumimasen. Nona, bangunlah. Kencangkan sabuk pengamanmu. Sebentar lagi pesawat akan mendarat" dia melanjutkan.

Kala ada suara dan sentuhanyang mmebangunkannya, iris Akari langsung terbuka. Dia menengok ke segala arah dan ini mengisyaratkan sebentar lagi pesawat akan touchdown.

"Oh, sudah sampai ya. Terimakasih telah membangunkan"

Akari berusaha mengumpulkan separuh jiwanya lagi yang masih berhamburan. Bahkan tray makanan dan minuman pun belum dia sentuh sama sekali, tak ada minat. Cukup lama juga dia tertidur, pikirnya. Tangannya segera tergerak untuk mengencangkan sabuk pengamannya. Irisnya langsung salah fokus dengn pemandangan diluar jendela, daratan Hokkaido sudah mulai nampak terlihat. Senyuman pun refleks ia sunggingkan saat mmebayangkan betapa indahnya bentangan alam Hokkaido.

'Wah, daratan Hokkaido sudah kelihatan rupanya. Hokkaido, i'm coming. Pasti paman dan bibi Takahashi sudah di bandara'

Tak lama roda pesawat mulai menyentuh runway bandara, tanda pesawat akan berhenti dan taxi. Akari tahu sebentar lagi pesawat akan segera taxi dan dia segera turun. Segera saja ia melepas headsfree nya dan melihat ponselnya.

It's Blooming AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang