A Missunderstanding (21)

9 3 0
                                    

Tak seperti biasanya yang akan menghabiskan bekal makan siangnya ke rooftop, kini Akari dan kawan kawannya menghabiskannya hanya di kelas saja. Awan yang meng abu serta angin yang berlalu dengan knot yang mungkin lebih tinggi membuat mereka memutuskan untuk tak pergi ke sana. Sebelumnya sudah ditentukan di kelas A atau kelas B mereka akan bertemu, namun ternyata kelas A lah pemenangnya. Maka ketika bel istirahat berbunyi, segera saja Retasu menyeret Hyuga untuk ke kelas A. Kotak bekal makan mereka pun sudah mereka tenteng di tangan.

Entah mengapa, momen istirahat dan menyantap bekal bersama merupakan salah satu agenda yang wajib mereka lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah mengapa, momen istirahat dan menyantap bekal bersama merupakan salah satu agenda yang wajib mereka lakukan. Bertukar bekal makan, bersendau gurau dan melontarkan candaan merupakan hal dapat meneygarkan pikiran, pikir mereka. Bosannya hening suasana di kelas serta adanya guru killer pun jadi terabaikan kala bersama seperti ini. Rasanya Bagai masuk ke fantasi Neverland, bahkan.

Beruntung sekali suasana kelas A kini tak terlalu ramai, pasalnya Hyuga akan sedikit malu jika banyak sekali orang. Ya, wajar saja kan, ini bahkan bukan kelasnya. Tapi tentu saja itu tak berlaku untuk semua siswa, Haruka dan Retasu contohnya. Social anxiety fears them, istilahnya. Nyatanya kedua manusia ekstrovert itu memang selalu nampak enjoy dimanapun dan kapanpun dituasinya.

Beberapa meja dan kursi yang tak terpakai di belakang pun sengaja mereka susun sedemikian rupa hingga membentuk seperti meja makan rumah. Jejeran bekal mereka pun mereka letakkan dia atas meja. Sebelum mereka menyantap bekal, Hyuga terlebih dahulu pergi ke kantin untuk membeli sesuatu sekaligus titipan ketiga orang lainnya. Hingga sampailah Hyuga ke kelas dan bergabung bersama mereka, makan siang pun dimulai.

Gelora keabuan langit nyatanya tak mampu membuat kahangatan yang mereka bagikan ke satu sama lain mereda. Titik titik tangisan langit yang mulai membasahi jendela kelas pun tak membuat mereka gentar untuk tetap berbagai keseruan. Pemandangan indah yang nampak dari jendela kelas bak ost yang mengiringi keindahan kebersamaan mereka kini. Lontaran kisah dan curhatan pun tak terelakan berada diantara mereka. Bahkan, sesekali pun Haruka menceritakan sebuah kisah riddle dan yang lain wajib menjawab. Random sekali, pikir Akari. Dia tak menyangka sebelumnya kalau manusia terlampau menggemaskan seperti Haruka akan menyukai tipe cerita semacam itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
It's Blooming AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang