Heart Shaped Butterfly (16)

18 7 0
                                    

Angin sore yang terlalu bergemeringsing di bulu kuduk serta langit sore yang damai berhasil membuat seketika senyuman di wajah Retasu tercipta. Entah mengapa, kali ini terpikir suatu hal di otaknya. Rasanya, ia belum ingin pulang dulu ke rumah dan masih ingin menyatu dengan alam. Alhasil, sebuah padang tulip yang terpikirkan di benak Retasu untuk mengajak Akari kesana setelah berpisah dengan si kembar nanase di perempatan jalan. Tentu saja, Akari langsung menyetujui ide dari Retasu tersebut.

 Tentu saja, Akari langsung menyetujui ide dari Retasu tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segera saja pedal sepeda, Akari kayuh sedemikian rupa. Namun kala semakin jauh jarak yang mereka telah lalui, Retasu merasakan adanya sebuah goncangan yang lebih massive pada tubuhnya. Ia tahu kalau Akari mengendarai sepeda dengan speed yang mulai di luar nalar, baginya. Sebelah tangannya pun berkali kali ia hentakkan ke punggung Akari berharap Akari menegrti denga napa yang dia maksud. Nyatanya, gadis bersurai hitam itu hanya menganggap hentakkan tangan Retasu di pundaknya sebagai sekedar angin berlalu saja. Padahal, adrenalin Retasu semakin diuji kala mereka melewati sebuah turunan.

"Pelan pelan pak supir"

"Baiklah, akan ku kebut"

"Bukan, justru pelankan. Kau ini baka sekali. Aku takut"

Kini Retasu benar benar ketakutan karena Akari mengendarai sepeda dengan kecepatan yang membuatnya sebenarnya agak merinding. Jalanan memang sedang sangat kosong, tapi bahkan Retasu tetap merinding kala Akari menegendarai sepeda dengan seperti itu. Ingin sekali rasanya dia bertukar tempat dengan Akari. Namun, sebentar lagi mereka sudah sampai lokasi kan? Alhasil Retasu kembali menghentak hentakkan kembali tangannya ke pundak Akari, bahkan kali ini lebih cepat.

Sebenarnya, Akari hanya berpura pura saja tidak mendengar apapun yang diucapkan Retasu. Dia hanya sedang ingin mengerjai Retasu supaya dia ketakutan dan berteriak. Jadi, dia kebut kayuhan pedal sepedanya. Entah mengapa, sensasi teriakan serta wajah Retasu di terlihat dari spion kala sedang ketakutan membuat mood tersendiri bagi Akari. Bagaimana mungkin dia tak ingin membuat adrenalin Retasu semakin terpacu kan kalau sudah begini? Tapi sekencang kencangnya kayuhan nya pada pedal sepedanya, Akari masih memeperhatika aturan.

"Stop, stop. Kita sudah sampai"

Akhirnya suara serta tarikan tangan Retasu pada daypack Akari, seketika membuat Akari segera memeberhentikan laju sepedanya. Retasu pun segera turun dan Akari memarkirkan sepedanya. Tiba tiba saja, Akari terhuyung karena tarikan tangan Retasu pada tangannya. Gadis dengan eye smile itu pun segera membawa Akari meuju ke hamparan tulip yang sedari tadi ingin sekali ia tunjukkan kepada Akari. Entah mengapa, kini menjadi Akari yang tiba tiba usil dengan menarik kuncir rambut Retasu yang sukses membuatnya dikejar kejar oleh Retasu.

"Hey, kenapa kau usil sekali daritadi? Kau bahkan sengaja kan mengayuh sepeda dengan kencang"

Retasu masih mengejar Akari dengan begitu massive nya di tengah tengah pematang padang tulip. Karena merasa malah menjadi seperti adegan di film Bollywood dengan berkejar kejaran seperti ini, kini Akari pun berhenti dan malah menggandenga kedua tangan Retasu. Retasu malah senang sekali kala Akari mengajaknya berputar putar dan dia membuat scene seperti melakukan fandango disana. Namun kala baru beberpa waktu saja mereka melakukan reka tarian tersebut, akhirnya Akari tumbang dan membaringkan tubuhnya di bentangan rumput.

It's Blooming AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang