Ain't it Fun (37)

11 7 0
                                    

Tak ada hujan dan tak ada pertir, Akari merasa perutnya nyeri sekali bak cucian yang sedang diperas rasanya. Demi tuhan dia bingung sekali harus apa, menginjakkan kakinya saja baru beberapa menit yang lalu. Yep, sepulang jamming tadi Akari merasa seperti ada yang salah dengan dirinya. Sesungguhnya Hyuga sudah mulai menyadarinya bahkan sejak mereka membawakan lagu terakhir, tapi Akari menyakinkannya kalau dia baik baik saja. Tak tega rasanya kalau mereka harus khawatir karena dirinya, batin Akari. Kini tangannya masih memegangi serta mengusap perutnya sejenak.

"Nyerinya, seperti ingin mengamuk tapi dengan siapa dan kenapa pula juga? Tapi kenapa rasanya juga seperti sangat lapar, ya?"

Sesaat saja dia berdiam diri untuk sejanak deringan sebuah alarm di ponselnya mengisyaratkan bahwa adanya sebuah agenda atau peringatan yang harus ia ketahui. Kini irisnya begitu memperhatikan dengan seksama notifikasi apa yang muncul disana. Nafas panjang serta tepukan tangan di dahi langsung berkelana kala ia alarm ponselnya mengatakan bahwa besok atau lusa adalah tanggal tamu bulanan nya datang.

Akari seringkali struggle dengan hal satu yang pasti dihadapi oleh mayoritas Perempuan di seluruh dunia tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akari seringkali struggle dengan hal satu yang pasti dihadapi oleh mayoritas Perempuan di seluruh dunia tersebut. Bagaimana tidak? Selain anemia nya kemungkinan kambuh, dia juga harus seringkali bolek balik ke kamar mandi dengan sering. Namun hal yang ebnar benar nighmate baginya adalah kala period cramps begitu menghantuinya. Perpadua antara ingin menangis dan marah marah begitu membuatnya frustrasi kadangkala. Jika ini sudah muncul, seringkali jerintan benaknya menagatakan bahwa lebih baik menjadi seorang laki laki saja, jadi tak perlu merasakan sakitnya kala period nya tiba.

Dua lukisan yang harusnya malam ini dia lanjutkan pengerjaannya, menjadi harus terbengkalai dulu. Tangannya tergerak untuk memasang period pads di perut, pinggang serta lehernya. Sebuah bantal hangat pun juga ia letakkan tepat di belakang pinggangnya yang terasa kaku. Tak lupa juga ia menlan sebutir vitamin serta obat pereda period cramps nya. Bahkan, kala sekarang ia tak merasa akan segera tidur, jadilah iPad nya yang ia ambil. Secercah harapan sepertinya tampak untuk mengalihkannya dari period cramps yang begitu menyebalkan, kira kira begitu menurutnya.

Sebenarnya, Akari sekarang ingin sekali berdiskusi dengan Aoyama seputar sebuah gambar di iPad nya yang seakrang masih ia garap. Ia butuh sekali secercah penerangan dari Aoyama seputar pewarnaan yang nantinya akan menjadi bahasan pertimbangannya untuk finishing, tapi sepertinya kali ini Aoyama sedang tidak bisa. Malam ini bahkan adalah malam minggu kan? Waktu yang tepat bukan untuk berkencan dengan kekasih atau sekedar hangout dengan crush?

Akhirnya kini tangan Akari mulai mengirim chat kepada Kenjiro karena dia tahu Kenjiro single dan tak puya crush juga. Sangat aman dan sentosa memang jika mengandalkan apapun sahabat berkacamata nya tersebut. Awalnya, mereka hanya saling berkirim chat saja seperti biasa guna meramaikan grup guacamole mereka. Namun, entah mengapa Kenjiro jadi ingin ber video call dengannya sekarang. Tentu saja Akari senang senag saja karena mereka sedang memiliki waktu luang kosong kan? Ya sebenarnya malam hari memang nyaris di setiap malam mereka akan ber video call bertiga, tapi jika tidak ada halangan.

It's Blooming AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang