Dilemma (23)

17 7 0
                                    

Kala semburat oranye mulai menapaki jajaran langit, rasa gusar kembali menghantui Akari. Gadis bermaga Hasegawa itu rasanya tak ingin ada di rumah dulu malam ini. Ia ingin menghabiskan waktu malam ini di rumah Retasu saja. Etahlah mengapa demikian berat sangat untuk Akari berada di rumah kala ayahnya sedang berkunjung. Bagi Aakri jika memang mereka yang mengirim serta memaksanya untuk ada disini, lalu untuk apa mereka mengunjunginya bak peduli dengan keresahannya.

Akari segera melangkahkan kedua kakinya untuk segera kembali ke rumahnya. Disana terlihat bibinya yang sedang menyiapkan makan malamnya. Ia tahu kini ayahnya dan pamannya sedang berada di halaman belakang sedang mentapa pot pot tanaman dan sebentar lagi pasti akan masuk ke dalam. Sebenarnya Akari ingin sekali membantu bibinya menyiapkan makan malam, tapi ia tak mau kalau nanti sampai berpapasan dengan sang ayah. Jadi Akari langsung naik ke atas saja.Tangannya segera meraih daypack nya dan emmasukkan beberapa barang barang dan snack ke dalamnya. Tak lupa, ia juga memasukkan baju ganti dan baju tidurnya.

Seusai membereskan segala peralatan serta barang barang lainnya, kini Akari segera menggendong daypack nya dan kembali menapaki anak tangga satu per satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seusai membereskan segala peralatan serta barang barang lainnya, kini Akari segera menggendong daypack nya dan kembali menapaki anak tangga satu per satu. Tak disangka, ternyata kini ayahnya beserta pamannya sudah ada di dalam rumah. Sebuah momen yang bahkan sangat Akari tak ingin muncul malah menjadi sebuah binar yang nyata kini dihadapannya.

"Akari sudah pulang ya" Kata ayahnya.

"Bi, aku menginap di rumah Retasu malam ini. Ada tugas" Kata Akari.

"Begitu ya" Kata bibi.

"Tidak makan malam dulu dirumah? "Kata bibi.

"Tidak. Nenek Sakamoto mengajak untuk makan malam bersama. Aku pergi" kata Akari.

Sebelum ayahnya membuka suara lebih banyak, Akari segera melenggang keluar. Dia bersumpah bahwa sebenarnya dia sama sekali tak menyukai drama, dia hanya tak ingin bertemu dengan anggota keluarganya saja. Baru saja dia mulai berdamai dan nyaman dengan semua ini, dia tak mau ada yang mengusiknya. Kini langkah kakinya dia rahkan menuju rumah yang tak seberapa jauh dari rumahnya tersebut.

Retasu bahkan sudah menunggunya di depan halaman rumahnya, seperti biasanya bukan? Kedua tangannya langsung menggandeng tangan Akari dan mempersilahkannya masuk ke dalam. Sebenarnya ada rona yang berbeda kala Akari baru datang barusan ke rumahnya. Ia tak mengerti emngapa murung seperti sedang melanda Akari. Sungguh seperti bukan Akari yang biasanya bermain dengannya.

"Kau kenapa?"

"Tidak"

"Kenapa terlihat begitu murung?"

Akari pun meneceritakan penyebab murungnya dirinya, dan kini Retasu memeluknya. Ada sebuah ketulusan yang besar kala gadis bersurai semi ikal tersebut mendekapnya dalam pelukannya. Baru kali ini Akari memiliki seorang teman peremouan yang begitu tulus dan apa adanya seperti Retasu. Ia begitu nyaman berteman dengannya, bahkan dengan kedua manusia Nanase itu juga. Retasu tak banyak mengeluarkan suaranya, ia hanya berusaha untuk memberikan kehangatan dan ketulusannya pada Akari. Dia sendiri juga sebelumnya tak punya teman Perempuan yang begitu dekatya seperti dia ke Akari.

It's Blooming AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang