𝕠𝕟𝕖 𝕥𝕠 𝕠𝕟𝕖 𝕨𝕒𝕪
Sebagai Choi Beomgyu, raga dan jiwaku yang baru. tentu saja aku tidak akan bisa lepas dari gambaran diriku sendiri dimasa lalu. semua rasa bersalah, dosa, rasa malu dan keegoisan, semua itu mengikat diriku sendiri. tidak peduli seberapa jauh aku berlari, ataupun mengganti hidupku.
Choi Bam-giyu masih berdiri disana, dengan wajah datarnya. yang tak lain adalah diriku sendiri.
Namun, situasi ini adalah situasi yang berbeda.
Aku bukan lagi Choi Bam-giyu. Aku adalah jiwa baru, Choi Beomgyu.
Aku tidak bisa terus terhubung oleh Choi Bam-giyu.
Sekarang ini, Choi Bam-giyu adalah orang lain.
Dan Choi Beomgyu adalah aku.
Angin malam menyapu wajahku dengan dingin, aku menarik napas pendek, kemudian berjalan melewati Bam-giyu. aku hanya mengira bahwa pikiranku kini berhalusinasi. momen paling terburuk dalam hidupku yang paling aku takuti adalah harus berhadapan dengan diriku sendiri.
saking takutnya melihat bayanganku diriku sendiri, aku tidak pernah sekalipun menatap cermin setelah terakhir kali aku memiliki raga Choi Beomgyu. meskipun disana ada wajah konyol milik Choi Beomgyu, aku masih melihat bayangan Choi Bam-giyu disana.Bayangan Choi Bam-giyu seolah mengejekku, disisi lain aku juga sangat membenci wajah itu, lebih tepatnya, semuanya yang berhubungan dengan Choi Bam-giyu—diriku sendiri, semuanya sangat menjijikkan dan aku sangat membencinya.
Aku benar-benar sangat ingin menghapus semua jejaknya.
Dan aku menyadari sebuah fakta sederhana, tentang bagaimana aku harus memutuskan garis akhirku, dan itu adalah kematian.
Langkah ku tiba-tiba berhenti ketika mendengar suara lirih dari sampingku.
"Halo.. Hyung?"
Aku meliriknya, Choi Bam-giyu berdiri disana. dengan matanya yang hitam gelap, tanpa sinar apapun. aku kira dia adalah hantu, namun dia tampak begitu nyata. dan sosok familiar ini, terasa sangat terikat denganku. aku dapat merasakannya.
Kebencian akan diri sendiri.
Kau tidak tau seberapa kuat aku menahan tanganku untuk tidak mencekik remaja kecil didepanku ini.
Aku menarik napas dalam, dan kemudian berbalik didepannya. dengan nada suara tanpa energi yang sangat berbanding balik dengan wajahku yang konyol— Choi Beomgyu, aku menjawab panggilannya.
"Apa kamu perlu sesuatu?" Kataku langsung, siapapun yang melihat gelagat dan gerakan kecilku, mereka akan menangkap basah diriku, bahwa aku sedang gelisah, tanganku terus mengatup, mataku tak berani menatap Choi Bam-giyu.
Remaja kecil dengan rambut hitam terangnya itu berkedip, masih dengan wajahnya yang benar-benar sedatar tembok. Aku sendiri tidak pernah mengira bahwa ekspresiku itu— selama ini sangat... Menyebalkan untuk dilihat.
Remaja itu mengangguk, "ya.." ia menggantungkan kalimatnya. "Saat ini ibu dan ayahku bertengkar hebat dirumah, aku ingin pulang untuk makan." Mata gelapnya bergulir kearahku, "Aku tak punya nyali untuk kembali kesana.. bisakah Hyung memberiku sedikit uang untuk aku membeli makanan?" katanya, aku bisa melihat kedua telapak tangannya yang digenggam erat, aku yakin dia mengumpulkan banyak tekad untuk bisa bicara pada orang asing. untuk menurunkan harga dirinya dengan mencoba lebih emosional dan menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
one to one way
Fanfiction"daun beku itu telah menipu runtuhan butir salju." . . . Pria muda di depannya terlihat terdiam, dia hanya mengangguk. "Anda hanya.. terlalu mencintai diri anda sendiri. Ide dari keputusasaan yang anda miliki terlalu berharga untuk ditinggalkan." Di...