Ø₦Ɇ ₮Ø
O̵n̵e̵ t̵o̵
Look at the mirror and tell me..
Do these scars made you less beautiful?
....
...Yes. they did.
"Choi Beomgyu."
Kedua pasang pupil milik Choi Beomgyu gemetaran, tubuhnya lemah, dia terluka. rasanya darah membasahi tenggorokannya, membuatnya merasa kesulitan untuk bernafas.
Laki-laki tinggi di depannya meraih paksa tangannya yang hampir patah, kakinya yang bebas menginjak kaki Beomgyu tanpa perasaan. pemuda yang terbaring menyedihkan bersandarkan permainan mesin derek bekas———Choi Beomgyu, hanya bisa meringis menahan sakit. amarah dan kekesalan serta penyesalan terlihat jelas dari gelimang sorot miliknya yang basah.
Laki-laki tersebut membuka lengan panjang yang menutupi kedua tangan Beomgyu, mengamati banyak bekas goresan di permukaan kulitnya. laki-laki itu menyunggingkan senyum miring, tatapan mengejek dia tujukan pada laki-laki di bawahnya yang menahan perih.
"Kamu depresi? Memalukan. bekas-bekas permanen itu menjijikkan untuk dilihat." Dia berujar dengan datar, di sertai sarkasme dan kritikal. Beomgyu terdiam, dadanya panas mendengarnya. tangannya mencoba menarik diri dari genggaman laki-laki keji tersebut, namun tidak membuahkan hasil. bagian dari nyala energinya telah dipatahkan habis.
Seiring penindas di depannya itu mendorong tubuhnya pada mesin derek dibelakangnya, Beomgyu merasa awak tubuhnya semakin retak. tekanan besi di kepalanya membuat visinya blur.
Apa dia masih akan bertahan hidup besok...
Choi Beomgyu tidak mengerti.
"Beomgyu!"
Choi Beomgyu terperanjat kaget, lama melirik sepasang sepatu kotor miliknya dengan kekosongan. dia tidak menyadari bahwa genggaman ringannya mendorong pada gagang pintu.
Gagang pintu.. ruangan 204.
Dia mendongak, menatap bagaimana pemuda lain di atas bangsal rumah sakit menyambutnya dengan ceria.
Nada suara yang sungguh kontras.. dengan lingkup gelap dari orang-orang yang berada di hidupnya.
"Kemari, mendekatlah! Kamu sudah lima hari tidak mengunjungiku disini." Pemuda kurus di atas bangsal mengklaim, dengan sedikit kerutan di keningnya. pemuda itu mengembangkan senyum lebar pada Beomgyu, memberinya sambutan sebahagia mungkin.
Beomgyu terdiam, sambutan itu sebenarnya.. sudah biasa. namun, dia tidak pernah bisa terbiasa dengan gestur hangat tersebut. Dia mencoba mempertahankan ekspresi datarnya, tapi ada sedikit rona merah di pipinya. dia agak malu dengan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
one to one way
Fanfiction"daun beku itu telah menipu runtuhan butir salju." . . . Pria muda di depannya terlihat terdiam, dia hanya mengangguk. "Anda hanya.. terlalu mencintai diri anda sendiri. Ide dari keputusasaan yang anda miliki terlalu berharga untuk ditinggalkan." Di...