Ø₦Ɇ ₮Ø Ø₦Ɇ ₩₳Ɏ
O̵n̵e̵ t̵o̵ o̵n̵e̵ w̵a̵y̵Saat-saat di mana aku kembali melintasi jembatan tua, menyeberangi jalan raya, melewati danau bening dan kembali berhenti di Restoran Jepang. siklus yang membosankan menjadi ritma yang naik, iramanya memukulku begitu keras. awalannya mungkin hanya membuatku terkejut, mungkin juga akan menyebabkan kebiasaan, tetapi semakin lama akan membuatku berdarah dari dalam.
Aku tidak tau apakah kamu harus mengerti.
Seperti yang tertera terakhir kali, aku akan selalu berlabuh disini.
"Restoran Jepang ini mungkin akan layu."
Suara Hueningkai menginterupsi di tengah-tengah kesunyian pagi hari yang mengudara.
"Bagaimana cara membangun kembali lingkup hidup yang telah mati?" Aku bertanya kepadanya yang berdiri di dekat pintu masuk kaca.
"Hinggap pada tahun, menghitung genap, bergantung pada eksistensi. siapa yang akan menyangka skema anak kecil seperti itu akan tenggelam?"
Aku mengernyit.
"Kamu bicara apa?"
Hueningkai tertawa kecil, ia berjalan masuk, meletakkan tangan di atas meja pelanggan dan mengambil tempat duduk.
"Lupakan saja. aku hanya asal bicara."
Hueningkai melepas jasnya dan meletakkannya di atas meja pelanggan.
"Bagian-bagian ini mungkin bisa dibilas lebih bersih." Telunjuknya menunjuk kaca yang mengelilingi seluruh dinding restoran. "Ganti lampunya, dan tata perabotan pada posisi yang berbeda. itu akan membawa hirup suasana baru." Ujarnya kemudian duduk.
Mulutku terbuka kecil, mataku ikut menyipit. mencoba memikirkan sesuatu.
"Baiklah. mungkin saat luang, aku akan melakukan semua masukanmu."
"Kenapa tidak sekarang?"
Pandanganku turun. "Aku tidak berniat membuka restoran ini kembali."
Raut Hueningkai tampak berubah prihatin.
"Oh?"
Aku menyadari reaksi tersebut, lalu menggelengkan kepalaku pelan.
"Aku tidak memiliki bekal atau keterampilan seperti Soobin."
"Kamu akan mencari pekerjaan baru?"
"Tentu saja."
Hening.
Aku memang sudah merencanakan hal ini sejak lama.
"Buatkan aku ramen."
Hueningkai berceletuk.
"...Instan."
"Tidak apa-apa."
Ia tersenyum tipis ke arahku.
Tubuhku membeku sejenak di tempat, mengamati reaksi kecil itu dengan pikiran kosong.
.
.
.
Ø₦Ɇ ₮Ø Ø₦Ɇ ₩₳ɎO̵n̵e̵ t̵o̵ o̵n̵e̵ w̵a̵y̵
.
.
.Tanganku terus bekerja di atas kertas sejak beberapa menit yang lalu.
Hanya.. kegiatan sederhana yang Hueningkai jadwalkan untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
one to one way
Fanfiction"daun beku itu telah menipu runtuhan butir salju." . . . Pria muda di depannya terlihat terdiam, dia hanya mengangguk. "Anda hanya.. terlalu mencintai diri anda sendiri. Ide dari keputusasaan yang anda miliki terlalu berharga untuk ditinggalkan." Di...