Ø₦Ɇ ₮Ø Ø₦Ɇ ₩₳Ɏ
Soobin tidak kunjung datang.
Padahal ini sudah hampir memasuki senja. aku sampai tertidur sepanjang hari.
Aku menegakkan punggungku diatas kursi pelanggan, kemudian menguap kecil. aku melirik sekitarku, sangat sepi dan sunyi. diluar juga tidak ada orang yang berlalu lalang lagi. aku berdiri, kedua tanganku memegang alas meja dan kemudian melepasnya. mataku rasanya sayu ketika aku kembali memandang keseluruh ruang direstoran.
Aku berjalan menuju pintu kaca restoran, mendorongnya dan aku keluar. pandanganku bertemu kesekitar lagi, dan aku mendongak. senja sepenuhnya sudah hilang, digantikan antero biru yang gelap.
Aku menghela napas. kemudian kembali mengunci restoran.
Lalu memasukkannya kedalam saku celanaku.
Dengan datangnya kegelapan, udara menjadi dingin dan angin semakin intensif, membisikkan rahasia dalam bayang-bayang.. ada sesuatu yang menenangkan dalam angin saat ini, keheningan lembut yang mengundang kamu untuk berhenti, mengambil waktu sejenak dan merenung.
Mungkin Soobin akan datang besok. maka aku akan datang lebih pagi esok hari.
Yah.. harus. Ia harus datang.
Jika ia tidak datang, maka aku akan ganti mencarinya.
Langkah..
Demi langkah..
Kembali terjulur seiring aku melewati danau. ada sebuah rencana.. ah tidak. kurasa itu tidak disebut rencana.
Itu sudah seperti bagian dari rutinitas sehari-hari.
Langkahku berubah berenergi tatkala tungkai kakiku membawaku ke arah rumah sakit tempat dimana Kang Taehyun dirawat.
.
.
.
Ø₦Ɇ ₮Ø Ø₦Ɇ ₩₳Ɏ
.
.
.Kita tidak pernah mengetahui bagaimana setiap detik hari, setiap satu detik yang berlalu telah menelan banyak jiwa-jiwa yang berharga. rumah sakit ada untuk mencegah semua itu.
Ah apa itu benar? aku tidak begitu tau. tapi aku selalu bertanya-tanya tentang itu sejak kecil, sebuah suara hati yang selaras dengan semilir angin. sebenarnya apa yang membuat manusia itu mati lebih lambat? mengapa ada tenaga kesehatan didunia jika sudah disebutkan bahwa kematian merupakan takdir mutlak yang sudah ditetapkan sejak lahir dan tidak bisa ditunda maupun dipercepat?Aku bahkan bertanya-tanya apakah fakta tentang takdir mutlak; kematian itu sebenarnya kebenaran atau tidak.
Mengapa harus menangani orang yang sakit dan terluka bila memang garis napas mereka akan habis hari itu?
Saat pandanganku bertemu seorang pria tua yang sedang menangis, duduk dikursi tunggu didepan sebuah ruang operasi dilantai dua. aku berhenti sejenak didepannya, wanita tua disebelahnya yang sepertinya adalah istrinya, berada disebelah pria tua itu dan menenangkannya. beberapa kali mereka menyebut nama seorang gadis yang tidak aku mengerti. dan wanita itu terus berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja, menyebut lagi dan berulang bahwa anak gadis mereka akan selamat.
Pria tua itu mengangguk-angguk dan kepalanya bersandar didada istrinya, mencari kehangatan.
Setelahnya, aku merasakan beberapa perawat melewatiku dan menyebutkan sesuatu yang tidak aku ketahui.
"..."
Aku bergeming ditempatku berdiri, mengambil langkah lagi untuk berjalan ke ruangan 204 dimana Kang Taehyun dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
one to one way
Fanfiction"daun beku itu telah menipu runtuhan butir salju." . . . Pria muda di depannya terlihat terdiam, dia hanya mengangguk. "Anda hanya.. terlalu mencintai diri anda sendiri. Ide dari keputusasaan yang anda miliki terlalu berharga untuk ditinggalkan." Di...