[THE ONE PATH FOR OUR WAY]

49 6 17
                                    

Ø₦Ɇ ₮Ø Ø₦Ɇ ₩₳Ɏ
One to one way

Jarum jam mulai berdenting. menghasilkan tabrakan pada udara tebal ditengah-tengah gerahnya keramaian. Dengung jam antik yang tingginya melewatiku, hanya ada ringis hampa yang diciptakannya. jarum pendek menunjukkan pukul empat, lama berdiam diri di dalam sebuah toko jam antik, aku mulai mundur dan melihat ke sekitar.

Banyak orang juga masuk ke dalam toko jam antik yang lumayan besar, salah satunya adalah aku.

Bukan tanpa alasan aku pergi kesini.

Sudah dua hari berlalu dari kunjungan terakhirku di Nobeless dan rumah sakit, banyak surat berdatangan dan telepon asing dengan nomor yang berbeda-beda mempermainkan ku.

Surat pertama.

'Kamu menikmatinya bukan? menjijikan.'

Surat kedua.

'Munafik. aku bersumpah aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang.'

Surat ketiga.

'Matilah.'

Surat ke empat dan seterusnya hanyalah ancaman dan ujaran kebencian murahan.

Setiap surat selalu dibungkus dengan amplop cokelat kekuningan yang tampak tua.

Setiap nomor yang menelponku, aku langsung memberikannya ke kantor polisi, namun mereka tidak dapat melacak ataupun mempunyai pencerahan. pelaku sengaja berganti-ganti nomor untuk menghindari hal ini.

Itu jelas orang yang sama.

Di malam keadaan Taehyun memburuk.

Aku hendak menghubungi Hueningkai tentang masalah ini, aku memiliki firasat kuat bahwa orang asing ini memiliki sebuah niat besar. entah itu kepadaku, ataupun pada orang lain yang memiliki hubungan denganku akhir-akhir ini.

Aku tidak ingat memiliki urusan dengan orang asing.

Atau Beomgyu asli yang memiliki kunci tentang ini? maksudku mungkin ia yang memiliki hubungan dengan orang ini sebelum berganti jiwa.

Karena hal ini pula, aku jadi memilih untuk tidak memberitahu Hueningkai. bagaimana reaksinya jika aku mengatakan..nya? tentang Choi Beomgyu asli dan aku sendiri.

Tidak.

Hueningkai 'terlalu' normal, ia tidak pernah melalui kesengsaraan serta tragedi semacam itu.

Dia tidak akan mengerti.

Yang ada mungkin aku akan di bawa ke terapi.

Sigh.

Jika ditanya apa hubungannya dengan toko jam antik dan mengapa aku berdiri disini..

Aku melihat sosok asing berbaju serba hitam mengikutiku.

Saat aku berbalik untuk mengejarnya, ia berlari memasuki toko jam antik ini.

"Sial, tunggu saja." Aku mendesis kesal.

Aku dengan cepat kembali mengitari dan memasuki beberapa ruang bahkan sampai di ruang loker karyawan. Ada kepala maskot beruang di salah satu bangku disana yang sedikit membuatku salah fokus. Meski begitu aku juga tidak kunjung mendapatkan jejak orang asing itu.

one to one way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang