Ø₦Ɇ
.
.
.Waktu kembali ke masa depan, lima tahun setelahnya.
Kehidupan ganti berjalan dengan biasa.
Semuanya masih sama. dunia berotasi seperti biasa, matahari terbit menggantikan bulan dan bulan terbit menggantikan matahari. mungkin beberapa orang telah pergi meninggalkan dunia. beberapa dari mereka menginjak sebuah jalan hidup baru, ada yang terpelosok dalam kegelapan, ada yang naik menemui cahaya.Aku tidak bisa memberi kedua kalimat itu pada diriku.
Mungkin kehilangan keduanya adalah kata-kata yang cocok.
Perlahan aku merasa bahwa aku tidak hidup di dunia tempatku tinggal seperti dulu. mungkin karena lambat laun aku mulai kehilangan serpihan-serpihan jati diriku yang asli. pembunuhan yang aku lakukan tanpa kesadaran lima tahun lalu mengganggu semua keputusan hidupku, meski perlahan-lahan.. aku mulai melupakannya sedikit demi sedikit..
Aku tidak tau mengapa namun rasanya ingatanku seolah-olah terhapus.
Rasa sakit yang menjadi nuansa masa mudaku.. aku juga perlahan melupakan bagaimana rasa sakit itu terasa.
Sejak suara-suara itu bermunculan.
Suara itu lewat begitu saja, sesaat aku mengingatnya dengan baik, namun satu detik kemudian, aku melupakannya total.
Aku selalu kebingungan setengah mati.
Aku merasa bahwa aku semakin kehilangan arah.
Aku tidak mengingat bagaimana kehangatan yang ayah berikan melalui usapan lembutnya lagi.
Rasa sakit dan kehangatan itu sama-sama menghilang.
Sehingga aku tidak dapat menyebut kata-kata yang pas untuk ditujukan kepada diriku sendiri.
Apakah kehilangan sama dengan kekosongan?
Apa mungkin ada perbedaan..
Suara asing yang selalu lewat sekilas itu semakin sering muncul setelah lewat lima tahun. aku akan termenung sendirian diatas meja dikamarku, mencoba mengingat dengan keras setiap suara itu mulai muncul. aku juga sering bertanya-tanya pada diriku sendiri. apakah suara tersebut murni ada karena mental bengkok milikku? setiap kali aku menggali ingatan tentang suara dan kata-kata yang menjadi pengiring suara tersebut, aku memukul kepalaku untuk mengingatnya paksa dengan keras. kemudian menuliskannya diatas kertas.
Dalam beberapa bulan terakhir aku berhasil menyusun suara-suara itu.
Aku menghela napas. mataku bergulir pelan menatap kearah kalender didekat pintu kamar. bulan mei. bola mataku naik sedikit, dan menyadari bahwa kalender itu ternyata kalender tahun lalu.
Sebuah perasaan tidak tergambar ini menggangguku. sering kali aku menghindari perasaan tersebut dengan mencoba membaca banyak buku dan melukis, ayah menyita semua benda tajam yang selalu aku gunakan untuk merobek dan menyayat kulitku sendiri. selama lima tahun ini juga aku tidak bertemu saudara dan ibu tiri sama sekali. aku melupakan wajah dan suara mereka. terkadang aku bertanya-tanya, kemana mereka pergi? aku tidak mendengar dan melihat mereka dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
one to one way
Fiksi Penggemar"daun beku itu telah menipu runtuhan butir salju." . . . Pria muda di depannya terlihat terdiam, dia hanya mengangguk. "Anda hanya.. terlalu mencintai diri anda sendiri. Ide dari keputusasaan yang anda miliki terlalu berharga untuk ditinggalkan." Di...