[..for eternity.]

32 2 2
                                    

..𝓯𝓸𝓻 𝓮𝓽𝓮𝓻𝓷𝓲𝓽𝔂

"Jadi, apa gunanya hidup?" cara dia berbicara penuh dengan nada dingin namun, kekecewaan di baliknya membuatnya pecah.

"kita dilahirkan.. kita tidak bisa merasakan apa pun selain kesepian.." dia berhenti, dan menatap kerumunan dengan ekspresi datar.

"kita melakukan kejahatan dan dosa. kita menyakiti orang lain.. kita merasa bersalah dan menyesal.. namun.. kita masih memilih menyakiti diri kita sendiri daripada membayar mereka yang terluka."

pria itu berdiri tegak dan diam. dia kemudian melanjutkan.

"ini salah.. bukan begitu? tapi kita terlalu nyaman dengan kesalahan ini."






















"Apa yang kamu lakukan.. Beomgyu?"







Suara penuh deru beku..











Beomgyu terdiam kaku di tempatnya, pada ambang pintu panti asuhan, Detektif Haurus berdiri disana dengan wajah gelap.

Balita kembar yang ikut berdiri di kiri dan kanan Haurus melarikan diri sambil berteriak keluar dan menangis.







"Jangan mencari bantuan.."

"..pergi dan kaburlah.. sejauh mungkin.."





"..Nak."






"Ini.. jebakan.. pergi.. dan selamatkan dirimu."

Realitas dari LSN seketika membuat kepalanya sakit, pergelangan tangan Beomgyu gemetar.
















"Aku... Aku.. tidak membunuh LSN.."













































"Hari ke-14."

Taehyun bergumam. mencoret salah satu tanggal.

Dia menghela nafas.

Beomgyu tidak datang mengunjunginya setelah 14 hari lamanya.

Kertas berisi banyak gambar dan sketsa bersama penulisan menumpuk di atas nakas, hidupnya kembali pada siklus bosan yang penuh kekosongan. Kesendirian yang kembali datang.. tidak menghantarkan apapun kecuali ruas sepi yang begitu acak.

Dia berulang kali menghibur diri, mengatakan berkali-kali bahwa Beomgyu pasti bukan tipikal orang yang meninggalkannya pergi tanpa pamit. dia percaya itu. Bagaimana mungkin dia meragukan satu-satunya jiwa mulia yang dikenalnya?

Dia merasa..

Bahwa dia mengerti Beomgyu dengan sangat baik.

Dia tidak mengerti apakah ini hanyalah salah satu bentuk pelarian dari rasa khawatir akan kesendirian, yang dia harapkan hanyalah Beomgyu memperlihatkan dirinya dan Hidup.

"Bila keresmian kembali mengganggap Bintang Utara suatu anomali asing.. mungkinkah komprehensif yang berasal dari kebahagiaan berderajat inferior dapat menggeser peresmian..?"

Taehyun berkedip ketika membaca pertanyaan yang di sampaikan oleh Beomgyu di salah satu deretan paragraf yang tertulis.

Kertas ini adalah kertas dimana Taehyun mengajak Beomgyu untuk membuat sebuah narasi tentang kreativitas pertama mereka di ruangan 204. Taehyun tidak percaya bahwa Beomgyu benar-benar menuliskannya untuknya, atau mungkin.. dia hanya tidak ingat.

one to one way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang