[mystery beyond themes with self,]

34 1 2
                                    

𝓶𝔂𝓼𝓽𝓮𝓻𝔂 𝓫𝓮𝔂𝓸𝓷𝓭 𝓽𝓱𝓮𝓶𝓮𝓼 𝔀𝓲𝓽𝓱 𝓼𝓮𝓵𝓯,

Bila harus dipaksa untuk mendeskripsikan bagaimana sistem dari dunia berjalan.

Choi Beomgyu lebih memilih untuk kembali tenggelam dalam pelukan lututnya.

Tidak masalah bila dirinya nanti akan di tendang ataupun di pukul, kebingungan dari dalam akal sehatnya lebih dulu mengalirkan panas. yang mungkin dapat menekan rasa sakit yang akan datang.

"Aku tidak suka sakit."

Beomgyu sering menyatakan kalimat tersebut untuk menghibur dirinya sendiri dari segala hal yang memberinya cemas. pada setiap turunnya senja, ketika dirinya kembali terbaring pada permukaan besi yang berasal dari permainan mesin derek. dia akan menggumamkan kalimat yang sama demi menetralisir sesak di dalam dada.

Banyak problem di dalam dirinya sendiri. Gelisah dan kecemasan sering kali membuatnya merasa mual, dirinya beberapa kali mencoba menghindari semua kecemasan tersebut dengan menyakiti dirinya sendiri, mencoba membuang semua tekanan emosional yang membasahi kerongkongannya, pada akhirnya, semua tindakan itu tidak menghasilkan apapun kecuali riset nyata atas bukti betapa bodohnya dirinya.

Salah satu masalah yang dirinya dengan sengaja derita, dia menganggap bahwa menyakiti dirinya sendiri adalah bagian dari hidupnya sendiri. Beomgyu tidak pernah menganggap tindakan itu adalah sebuah masalah. dia menganggap itu hanyalah metode normal, murni dari dirinya sendiri untuk menyingkirkan kecemasan.

Pada akhirnya, dia kecanduan.

Perih dan panas dari sayatan atau luka bakar yang sengaja dia buat, sesaat——itu menyakitkan. ketika tangannya menggenggam sebuah cutter ataupun benda tajam lainnya, jemarinya tidak berhenti gemetar karena suatu adrenalin. memicu dorongan nafas yang lebih cepat, dan keringat mulai keluar dari telapak tangannya. entah itu adalah semangat atau ketakutan dari rasa sakit yang disengaja, Beomgyu tidak memikirkannya.

Bagian bodoh dan ironis, ketika dia mengaku sangat membenci rasa sakit. Namun kenyataannya, dia tidak ragu menyakiti dirinya sendiri. membohongi dirinya sendiri begitu kejam, seluruh bagian dari selimut hampa menjadi kekosongan utamanya.



















"Ibu."





Beomgyu mengintip dari balik pintu yang agak terbuka.

Sunyi.

Tidak ada siapapun disana.

Seharusnya dirinya sudah memahami hal ini sejak lama.

Tidak ada siapapun di dalam kamar, sejak kecil hingga dewasa, Beomgyu selalu menyisihkan sebagian waktunya untuk mengetuk pintu kamar dari wanita yang sempat mengurusnya.

Wanita itu telah lama meninggalkannya.

Beomgyu hanya bisa mengingat wajah penuh benci di wajah wanita yang dia sebut ibu. Kebencian yang jujur dari sorot wanita tersebut hanya menjadi beban pertanyaan yang tertanam di dalam pikirannya. Hingga kini dia telah tumbuh dewasa.

Ada saat-saat dimana dirinya mengingat memori tidak menyenangkan bersama wanita yang dia sebut ibu.

Memori itu tidak terlalu spesifik, hanya sekedar luka yang Beomgyu bawa dihatinya. bekas sakit yang membekas begitu dalam.. bersama kesan akan pahit di dalam kasih sayang palsu.

Itu hanyalah, sebuah rayuan dan naluriah kekanak-kanakan khas pemikiran anak kecil.

Beomgyu sering bertingkah nakal, mencoba menggaet seluruh perhatian dari wanita yang dia sebut ibu. dia mengerti bahwa wanita itu tidak terlalu senang dengan kehadirannya.

one to one way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang