Ø₦Ɇ ₮Ø
O̵n̵e̵ t̵o̵"Beomgyu, salju semakin lebat.."
Beberapa kali Taehyun mengabaikan racauan Bam-giyu tentang Haurus, Mencoba mengambil perhatian pemuda yang tengah di ambang sadar. Taehyun mengangkat sepatunya dari sisa-sisa salju yang melebur di ujungnya, berjalan dan menggapai lengan Bam-giyu untuk mengangkatnya berdiri.
"Beomgyu!"
Dia mengguncang pemuda itu lagi dengan kasar agar melepaskan pegangannya pada Hueningkai, dia mulai tidak sabaran, dia bukan bermaksud untuk mengabaikan kedukaan yang kini Bam-giyu rasakan, tetapi menjaga kesadaran tetap stabil di tengah-tengah keputusasaan di bawah naungan salju adalah keharusan.
Namun nihil, Bam-giyu sama sekali tidak merespon dan terus bergumam, tenggelam dalam kesedihannya sendirian.
"Beomgyu, kita harus cepat pergi."
Taehyun menghela nafas, tangannya naik untuk menghalangi salju menerpa wajahnya. "Beomgyu, kamu dengar aku?"
Pertanyaan Taehyun hanya di jawab oleh suara angin kencang.
Apa yang harus dia lakukan?
Membujuk Beomgyu---Bam-giyu sangat sulit.
"Beomgyu, salju akan membunuh kita berdua."
Hening, masih tidak ada respon dari Bam-giyu.
Pandangannya kemudian pindah pada kaki panjang Hueningkai yang terbujur. dia menghela nafas.
Dengan dingin Taehyun melanjutkan.
"Kita bisa membunuh Haurus bersama jika kamu mau---
Bam-giyu tiba-tiba beranjak berdiri, dia mencengkeram wajahnya sendiri dengan nafas tersenggal. Taehyun terlonjak kecil, dia segera berdiri dan mendekat. "Kamu baik-baik saja?" Dia kembali bertanya khawatir.
Bam-giyu terdiam, perlahan nafasnya mulai tenang, dengan lambat melepas cengkeramannya dari wajahnya sendiri, melirik Kang Taehyun yang berdiri di sampingnya.
Taehyun mengerut dengan hati yang berat melihat betapa kosong dan merahnya sorot tersebut, bekas air mata yang meleleh dengan bibir yang kusut.
"Hueningkai menyuruhku pergi."
Bam-giyu bersuara tanpa energi di dalam nada suaranya. Taehyun menaikkan alis.
"Sungguh?" Taehyun bertanya dengan prihatin.
Bam-giyu mengangguk samar. "Dia menemuiku dalam halusinasi." jemarinya terangkat mengeratkan kerah kemejanya, mengeluarkan nafas pendek. "Tetapi aku tidak mau meninggalkan tubuhnya disini."
"..."
"Membiarkannya terkubur salju? Pemuda aneh, dia memang bodoh seperti yang aku kira."
"...Beomgyu."
"Aku tidak mengerti.. sungguh, ini tidak adil.. Hueningkai tidak bersalah.. apa yang dia lakukan? Dia tidak melakukan apapun.. dia orang yang sangat baik... dia anak yang baik.. sungguh.. aku mengenalnya dengan baik.. dia anak yang senang menulis hal-hal sederhana.. dia anak yang cerdik.. dia senang membantu orang..."
"Beomgyu?"
"Ini salahku.. salahku.. mengapa aku hidup? hidupku tidak ada harapannya lagi sekarang.. harapanku hilang.. siapa yang akan mengunjungi restoran Soobin lagi? siapa yang akan.. siapa... Salahku.. salahku... Dunia yang asing tanpa Hueningkai... aku tidak bisa membayangkannya.. hidupku hancur.."
KAMU SEDANG MEMBACA
one to one way
Fanfiction"daun beku itu telah menipu runtuhan butir salju." . . . Pria muda di depannya terlihat terdiam, dia hanya mengangguk. "Anda hanya.. terlalu mencintai diri anda sendiri. Ide dari keputusasaan yang anda miliki terlalu berharga untuk ditinggalkan." Di...