[WALK ALONE IN THIS WAY]

66 8 8
                                    

Ø₦Ɇ ₮Ø Ø₦Ɇ ₩₳Ɏ

Pada langit sore hari yang mendung didalam restoran hari itu, aku membeku. bayangan remang akan pandanganku yang perlahan pudar bagai gelapnya intensitas bulan yang ditutupi awan, dengung didalam rungu selaras dengan pekikan besi tajam, suhu tubuh yang berubah tegang seperti sengatan listrik..

Semua respon itu memberiku kilasan balik seluruh mimpi dan kenyataan yang ada.

Apa aku bahkan sekarang masih memiliki kesadaran akan metakognisi yang tersisa?

Kepalaku rasanya sakit.

Suara Hueningkai diseberang sana mendengung seperti irama kereta api yang berbelok tajam.

Seluruh tubuhku terpaku, namun jariku gemetar.

Perlahan menjurus ke kepastian.

Rangsangan dibawah telapak kakiku diatas sol sepatu yang menyentuh tanah menjadi pengiring keputus asaan tak berujung yang membawaku ke ujung Utara.

Kesabaran akan nikmat ego, dominasi akan harapan palsu yang dengan lambat membawa ke gerbang hukuman itu sendiri, semua hanya membunuh habis seluruh kelegaan dan kecemasan didalam hatiku secara bersamaan. menyisakan kekosongan tak terbatas seperti gelapnya semesta yang selalu aku iming. Instrumen ritmis tersebut mendorongku ke tengah-tengah rasa bersalah yang membumbung tinggi yang lagi-lagi tidak ada habisnya seperti bara sinar dari kegelapan akan masa lalu yang hidup.

Tidak ada lagi suara lain selain respon tanah terhadap alas sepatuku yang bergema memberi reaksi getar didalam tungkai kaki.

Suara napas dari mulut yang berhembus kasar, denyut dada yang memberat, pergerumulan emosi negatif yang berliku-liku memenuhi tenggorokanku dan rasanya aku ingin muntah. ini adalah kekacauan yang membingungkan, rasanya kata-kata gagal untuk menyampaikan kedalaman rasa sakit yang sebenarnya, sepenuhnya hanya kekosongan tidak masuk akal yang membuncah membuat kepalaku rasanya ditusuk serpihan-serpihan kaca gelas, ketidak percayaan akan fakta yang telah terucap telak membuat lidahku kelu.

Jika saja aku bisa mengerti kata-katanya hari itu.. apa itu adalah satu-satunya poin yang dia arahkan kepadaku? apakah jika aku menanggapinya dengan jawaban yang lebih, apakah masa depan yang gelap ini akan berubah?

Andai saja aku bisa membalikkan waktu..

Andai saja aku bisa membalikkan kehidupan seperti apa yang sudah aku lakukan.. tak peduli bagaimana kejahatan tidak termaafkan itu berlaku dan memakanku seperti rotasi emosi yang kacau balau.

Apakah ia akan menungguku menjawab kata-kata itu dengan kesempatan baru yang lebih sempurna?

Jika saja sebuah narasi indah dari suara hatiku dapat menghantarkannya kembali.









"Ah, bisa gila."

"Apa yang harus kita lakukan?"

"Hubungi petugas medis dan penyelidik serta keamanan disini."

"Kau yakin? dari mobil yang sudah diangkut ke daratan, tidak ada riwayat rem blong ataupun kerusakan. ini adalah tindakan yang disengaja dari pengendara itu sendiri."

one to one way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang