Ø₦Ɇ ₮Ø Ø₦Ɇ
O̵n̵e̵ t̵o̵ o̵n̵e̵"Itu bukan aku."
Yeonjun memutar bola matanya malas. "Kamu sekarang sudah tidak kaku lagi saat bercanda."
Hueningkai mulai agak kesal dengan bantahan tersebut dan kemudian berujar terus terang.
"Aku tidak bercanda. Aku belum pernah kesana sekalipun."
Pernyataan serius dari Hueningkai membuat Yeonjun berpikir lagi, meskipun awalnya dia tidak percaya.
Dia menilik penampilan Hueningkai dari bawah hingga wajahnya, setelahnya kernyitan tipis terlihat di keningnya.
"Oh.. aku ingat." Dia berkedip, menyandar lebih dekat. "Jas hitam pada sisi kirinya lebih panjang. Kira-kira sampai di atas lutut.. atau mungkin dibawahnya, ya? sial aku lupa." Dia bergumam sendiri, Hueningkai meresapi semua deskripsi tersebut sembari mengernyit bingung. mengapa desain bajunya sangat aneh saat dia bayangkan?
Yeonjun kemudian melanjutkan lagi, "Tapi dia memiliki wajahmu, suara dan tegapmu, semuanya. Sungguh, aku tidak berbohong. aku masih mengingatnya jelas."
"..."
"Atau jangan-jangan kamu punya kembaran, ya? Haha.."
"Tidak." Hueningkai menyanggah lagi, ekspresi miliknya berubah tak nyaman.
Siapa itu?
Mengapa ada seseorang menyerupai dirinya?
"Kurasa aku akan tutup lebih awal."
Suara Soobin menginterupsi di tengah teduh nuansa restoran, dia menghampiri meja Hueningkai dan Yeonjun dengan ekspresi netral. Bam-giyu terlihat di belakang Soobin, aura wajahnya semakin menggelap, entah apa yang Soobin lakukan padanya.
"Oh, kenapa tutup lebih awal?" Yeonjun bertanya.
Soobin tersenyum sembari membuat isyarat telepon dengan jemarinya.
"Ayahku memintaku pulang."
Hueningkai dapat merasakan tatapan Yeonjun mengarah ke arahnya. dia kemudian menatap Soobin lagi.
"Ya, tentu saja kamu bisa tutup lebih awal. bermainnya sampai disini dulu." Yeonjun membalas senyuman dan berdiri dari duduknya, Hueningkai memandangi ketiga orang yang berdiri dan berbicara satu sama lain itu dalam diam.
"Beberapa memilih mengundurkan diri, aku juga tidak mengerti." Soobin berbicara pada Bam-giyu dengan Yeonjun dengan raut sedih yang dibuat-buat. Hueningkai hanya menyimak. Tampaknya mereka bertiga sedang membahas tentang beberapa karyawan Soobin yang mengundurkan diri.
"Wajahmu aneh. jadi mereka semua melarikan diri." Bam-giyu berkomentar dengan mimik masam, sepertinya mencoba balas dendam karena sebelumnya Soobin menyebutnya mirip limbah tuna. Hueningkai terkikik dalam hati ketika mengingat pertemuan pertama itu.
"Mungkin mereka menemukan pekerjaan lain." Yeonjun menambahkan, Soobin hanya menaikkan bahunya acuh.
"Mungkin saja, lagi pula aku tidak ingin memikirkannya lagi. sudah ada Beomgyu yang akan mengurus."
KAMU SEDANG MEMBACA
one to one way
Fanfiction"daun beku itu telah menipu runtuhan butir salju." . . . Pria muda di depannya terlihat terdiam, dia hanya mengangguk. "Anda hanya.. terlalu mencintai diri anda sendiri. Ide dari keputusasaan yang anda miliki terlalu berharga untuk ditinggalkan." Di...