Real world of room 204 spoiler.
Mengesampingkan semua rasa asing yang mungkin semua masalah sebabkan, kesedihan, sesak dan kecemasan. Sekalipun kembali merusak skeptisisme, tanda tanya, pernyataan, perspektif adalah keterhubungan dan bagian dalam hidup.
Tidak, Hidup itu sulit.
Bukan hanya dari itu saja.
Orang mungkin tidak paham, tetapi seharusnya manusia sudah tahu.
Bahwa kehidupan manusia sangatlah kontradiktif..
"Kamu melamun."
Pemuda kurus lain yang duduk di atas bangsal rumah sakit itu mendengus. ia melirik sahabatnya yang menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong. mata itu tidak berkedip.
Sahabat pemuda yang sakit itu tidak terkejut, ia menyadari dirinya tenggelam dalam lamunan. satu tarikan nafas merebut keteduhan di ruangan selama sesaat.
"Kamu sibuk menggambar.. aku tidak punya teman mengobrol."
Pemuda yang sakit tersenyum tipis.
"Aku punya ide untuk memberantas kebosanan yang kamu derita sekarang.." ia mengklaim, kemudian mensejajarkan lebih dekat meja bekas tempat makan khas rumah sakit, ke arah sahabatnya yang duduk di samping bangsalnya.
Sang sahabat mengernyit. "oh ya?"
Pemuda yang sakit mengangguk.
"Kita bisa membuat karakter bersama. aku yang mendesain, dan kamu akan membuat narasi tentangnya. kehidupan baru akan tercipta dari sana." Pemuda yang sakit kemudian mengangkat pensilnya dengan bangga.
"..Narasi?"
Pemuda yang sakit mengangguk semangat.
"Apa kamu punya ide siapa inspirasi yang akan menjadi tema utama karakter ini?" Pemuda yang sakit mulai menggambar garis dengan kedipan semangat.
Sang sahabat hanya menanggapi dengan kekehan kecil.
"Mungkin, kamu bisa mengambil Bintang Utara yang selalu kamu kagumi itu."
Ø₦Ɇ ₮Ø Ø₦Ɇ
O̵n̵e̵ t̵o̵ o̵n̵e̵Akses menemui Choi Suwon jelas sulit.
Bam-giyu kini tidak punya kunci apapun lagi untuk mengejar informasi lebih lanjut. Keberadaan Kang Taehyun, jati diri Choi Beomgyu, dan kebenaran dari Haurus.
Hari ini adalah hari lain pada bulan Desember, Matahari perlahan turun di cakrawala saat langit mulai bergulung, langit cukup suram dan angin mulai sedikit kencang. Bam-giyu sedang menuju Flat tempatnya tinggal setelah melakukan tugas hariannya.
Setelah kembali di cercah oleh pria tua pemilik jam antik di hari sebelumnya karena menghilangkan kepala beruang, Bam-giyu mondar-mandir mencari pekerjaan kecil-kecilan yang tentu tidak memiliki kontrak sampai satu hari.
Pada perjalanannya menuju jembatan, satu-satunya jalan ke Flat tempatnya tinggal, ia mendengar suara umpatan keras dan bunyi pukulan yang mengganggu. mau tidak mau, Bam-giyu seketika heran dan langsung mengamati sekitarnya.
"?"
Tanda tanya muncul di dalam kepalanya.
Bam-giyu melanjutkan perjalanannya. Sisa hari berlalu dengan lambat, di luar agak lembab karena topan yang akan datang dalam beberapa hari. Itu membuatnya sangat tidak nyaman untuk berjalan dalam waktu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
one to one way
Fanfic"daun beku itu telah menipu runtuhan butir salju." . . . Pria muda di depannya terlihat terdiam, dia hanya mengangguk. "Anda hanya.. terlalu mencintai diri anda sendiri. Ide dari keputusasaan yang anda miliki terlalu berharga untuk ditinggalkan." Di...