𝕠𝕟𝕖 𝕥𝕠 𝕠𝕟𝕖 𝕨𝕒𝕪
"Ah, Beomgyu. kemari, bantu aku. mengapa kamu hanya berdiri disana?"
Suara Soobin membangunkan lamunanku, aku berdehem untuk menenangkan pikiranku dan kemudian berjalan kearahnya, sedikit kebingungan ketika Soobin memanggilku dengan nada suara seperti biasa.Apa ia melupakan.. kemarin?
Oh..
Aku menggelengkan kepalaku cepat.
Sepertinya aku hanya berlebihan.
Aku menatap tumpukan kotak-kotak berisi ikan yang berbau amis, aku sedikit mengernyit, kemudian berjongkok dan menatap Soobin. "Pesanannya datang lebih cepat dari biasanya." Kataku, mencoba berbicara dengannya lebih lanjut. meski masih ada kejanggalan yang menggantung pada dadaku. "Apa kamu memang sengaja?" tanyaku kemudian, dengan nada yang sedikit ragu.
Soobin menganggukkan kepalanya, kemudian menoleh kearahku dengan senyum kecil. tatapannya terlihat bebas, "Ya. aku sengaja." jawabnya.
Aku terdiam, "jadi begitu.." bola mataku bergulir lagi kearah kotak berisi ikan tuna dan kemudian mengambil salah satu darinya dan berdiri mengangkatnya. tentu saja ini sudah menjadi bagian pekerjaanku, biasanya aku dan Soobin akan menaruhnya dilemari besar es dibalik ruangan.
"Hati-hati membawanya Beomgyu!"
Suara Soobin terdengar dibelakangku, aku hanya diam dan mengangguk.
Langkahku perlahan seraya memikirkan beberapa kemungkinan dan pertanyaan yang tidak terjawab.
Mengapa ia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa?
Keningku mengerut seiring aku memikirkan hal itu.
Aku menghela napas.
Saat aku kembali dari meletakkan kotak-kotak berat berisi ikan tuna kedalam lemari pendingin, aku kembali keruang utama restoran.
Disana aku menemukan Soobin berbincang dengan seorang pria, membelakangi aku, sehingga aku tidak bisa melihat wajah orang yang berbicara dengan Soobin. aku juga tidak terlalu memikirkannya, namun ketika aku hendak mengambil sapu tangan disisi meja pelanggan, suara familiar mengagetkan aku. yang tak lain adalah dari pria yang berbicara dengan Soobin.
Siapa lagi jika bukan...
Choi Yeonjun.
Gigi gerahamku bergemelatuk kesal.
Moodku seketika berubah buruk.
Aku berbalik kearah Choi Yeonjun dan Soobin yang entah, ia tiba-tiba berjalan keluar. Choi Yeonjun melirik Soobin yang berjalan keluar dan kemudian menatapku. aku tidak mengatakan apapun, hanya menunggunya mengucapkan sesuatu. sejujurnya aku muak dan tidak ingin bertemu dengannya, bayangan anak-anak kecil di Nobeless kemarin sedikit menghantuiku.
Aku tidak menyangka ia akan datang kesini.
Aku sampai lupa ia berteman dekat dengan Soobin.
Tetapi aku tidak tau jelas..
"Hey."
Choi Yeonjun bersuara. ia berjalan mendekat kearahku, aku melihatnya menghela napas pendek.
"Aku minta maaf."
Aku masih membisu, tetapi kali ini mataku melirik kearahnya.
Choi Yeonjun menyadarinya, dan hanya menatapku intens. tatapan itu sedikit membuatku tak nyaman, aku tidak terbiasa ditatap seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
one to one way
Hayran Kurgu"daun beku itu telah menipu runtuhan butir salju." . . . Pria muda di depannya terlihat terdiam, dia hanya mengangguk. "Anda hanya.. terlalu mencintai diri anda sendiri. Ide dari keputusasaan yang anda miliki terlalu berharga untuk ditinggalkan." Di...