[ONE TRAGEDY TO MYSTERY OF MYSELF]

53 8 5
                                    

Ø₦Ɇ ₮Ø Ø₦Ɇ ₩₳Ɏ

"Kamu mengenalnya?"

"Hei, katakan sesuatu. kamu membuatku khawatir."

"Apa dia keluargamu?"

Tangan penguin Hueningkai terus menusuk-nusuk pipiku. aku tidak menjawab dan hanya menatap kosong kearah dinding rumah sakit didepanku. Hueningkai menghela napas dan meletakkan kepala penguin itu dikursi disampingku. dan kemudian ikut duduk.

Hening, hanya ada suara tapakan kaki dari pengunjung, suara langkah kaki para petugas kesehatan, serta hujan diluar sana yang mengguyur deras.

"Aku yakin dia selamat."
Hueningkai bersuara lagi, mengisi kesunyian diantara kami.

"..dia adik LSN."

"Huh?"
Hueningkai dengan cepat merespon dan kini menyandarkan dirinya lebih dekat, aku meliriknya sekilas kemudian mengangguk samar.

"Detektif muda yang pernah kamu sebutkan dipameran seni. Yang mati karena kecelakaan."
Aku menjelaskan singkat, lalu bersandar di dinding rumah sakit. aku masih mengingat dengan jelas lukisan LSN hari itu. sejauh ini mungkin Hueningkai hanya tau bahwa LSN mati karena kecelakaan biasa, nyatanya saat aku mendengar langsung dari Lee Kiyung, LSN mati karena menyelamatkan bayi kucing ditengah jalan. Yah, media jelas tidak mungkin menampilkan kabar seperti itu.

"Kamu mengenal Detektif muda itu?"
Hueningkai bertanya.

Aku terdiam sejenak, "tidak.. aku tidak mengenalnya." aku berkata jujur. ada beberapa hal yang bentrok dikepalaku. aku tidak tau jelas..

Hueningkai masih menatapku khawatir, aku membenci itu setengah mati. "Ini sudah lewat dua jam. apa anak ini memiliki wali?" Hueningkai berujar lagi, pandangannya mengarah pada ruang rawat darurat yang ada didepan. "Tubuhnya sangat kurus dan kecil, aku menjadi takut akan terjadi hal buruk.." ia bergumam. aku dapat mendengarnya, aku juga tidak mengetahui tentang orang tua Lee Kiyung, yang aku dengar saat aku dan dia bertemu di perjalanan ke ruang 204, ia bilang bahwa ibunya dalam tahap penyembuhan, mungkin sekarang ada di pusat rehabilitasi. bagaimana dengan ayahnya? yang kutau pria tua itu sibuk bekerja.

"Rumah sakit mungkin sekarang berusaha menghubungi sekolahnya." aku menyahut.

Hueningkai mengangguk.

"Apa anak itu ditindas?"

Aku menoleh. "Ya?"

Hueningkai memasang ekspresi berpikir, sebelum membuat isyarat dari tangan penguinnya yang bahkan tidak menunjukkan jemarinya. "Aku melihat banyak plester disekujur lengan dan lehernya."

"..."

Jujur, itu koneksi pribadiku dengan Lee Kiyung.

"akhir-akhir ini sekolahku baik-baik saja. aku mempunyai seorang pahlawan sekarang." senyum kecil yang manis lagi-lagi tersungging dibibirnya.

"Penindas disekolahku dibasmi olehnya, dan ia berhasil membuat mereka tidak menindasku lagi. ia mirip seperti Hyung." aku bisa melihat Lee Kiyung menggaruk pipinya, matanya berkedip-kedip penuh semangat. "Aku mengidolakannya, sama seperti aku mengidolakan Hyung."

"Pahlawan yang aku sebutkan itu.. Yeonjun Hyung."

"Sial."

Aku mengusap wajahku sendiri frustasi. dari awal aku kebingungan bagaimana cara untuk memberitahu Lee Kiyung bahwa Yeonjun, orang yang ia sebut pahlawan, tidak akan pergi menyelamatkannya lagi selamanya.

one to one way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang