Prolog

233 18 5
                                    

Tempat Haidan melarikan diri hanya di taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat Haidan melarikan diri hanya di taman. Masih dengan seragam sekolahnya, Haidan hanya duduk diam sambil menatap telapak tangannya yang terluka akibat goresan gunting tadi. Kali ini Haidan benar-benar mendapat luka. Sakit dan perih rasanya. Sesak yang terasa di dadanya sungguh tidak nyaman. Ingin rasanya Haidan melampiaskan amarahnya. Haidan tidak bisa menangis, dia hanya terlalu lelah untuk melakukan itu.

Haidan bangkit sambil menatap langit yang mendung. Matahari sebentar lagi akan terbenam. Dia harus segera pulang meski muak rasanya ada di dalam rumah.

Ketika Haidan berbalik, dia melihat seseorang yang mengusik hatinya. Naya. Gadis itu berdiri dengan keadaan yang berantakan. Haidan terdiam melihat betapa kosongnya tatapan Naya. Gadis itu berbalik lantas melangkah pelan masih dengan tatapan kosongnya. Haidan yang ada di depannya sama sekali tidak dihiraukannya. Haidan mengernyit, raut wajah Naya benar-benar terlihat tidak baik-baik saja. Ini sungguh mengusik hatinya.

Ketika melihat Naya yang akan melewatinya begitu saja, Haidan memegang lengan gadis itu. "Lo kenapa?" Pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

Naya menatap Haidan. "Haidan?" Namun, seketika raut wajahnya berubah sendu.

Haidan terdiam. Dadanya yang terasa sesak menjadi aneh ketika melihat mata Naya yang berkaca-kaca.

"Haidan, tau nggak apa yang paling menyakitkan di dunia ini?"

Haidan mengernyit bingung. "Hah?"

"Perpisahan. Perpisahan karena kematian. Nggak peduli serindu apa, dia nggak bakal bisa ketemu lagi sama orang yang dia rindu." Setelah berbicara seperti itu, Naya melepaskan genggaman tangan Haidan pada lengannya. Kemudian melangkah pergi.

Haidan yang terdiam hanya menatap punggung Naya. Bukannya tidak mengerti, Haidan tahu jelas apa yang dimaksud dalam ucapan Naya. Namun, Haidan tidak tahu harus bersikap bagaimana dan masih tidak tahu alasan Naya berbicara seperti itu. Mungkinkah Naya butuh waktu? Tapi Haidan tak suka melihat Naya seperti itu.

***

Hai! Salam kenal! Saya Kai.

Pertama-tama saya mau bilang, cerita ini sudah saya buat di tahun 2022. Awalnya hanya sebuah ide cerita yang saya kembangkan. Lalu di pertengahan tahun 2023 saya jadikan cerita ini dalam bentuk AU. Hanya sedikit atau mungkin tidak ada yang membaca. Karena sepertinya saya tidak bisa melanjutkan dalam bentuk AU, akhirnya saya jadikan seperti awal. Dan ini lah sekarang!

Selanjutnya, jika tiba-tiba ada sedikit kesamaan dengan cerita lain itu hanya ketidaksengajaan yang kebetulan. Mohon untuk tidak langsung menyimpulkan bahwa segala hal berupa sedikit kesamaan adalah plagiat. Membuat cerita itu tidak mudah. Butuh pengorbanan waktu yang lama.

Semoga suka dengan cerita yang saya buat.

Terimakasih.

Untuk HaidanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang