tiga puluh

53 5 0
                                    

Liana kemudian mendekat kearah Alaksa dan membalikkan badan Alaksa agar menghadap kearahnya. Liana menatap wajah Alaksa yang baru dia lihat lagi. Kulitnya lebih pucat dari biasanya dan wajahnya terlihat sedih.

"Alaksa maafin gue ya" ujar Liana dengan pelan kemudian mendekat dan memeluk Alaksa yang hanya menatapnya dengan tatapan kaget karena Liana yang tiba-tiba memeluknya.

Liana baru tahu kalau Mama Alaksa meninggal dari Rion dan itu membuatnya kasihan pada Alaksa, dia sudah kehilangan Alara dan sekarang Mamanya.

Harusnya lo nggak minta maaf ke gue Liana. Ujar Alaksa dalam hati. Kemudian membalas pelukan Liana dia sangat membutuhkan pelukan ini sekarang, tapi kenapa harus Liana yang begini padanya, ini hanya membuatnya terlihat semakin menyedihkan.








🥀







Alaksa POV ; 3 tahun yang lalu.

Lelaki dengan kemeja hitam yang kini memainkan ponselnya di mobil, tidak sengaja melihat seorang siswi yang kini berdiri sambil mencari-cari seseorang, dia agak kesusahan memegang beberapa buku dikedua tangannya, dan juga ponsel yang masih terpasang headset.

Lelaki yang sedang menunggu adiknya keluar dari sekolah itu akhirnya menaruh ponselnya dan memilih mengamati siswi itu.

Dia kelihatan sangat tenang dan tidak banyak bicara, disaat siswa-siswi yang melewatinya berusaha mengajaknya mengobrol, kulitnya terlihat sangat putih dan pucat, wajahnya juga sangat cantik tanpa riasan apapun diwajahnya, dan rambut panjang yang dia biarkan tergerai.

Alaksa terus melihat siswi itu sampai dia mendapati adiknya Alara menyenggol lengan siswi itu yang menyebabkan semua buku-buku dan ponsel ditangannya jatuh, tetapi siswi itu malah mengabaikan Alara dan memilih untuk mengambil kembali buku-bukunya dan memilih pergi dari hadapan Alara tanpa berniat memarahi Alara.

Dan ini bukan pertama kalinya Alaksa melihat Alara mengganggu siswi lain.

Alara Skyla adiknya duduk dibangku kelas 3 SMA, sedangkan dia berada di tahun ke-3 perkuliahan. Dan hal itu membuat kedua orangtua Alaksa mewajibkan Alaksa untuk selalu menghantar jemput adiknya sekalian menjaganya agar tidak keluyuran setelah pulang sekolah.

Alara kini berjalan kearah mobil tanpa beban, dan memasuki mobil sambil memukul lengan Alaksa.

"Siang ka Al yang gantengnya kebangetan" ujar Alara sambil memakai seatbelt.

"Kenapa nggak minta maaf tadi?" Tanya Alaksa pada Alara yang kini sudah sibuk menyalakan musik.

"Ka Al lihat?" Tanya Alara tanpa beban.

"Kenapa?"

"Dia emang orang cuek, dan terlalu dingin makanya pengen gue gangguin aja. Oh iya dia juga pacaran sama cowok yang udah Alara suka dari lama" jelas Alara.

Oh oke. Alara memang ambis seperti biasa. Gumam Alaksa dalam hati, dia memang tidak kaget dengan sikap malas tahu Alara.

"Nama dia?" Tanya Alaksa lagi tanpa berniat menyalakan mobil.

"Liana, buruan jalan kak" ujar Alara dengan penuh permohonan.

"Keluar terus minta maaf ke Liana Ra" perintah Alaksa yang kini menatap Alara.

"Enggak mau" tolak Alara yang sudah memilih memakai earphone dan menutup kedua matanya.

Melihat itu Alaksa langsung turun dari mobil dan membuka pintu mobil dan melepaskan earphone Alara.

"Oke fine" ujar Alara.

Alaksa dan Alara kemudian berjalan kearah Liana yang kini sedang membaca buku sambil menunggu jemputan.

DRAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang