Waktu menunjukkan pukul 11 malam dan gadis itu baru tersadar dari pingsannya. Dia Liana si gadis dingin yang kesepian.
Liana melihat sekitarnya dengan kerjapan lambat dan mendapati siluet seorang lelaki yang sedang menghisap rokok dibalkon kamarnya.
Pasti Reynal. Siapa lagi lelaki yang bisa seperduli itu padanya?
Liana milih mengabaikannya Liana kemudian menuntun kakinya secara perlahan memasuki kamar mandi tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Membersihkan dirinya sebentar seraya menahan sakit ditubuhnya.
Liana kemudian memakai piyama yang biasa disiapkan Bi Yasmin di kamar mandinya, kemudian keluar dari kamar mandi dan mendapati Reynal yang sudah berdiri didepannya dengan tatapan dinginnya.
"Kenapa nggak minta bantuan gue, hm?". Tanya Reynal dengan nada sedikit marah, namun tetap tenang mengingat kondisi Liana yang masih jauh dari kata stabil.
Liana mengabaikannya kemudian berjalan menuju meja riasnya mengambil salep yang biasa digunakannya untuk mengobati luka sobek dibibirnya, dan berjalan kembali ke wastafel.
Saat hendak membuka salep tersebut, Reynal lebih dulu mengambil alih salep tersebut kemudian menarik pelan tangan Liana untuk didudukkannya ditempat tidur, kemudian mulai mengobati luka sobek dibibir Liana dengan telaten.
Reynal mengerutkan dahinya kaget saat melihat lecet disekitar lehernya yang sudah mengering.
kissmark.
"Siapa?". Tanya Reynal pelan berusaha untuk tidak menyinggungnya.
Tidak ada jawaban apapun dari Liana, sehingga Reynal memilih untuk mengoles salep pada lecet disekitar leher Liana dalam diam begitu pula dengan Liana yang hanya diam menunggunya dengan tatapan kosong hingga Reynal selesai mengobatinya.
Kemudian tanpa mengatakan apapun Liana berdiri mengambil Rokok dan pemantiknya di laci meja kemudian berjalan menuju balkon.
Reynal masih memikirkan kissmark tersebut, hingga baru tersadar saat melihat Liana membawa rokok serta pemantik ditangannya, sontak Reynal langsung mengambil alih kedua benda tersebut ditangan Liana dan membuangnya asal.
"Sialan!! Lo apa-apaan sih!!". Teriak Reynal dengan wajah kesal.
Melihat Liana yang hanya tertunduk menatap rokok yang Reynal buang membuat Reynal merasa bersalah dan langsung membawa Liana ke dalam pelukannya
"Sorry udah kasar" ujar Reynal sambil mengusap punggung Liana. "Jangan kaya gini lagi Lia ada gue disini, lo nggak sendirian" lanjut Reynal lagi.
🥀
Seminggu setelah kepergiannya ke Jepang untuk urusan perusahaan menemani Papanya, Reynal akhirnya bisa kembali ke Indonesia dan langsung menjenguk Liana.
"Pagi tuan". Sapa Bi Yasmin padanya ketika membuka pintu.
"Pagi Bi, Lia ada?" Tanya Reynal.
"Ada den" jawab Bi Yasmin. "Tapi udah 3 hari ini Nona belum mau keluar kamar dan tidak masuk ke sekolah den. Nona juga kalau ditanya juga hanya meresponnya dengan mengangguk atau menggeleng saja tuan" lanjut Bi Yasmin yang langsung membuat Reynal bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGA
General Fiction"Kalau kamu yang menjadi penyebab luka itu, paling tidak kamu harus menjadi obatnya atau mengobatinya" DRAGA yang artinya Obat.