dua belas

2.4K 108 2
                                    

"Gue yakin lo nggak semelarat itu untuk harus istirahat diapart gue" ujar Liana.

"Ini juga karna semalem ngurusin lo juga" sahut Rion tidak terima.

"Yaudah, yaudah"

45 menit berlalu dan Liana kembali dengan wajah tenang seperti biasa. Berbeda dengan Rion yang sudah terbaring nyenyak ditempat tidurnya.

"Makasih buat semalam". Ujar Liana cepat kemudian hendak berlalu keluar kamar sebelum akhirnya ucapan Rion menghentikan langkahnya.

"Gitu doang makasihnya?"

"Lo belum tidur?" Tanya Liana dengan tatapan tidak percaya.

"Nungguin lo"

"Terus mau lo apa?"

Mendengar itu Rion otomatis menggelengkan kepalanya kesal lalu memutar badannya memunggungi Liana.

"Ck sialan. Cuman sama lo aja gue diginiin". Gerutu Rion dengan kesal.

"Cuman sama lo juga gue kaya gini". Sahut Liana pelan seraya memandangi punggung Rion yang kini membelakanginya dalam tidur.

Liana berjalan menuju sofa kemudian memutuskan untuk duduk santai sambil menonton Film kesukaannya.

Beberapa jam berlalu hingga akhirnya Liana kembali tertidur pulas akibat rasa kantuk yang menderanya.

Setelah hampir 1 jam lebih tertidur, Liana kemudian bangun dan dengan langkah santai berjalan keluar menuju dapur berniat memasak sesuatu yang bisa dimakannya nanti dengan Rion.

Tanpa menunggu waktu lama Liana membuat masakan yang biasa dibuatnya dulu secara diam-diam bersama Bi Yasmin.

Jangan tanyakan soal cita rasanya, karna jujur saja Liana sangat jago dalam hal memasak, dan itu hanya diketahui Bi Yasmin saja.

Setelah makanannya tersaji Liana kemudian menuju kamarnya untuk memanggil Rion.

Waktu menunjukan pukul 1 siang dan Rion baru terbangun dari tidurnya setelah percobaan ke 5 Liana memanggilnya.

"Makan"

Rion menatap Liana sebentar kemudian bangkit dari tidurnya lalu berjalan mendekati Liana.


"Makan? Ini lo ngajak apa gimana?". Tanya Rion heran sambil mengacak asal rambutnya, yang sialnya membuatnya semakin tampan.

Inilah salah satu hal yang menjadi kebiasaan buruk Liana, dia ingin mengajak namun lebih merujuk kepada perintah.

Rion yang sedari tadi mengamati diamnya Liana, kemudian dengan berani Rion menyentil dahi Liana yang otomatis membuatnya meringis.

"Lo lagi mikir apaan?". Tanya Rion lagi.

"Makan dulu, gue udah buatin makanan buat lo". Ujar Liana tenang mengabaikan pertanyaan Rion barusan.

"Seriusan?". Tanya Rion dengan wajah kaget yang dibuat-buat.

Yang benar saja manusia dingin seperti Liana membuatkannya makanan. Kalau benar dibuatkan makanan, juga pasti ujung-ujungnya diracuni kan.

"Gue nggak bakal ngeracunin lo. Kalo itu yang lagi lo pikirin"

"Iya, emang itu yang lagi gue pikirin"

"Rugi tenaga dan waktu gue. Hidup gue terlalu berharga untuk musnahin manusia sejenis lo". Sahut Liana sarkas.

"Enggak menutup kemungkinan juga"

DRAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang