dua puluh satu

2.4K 141 14
                                    

Waktu menunjukkan pukul 9 malam, saat Liana mulai mengerjapkan matanya. Dia mengedarkan pandangannya dan mendapati Alaksa yang menatap kearahnya dari Sofa seberang.

"Udah bangun tuan putri?" Tanya Alaksa dengan tenang disusul smirk.

Mendengar itu Liana langsung bangun dan memilih berjalan ke arah kamarnya, mengabaikan Alaksa yang menatapnya tenang.

Alaksa bangkit berdiri mengikuti Liana dan menarik tangannya, hingga Liana berbalik kearahnya.

"Mau lo apa sih??!!" Teriak Liana sambil menghentakkan tangan Alaksa.

Alaksa hanya menatapnya sebentar sebelum akhirnya mengambil ponsel disakunya dan menunjukkan foto Liana tanpa busana. Alaksa menatap Liana sambil tersenyum tipis mendapati wajah kaget Liana.

"Mahasiswa business management jual diri, gimana?"

"Brengsek!!!" Maki Liana yang dengan otomatis mengangkat tangan hendak menampar Alaksa, namun tangan lelaki itu lebih dulu menahannya.

"Lo udah sembuh kan? Udah bisa teriak dan ngangkat tangan juga" Ujar Alaksa menatap Liana remeh.

"Lo juga masih brengsek kaya biasa!!" Ujar Liana menertawakan kebodohannya karna tadi siang dia baru saja mengasihani lelaki brengsek ini.

"Lo sama gue malam ini" Alaksa kemudian menarik Liana ke kamar dan mendorongnya ke tempat tidur.

Alaksa kini mulai membuka jaket dan bajunya, kemudian mendekat kearah Liana yang hanya memalingkan wajahnya.

Tetap sama tidak ada yang berbeda. Liana hanya diam saat Alaksa mulai menciumnya.

"Balas sialan" bisik Alaksa disela-sela ciumannya. Liana tidak menggubrisnya dan memilih diam.

"Liana, foto lo gue--" Ucapan Alaksa langsung dibungkam dengan bibir Liana yang mulai membalas ciumannya. Alaksa tersenyum tipis kemudian mulai membuka satu persatu kancing baju Liana dengan sebelah tangannya.

Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, dengan Alaksa yang sibuk menikmati setiap inci tubuh Liana, dan Liana yang mengikuti setiap gerakan Alaksa.

Setelah selesai Alaksa memilih ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sedangkan Liana hanya menatap langit-langit kamarnya sampai Alaksa keluar kamar mandi.

Liana kemudian bangkit dari tempat tidurnya membawa selimut untuk menutupi tubuh polosnya tanpa menghiraukan Alaksa baru saja keluar dari kamar mandi.

Liana sudah memutuskan untuk menganggapnya tidak ada walaupun dia berada tepat didepan wajahnya.

Saat tiba didepan pintu kamar mandi Liana membuang selimut itu dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Dia mengunci pintu dan mulai menyalakan shower kemudian mulai membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai Liana memakai handuk dan keluar dari kamar mandi. Tatapannya tertuju pada Alaksa yang sudah kembali berpakaian. Liana kemudian mengabaikannya dan memilih mengambil pakaiannya.

Alaksa perlahan mendekat. Dan membalikkan tubuh Liana menghadapnya.

"Gue paling nggak suka diabaikan" Ujar Alaksa disusul ciuman singkat dibibir Liana. Kemudian berjalan keluar dari kamarnya untuk pulang.

Setelah memakai piyamanya, Liana kembali ke tempat tidurnya dan mengambil ponselnya di laci. Dia melihat puluhan panggilan tidak terjawab dari Reynal. Tumben Reynal menelfonnya jam begini. Harusnya dia lagi kuliah, di Jakarta Jam 10 malam artinya disana masih jam 10 pagi.

DRAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang