Tok tok tok
Tok tok tok
Liana melepaskan pelukannya pada Alaksa kemudian berjalan menuju pintu apartemen dan membukanya.
"Liana" Panggil Reynal kemudian memeluk Liana.
"Rey" ujar Liana dengan wajah kagetnya. Apalagi Reynal yang kini sudah memeluknya dengan sangat erat.
"Gue kangen banget sama lo"
"Lo kenapa bisa disini?" Tanya Liana yang masih tidak percaya Reynal bisa memeluknya sekarang. Dia jelas sangat senang melihat Reynal disini.
"Liana, lo siap-siap ya kita ke rumah sakit sekarang lihat Opa" jelas Reynal.
"Opa kenapa Rey?" Tanya Liana yang kini melepaskan pelukan dan menunggu penjelasan dari Reynal.
Kalau Reynal sampai balik ke Indonesia berarti ada sesuatu yang penting kan.
"Nanti gue jelasin Lia, waktu kita nggak banyak, gue tunggu dibawah ya" ujar Reynal masih berusaha memberi pengertian pada Liana, kemudian keluar dari apartemen sambil menghubungi seseorang.
Liana kemudian menutup pintu apartemen dan berbalik hendak menuju ke kamar dengan terburu-buru.
"Lo mau kemana?" Tanya Alaksa yang kini masih berdiri dibagian yang menghubungkan ruang tengah dan jalan menuju pintu keluar.
"Ke Rumah Sakit" ujar Liana kemudian menarik lengan Alaksa agar memberinya jalan.
Alaksa kemudian bergeser dan mengikuti Liana yang kini berjalan menuju kamar dengan langkah yang terburu-buru.
Setelah membuka pintu kamar, Liana langsung menuju ke lemarinya, mengambil jaket dan juga mengambil ponselnya yang berada ditempat tidur.
"Lo sama siapa?" Tanya Alaksa yang kini menatap kearah Liana yang sibuk memakai Jaketnya.
"Sama Reynal"
"Jam segini?" Tanya Alaksa yang kini berada dihadapan Liana.
"Gue buru-buru Alaksa" jawab Liana kemudian mengambil fresh carenya yang dia taruh di laci samping tempat tidur.
Liana benar-benar tidak paham dengan kondisinya tubuhnya sekarang. Ujar Alaksa dalam hatinya, kemudian menghembuskan napas pelan.
"Lo bisa nggak sih jangan egois dulu???" Tanya Alaksa yang masih berdiri ditempat tanpa berniat mengikuti Liana yang kini berjalan kearah pintu kamar.
"Maksud lo?" Langkah Liana menuju pintu kamarnya langsung terhenti dan berbalik kearah Alaksa yang kini sudah berbalik kearahnya juga.
"Lo lagi hamil Liana, baru keluar dari rumah sakit juga" jelas Alaksa dengan wajah serius, dia jelas tidak ingin Liana dan janin yang sedang dia kandung kenapa-kenapa.
"Ini tentang keluarga gue dan lo nggak perlu ikut campur" jawab Liana sambil menatap lekat Alaksa.
"Ck, lo emang hanya mikirin diri lo sendiri Liana, nggak pernah mikirin yang lain" ujar Alaksa yang kini hanya menatapnya dingin sambil menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan sifat keras kepala Liana.
"Apa hak lo ngomong kaya gitu ke gue??" Tanya Liana pada Alaksa.
Dia benar-benar tidak bisa paham dengan letak dia hanya memikirkan dirinya sendiri, Opanya sedang terbaring dirumah sakit, dan dia sama sekali tidak pernah bisa menjenguk atau bahkan menemui Opa, dan ini kesempatannya dan tidak bisakah dia memakai kesempatan ini.
"Lo masih ngomongin tentang hak, untuk orang yang khawatir tentang keadaan lo??!!" Tanya Alaksa dengan tatapan kesal.
"Sejak kapan lo khawatir sama gue Alaksa??? Lo cuman ganggu tahu nggak?!! Dan gue udah capek banget!!" Balas Liana sambil menatap Alaksa dengan wajah frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGA
General Fiction"Kalau kamu yang menjadi penyebab luka itu, paling tidak kamu harus menjadi obatnya atau mengobatinya" DRAGA yang artinya Obat.