Rion kini kembali kearah Alaksa setelah mengambil kopernya yang satu lagi.
"Sorry ya lama" ucap Rion setelah pergi hampir setengah jam.
"Eh, Liana kemana?" Tanya Rion.
"Di mobil"
"Ar gue bisa nggak pake mobil lo bentar? Nanti lo satu mobil sama Liana dulu" ungkap Rion dengan tatapan penuh permohonan.
Dia tidak enak kalau harus membawa mobil Liana ke tempat itu. Sehingga dia menghubungi Arexalaksa untuk membantunya.
"Temen gue masuk rumah sak--"
"Nih" jawab Alaksa memotong ucapan Rion sambil menyodorkan kunci mobilnya. Dia tidak masalah kemana Rion akan pergi. Dan juga dengan begitu dia bisa mengganggu Liana lagi.
Keduanya kini menarik koper kedua koper Rion dan menaruhnya kedua koper tersebut di mobil Liana. Lalu Rion berjalan kearah samping pintu mobil tempat Liana duduk dan membuka pintu mobil untuk meminta bantuan Liana menghantar Alaksa.
"Liana bisa tolongin gue nggak??" Tanya Rion pada Liana yang dari tadi memainkan ponselnya.
"Gimana?" Liana menaruh ponselnya dan menatap Rion menunggu jawaban.
"Lo bisa nggak anterin Alaksa"
Hell. Big No. Yang benar saja dia harus 1 mobil dengan iblis itu.
"Mobil dia kenapa?" Tanya Liana.
"Gue pinjem bentar" Jawab Rion dengan cepat.
"Kenapa nggak bareng lo aja??" Tanya Liana dengan malas. Moodnya benar-benar hancur sekarang.
"Gue buru-buru Liana, tolongin gue ya. Ini temen gue masuk rumah sakit" ujar Rion dengan penuh permohonan, kemudian tanpa menunggu persetujuan Liana, Alaksa yang dari tadi mendengar percakapan keduanya dari pintu sebelah mobil, langsung masuk ke dalam mobil Liana dan duduk di posisi pengemudi.
"Lo jalan aja" ujar Alaksa menyuruh Rion untuk pergi. Kalau menunggu persetujuan Liana berarti mereka baru bisa meninggalkan bandara ini minggu depan.
"Thanks ya Arex, Liana" ucap Rion pada keduanya.
"Lo gapapa kan?" Tanya Rion pada Liana yang terpaksa memilih mengangguk.
Rion kemudian berjalan kearah mobil Alaksa dan mulai mengemudikannya dengan kecepatan tinggi. Tujuan Rion cuman satu, memastikan mereka baik-baik saja.
🥀
Flashback 2 years ago ; Rion dan masa lalunya.
"Gue suka sama lo Na, lo mau nggak jadi pacar gue?" Ujar Rion dengan tenang. Siswa dengan jas sekolah yang dia pegang, celana berwarna biru gelap dan baju seragam yang tidak dia sisipkan.
Ini kalimat yang hampir sama yang didengar gadis itu setiap tahun dari awal masuk SMA ini dari orang yang sama. Gadis berkulit putih pucat dengan rambut panjang tergerai itu langsung menundukkan kepalanya, dia bingung harus menjawab apa dan memilih melihat ujung sepatunya yang sudah lusuh sambil menggigit bibir bawahnya menahan rasa takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGA
General Fiction"Kalau kamu yang menjadi penyebab luka itu, paling tidak kamu harus menjadi obatnya atau mengobatinya" DRAGA yang artinya Obat.