dua puluh tujuh

1.3K 80 16
                                    

"Dia kayanya mau buat surprise untuk saya Dok" jelas Rion pada semua orang yang tampak diam. Situasi canggung macam apa ini.

Liana jelas tidak boleh stress sekarang, jadi ini waktunya Rion untuk membantunya mengatasi situasi ini.

"Kita emang lagi program Dok, tapi saya kaget aja karna dikasihnya secepat ini" Lanjut Rion sambil tersenyum kearah Liana. Walaupun dia juga tidak tahu itu anaknya Liana dengan siapa.

"Mulai minggu depan kamu harus rutin mengingatkan Liana untuk checkup setiap bulan ya ditempat praktek saya. Ini alamatnya" Ujar Dokter Sintia sambil menyodorkan kartu namanya pada Rion, yang langsung melihat alamat yang tertera disana.

"Dokter juga buka praktek di rumah sakit milik yayasan keluarganya Arex ya?" Tanya Rion setelah melihat Yayasan Gama tertera disana.

"Iya Rion" balas Alaksa dengan cepat. Dia jelas tidak ingin pamer atau apapun itu.

"Kamu jangan sampai lupa ya Rion, dan kalau selalu temenin Liana biar tahu perkembangannya" jelas Dokter Sintia.

"Baik Dok" jawab Rion dengan tenang, berbeda dengan Liana yang masih terdiam ditempat.

"Yaudah kalo gitu saya dan dokter Elika pamit dulu ya" ujar Dokter Sintia pada ketiga orang itu.

"Makasih ya Dok" ucap Rion dan Liana dengan suara sangat pelan.

"Sama-sama, oh iya banyak istirahat ya Liana" ujar Dokter Sintia mengingatkan lagi.

"Baik Dok" balas Liana.

"Makasih juga ya Arex" kini beralih ke Alaksa yang juga hendak pulang mengekor Dokter Elika.

"Aman" balas Alaksa.

Alaksa pasti punya nomor security apartemen milik Papanya kan. Apalagi Liana juniornya di kampus jadi paling tidak mereka pasti akan menghubungi Alaksa. Pikir Rion dalam hatinya.

Liana hanya diam saat Alaksa dan dokter Elika sudah pergi. Dan hanya tersisa Rion.

"Makasih Ri" ujar Liana dengan suara pelan dan raut bersalah. Dia berterima kasih karna Rion menolongnya, kalau tidak Alaksa pasti tidak akan tinggal diam kalau tahu ini anaknya. Alaksa sudah memperingatkannya dulu.

"Tenang aja"

"Gue minta maaf--"

"Lo nggak perlu minta maaf dan jelasin apa-apa ke gue tenang aja" Ujar Rion sambil tersenyum canggung.

Gue malah lebih pengecut Liana, dengan nyembunyiin Anala dari lo. Gumam Rion dalam hati.

Rion melihat Liana yang meremas tangannya sampai memerah. Rion kemudian memilih memeluk Liana untuk meredakan perasaan bersalah Liana.

"Gue minta maaf Ri"

Liana kini mulai menangis dipelukan Rion, dia merasa buruk untuk Rion. Baru kali ini ada orang yang mengerti perasaan dan dia malah menyakiti orang itu dengan kesalahan yang dia buat.

......

"Terima kasih Dok" Ujar Alaksa setelah ketiganya sampai di basement.

DRAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang