"Nggak lo angkat? Itu dari Reynal Lia" ujar Laura pada sahabatnya. Bisa gawat kalau Reynal tahu Liana disini.
"Udah tahu". Jawab Liana santai kemudian meneguk kembali cocktail miliknya.
"Percaya sama gue, mending angkat sekarang daripada dia tau lo disini, terus disamperin sama Reynal atau gengnya kaya kemarin-kemarin". Ujar Laura yang tahu betul bagaimana kronogi yang akan terjadi setelah ini.
"Iya Lia, entar diteror juga nih gue sama Hesly sama gengnya, gara-gara nggak kasih tau lu dimana". Sahut Hesly membenarkan.
"Oke, oke". Putus Liana yang mendengar penuturan sahabatnya.
"Lo dimana?". Tanya Reynal langsung ketika Liana mengangkat panggilannya.
"Gue ngantuk Rey, udah ya" ujar Liana.
"Jam segini? Di club? Lo insomnia kalo lo lupa" ujar Reynal yang pasti sudah kesal disana.
"Apa sih lo"
"Kasih tau gue, lo di club mana sekarang?"
"Gue diap--"
"Apartemen? Security juga bilang ke gue kalo lo udah pergi sama temen-temen lo tadi" potong Reynal.
"Gue ditempat teman gue"
"Musik barbar kaya gitu? Kasih tau gue dimana lo sekarang?" Tanya Reynal yang masih berusaha bertanya dengan baik-baik.
"Gue nggak mau"
"Oke. See u". Balas Reynal kemudian mematikan panggilan tersebut sepihak.
Dan benar saja tidak butuh waktu lama bagi Reynal untuk menemukan Liana dan menjemputnya pulang.
"Nggak asik banget lo Rey" ujar Liana saat Reynal menariknya keluar club dan memasukkannya ke mobil.
🥀
Jam istirahat kali ini Liana putuskan untuk tidak ke kantin dengan alasan malas bertemu dengan Viona.
Liana menyusuri koridor kampusnya yang tampak ramai dan memilih mengabaikan sekitaran dengan memasang earphone di sebelah telingannya, namun saat menaiki tangga menuju rooftop perhatian Liana teralihkan dengan bunyi gaduh dari gudang yang biasa dilewatinya sebelum sampai dirooftop. Liana memutuskan untuk mengecek sebentar melihat apa yang terjadi.
Terdengar helaan napas pelan yang Liana keluarkan saat melihat adegan perkelahian dihadapannya yang dilakukan oleh ketua tim Basket kampusnya itu.
Liana terlalu malas untuk mencari masalah dengan Gengster yang paling ditakuti oleh seisi kampusnya itu dan memilih untuk melanjutkan langkahnya menuju rooftop tanpa berkomentar.
Sontak ketua tim Basket beserta antek-anteknya tersebut menoleh sekilas pada Liana yang perlahan-lahan melangkah pergi.
Ketua tim Basket tersebut mengerutkan dahinya sedikit bingung dengan reaksi yang diberikan gadis itu padanya.
"Siapa?". Tanyanya kemudian setelah Liana pergi.
"Liana Garcia Joanne, Semester 4 Rion, lo nggak tahu?" Tanya temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGA
General Fiction"Kalau kamu yang menjadi penyebab luka itu, paling tidak kamu harus menjadi obatnya atau mengobatinya" DRAGA yang artinya Obat.